Ku tak tahu apakah ini pantas ku lakukan atau tidak. Ku hanya ingin menuliskan apa yang ku rasakan di dalam hatiku, dan apa yang ku fikirkan di dalam otakku. Semua ini agar aku tidak semakin merasa bersalah dan kelak tak ada hal buruk yang akan menimpa kalian, karenaku, sehingga akhirnya aku akan merasa tenang. Sungguh, ini bukanlah sebuah kesengajaan yang ku buat agar engkau merasa kasihan padaku. Bukan pula untuk merusak kebahagaiaan dan kebersamaan kalian saat ini. Sama sekali bukan untuk itu.
Kesengajaan ini hanyalah agar aku merasa lega tanpa merasa bersalah lagi, dan agar nanti dia tidak merasa cemburu, marah atau apapun itu pada ku. Ya, hanyalah itulah ingin ku sehingga tulisan ini ku peruntukkan dan khusus ku tujukan hanya untuk dia yang kelak akan menjadi pendamping hidupmu.
“Teruntuk dirimu yang kelak akan menjadi pendamping hidupnya, ku haturkan maaf yang begitu tinggi kepadamu. Maaf beribu maaf atas apa yang terjadi padaku saat ini, sebelum dan sesaat ketika ku buat tulisan ini. Aku hanya ingin engkau tahu bahwa dulu aku pernah menyukainya, dia yang akan menjadi pendamping hidupmu. Ya, ku menyukainya dan hanya akan sebatas itu. Tak ingin ku berusaha tuk mencintainya karena itu bukan hakku, dan bukan pula haknya tuk ku cintai karena ku tahu dan ku ingin jika yang ku cintai seharusnya hanyalah seseorang yang kelak juga akan menjadi pendamping hidupku. Ku hanya sebatas menyukai dan mengaguminya.
Ku bertemu dengannya tanpa sengaja. Namun itu tentunya adalah sebuah takdir karena setelah pertemuan pertama kami aku sering bertemu dengannya. Saat pertama bertemu dengannya, tak ada apa-apa yang terjadi. Semuanya biasa saja. Tak ada sama sekali niatku tuk mencoba berakrab-akrab ria dengannya. Kalaupun kelak jika ku akrab dengannya hanyalah karena seiring dengan waktu berjalan aku mulai berlajar tuk mengenalnya. Entah sejak kapan hal itu terjadi, namun yang ku ingat hanyalahku semakin sering berkomunikasi dengannya. Ku sering menceritakan kepadanya tentang apa yang terjadi padaku, bagaimana hariku, menanyakan tentang harinya, apa yang dia telah lakukan dan sesekali ia pun menceritakan masalahnya. Yah, semua itu semakin membuat ku merasa dekat dengannya dan semakin ku mengenalnya.
Rasa suka yang ku rasakan pernah sangat berlebih padanya. Namun, sekali lagi ku katakan, ku tak berani dan tak ingin mencintainya karena ku tahu ia bukan untuk ku saat ini. Bukan tuk aku cintai. Tapi saat itu, ketika rasa suka berlebih ku padanya muncul, ku putuskan tuk menyisipkan sebuah ringtone khusus untuknya, sebuah nada dering untuk SMS darinya yakni sebuah lagu dari Savage Garden “I Knew I Loved You Befor I Meet You”. Hahaha, lucu yah. Meski dia bukan tuk ku cintai saat ini tapi nada dering itu sengaja ku khususkan buatnya. Hal yang bertolak belakang tapi benar-benar terjadi. Oh ya, saat ku buat tulisan ini, lagu itu sempat mengalun dari MP3 ku. Waaah, sebuah kebetulan tapi ku senang akan hal itu. Eh, ku mohon maaf tapi tuk saat ini ku mohon ikhlaskan aku dengan rasaku ini. Ku akan berusaha agar rasa ini hanya sebatas rasa suka ku pada dirinya. Tak akan lebih. :)
Rasa suka ku padanya entah seperti dan sebesar apa. Jujur, ku pernah berharap jika ia kelak yang akan menjadi pendamping hidupku. Namun ku tersadar jika semua itu sudah diatur oleh-NYA. Jodohku dan jodohnya sudah IA atur. Kalau pun kelak benar ia pendampingku, Alhamdulillah. Dan, haaaaaah, jika benar itu yang terjadi maka catatan ini ternyata ku buat tuk diriku sendiri di masa datang? Woooooow, amazing. Tapi, masa depan tidak ada yang tahu jalan ceritanya. Seperti apapun itu nantinya, ku yakin IA telah menuliskan takdir dan memilihkan jalan yang terbaik untuk ku, kamu, dia dan semuanya. Kita hanya menjalani sebagaimana mestinya hidup kita ini. Baik buruknya itu kita hanya berusaha tuk hidup layak di dunia ini dan di akhirat kelak... (^_^)
# sudah diposting pada 21 Oktober 2010 di http://adrianimutmainnah.blog.com/2010/10/21/sebuah-kata-maaf-untuk-dia-yang-kelak-akan-menjadi-pendamping-hidupmu-1/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar