Entah untuk berapa lama aku sudah terpaku pada kisah lama ku, tentang rasa yang hadir dalam hati ku untuk diri mu. Semakin aku mencoba untuk melupakan dan menghapus bayangan indah tentang diri mu maka semakin aku mengingat jika aku benar-benar menyimpan rasa yang cukup besar pada mu, seseorang yang pernah ku inginkan rasa ini tertuju. Aku memang bukan orang yang selalu hadir dalam setiap langkahmu dan engkau pun demikian. Namun dengan alam sadar ku hadir mu dalam ingatan ku sungguh tak bisa ku pungkiri. Mungkin ini adalah sebuah kesalahan untuk ku karena aku bukanlah siapa-siapa mu. Yah, setidaknya untuk saat ini belum. Suatu saat mungkin itu bisa berubah. Itu harap ku. :)
Aku sudah mencoba menepis dan memungkiri jika aku masih memiliki rasa itu. Ya, aku pernah mencoba untuk mengabaikan jika aku masih menyukai mu. Aku mencoba berfikir jika mungkin diri mu bukan lah untuk ku. Aku merasa tidak nyaman dengan kehadiran orang-orang lain dalam hidup mu yang ku tahu mereka semua hanyalah teman mu, namun aku juga ragu dengan semua itu. Aku selalu berfikir "Apakah salah satu dari mereka ada yang benar-benar telah mengisi hati mu? Apakah aku sama dengan mereka, hanya sebatas teman?" Ah, jelas aku cemburu dengan mereka tapi apalah daya ku. Siapa kah aku untuk mu sehingga aku berhak cemburu? Ku tepis lagi rasa ku pada mu itu.
Cemburu. Ya, kelihatannya aku memang cemburu. Tapi jelas itu sangatlah tidak masuk akal. Aku bukanlah siapa-siapa mu, untuk saat ini. Aku bukanlah orang yang berhak mengatur hidup mu karena engkau dan orang lain yang lebih berhak atas diri mu. Aku bukanlah orang yang seharusnya mendampingi mu, untuk saat ini. Dan, aku memang bukanlah siapa-siapa mu, untuk saat ini. Aku jelas tak berhak apapun dalam hidup mu. Untuk itu, aku memohon maaf kepada "dia" yang kelak akan memiliki segala hak atas hidup mu, "dia" yang memiliki tanggung jawab atas diri mu, "dia" yang dengannya engkau akan melengkapi separuh lagi agama mu, "dia" yang sepenuhnya akan kau bimbing untuk meraih Rahmat dan Surga-Nya, "dia" yang selalu menemani mu dalam setiap helaian nafas dan jejak langkah mu, dan memang suatu saat ku harus memohon maaf padanya atas kekhilafan ku yang telah menympan sebuah rasa yang berbeda untuk diri mu saat ini. Kita tentu tidak tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari tapi aku akan tetap memohon maaf padanya saat ini atas khilaf ku ini. Aku juga seharusnya memohon maaf pada mu dan orang-orang yang berhak atas diri mu saat ini karena aku telah berani menyelipkan sebuah rasa yang berbeda di balik hubungan pertemanan yang sudah kita jalani hingga hari ini. Maaf bila aku telah melukai hubungan itu dengan menambahkan keinginan lain atas hal ini. Maaf, maaf, maaf. (>_<)
Aku mungkin terlalu berbesar hati atas apa yang telah kita lalui bersama. Segala bentuk perlakuan dan perhatian dari mu mungkin telah aku interpretasikan sebagai sebuah bentuk yang lain dari tujuan awal mu. Sungguh berat menerima jika itu semua memang hanyalah sebuah simpati biasa namun ku sadari jika aku tidak memiliki hak dan daya untuk menginginkannya lebih. Sesuatu yang memang tidak sewajarnya ku lakukan, untuk saat ini. Tapi, ku harap ini bisa mendewasakan ku agar aku bisa lebih bijak menghadapi segala hal yang berkaitan dengan bentuk hubungan kita yang sudah terjalin. Bukan aku tidak menginginkan bentuk ini berubah suatu saat nanti, tapi aku tidak ingin berharap lebih tinggi karena aku takut untuk "jatuh" dan merasakan sakit yang luar biasa. Biarlah aku dengan rasa ku ini dan abaikan saja rasa itu jika memang itu akan mengusik hidup mu. Aku memang belum pantas untuk itu. Meski rasa ku itu ternyata semakin besar hingga suatu saat nanti, tapi ku harap rasa itu bisa memudar jika memang engkau bukan untuk ku. Aku berharap dan selalu berdo'a jika memang rasa ku ini salah dan seharusnya bukan untuk mu, suatu saat nanti rasa ku ini bisa memudar untuk mu dan berbalik arah kepada seseorang yang memang seharusnya untuk ku. Tapi jika memang rasa ku ini seharusnya untuk mu, aku akan membiarkannya dulu hingga saatnya tiba. :)
Aku bukan orang yang "so' suci" yang tidak pernah mengharapkan suatu bentuk yang lebih dari hal ini namun aku mash sadar jika aku belum seharusnya seperti ini. Engkau tentu memiliki hidup mu sendiri dengan jalan dan cara yang kau yakini. Aku pun begitu yang yakin jika IA telah memilihkan yang terbaik untuk kita semua sehingga aku akan berusaha menapaki jalan ku dengan langkah ku sendiri. Aku hanya akan menitipkan rasa ku ini kepada-NYA, Sang Pemilik Segala Kehidupan di Alam Raya ini. Aku akan meninggalkan rasa ku untuk mu karena aku sadar jika rasa ku untuk-NYA masih belum cukup dan masih terlalu kecil. Aku tidak ingin menjadi hamba yang serakah dan menganggap ciptaan-NYA sendiri lebih agung dan lebih mulia dibanding diri-NYA. Aku mempercayakan hati dan takdir ku kepada-NYA karena kita akan menikmati hidup kita setelah kita mengusahakannya. Keep smile, try, pray and let it flown away. Aku mungkin masih ragu melangkah tapi aku akan meyakini setiap jejak langkah ku. Aku akan membanggakannya dan akan selalu menghayatinya. (^____^)
Rasa ku untuk mu mungkin memang tidak atau belum pantas tapi aku akan menitipkannya kepada Sang Maha Kuasa. Jika memang rasa itu seharusnya untuk mu maka aku akan mengambilnya kembali di suatu saat yang tepat. Tapi bila memang rasa itu seharusnya bukan untuk mu maka aku akan membiarkannya menguap dan memudar serta membuatkan bentuk yang lain kepada orang yang seharusnya ku beri rasa itu. Lagi, untuk dirinya, siapapun itu nanti, ku akan meyakinkan jika rasa ini akan menemukan "tuan" yang seharusnya. Ku yakin ada rahasia tersendiri yang DIA ciptakan untuk hidup ku, sebuah kisah yang akan menuntun ku menuju kebahagiaan dunia-akhirat ku, sebuah kisah yang seharusnya aku alami, sebuah kisah yang akan menemani perjalanan ku, sebuah kisah dalam catatan hidup ku. Aku percaya selalu yang terbaik yang IA berikan untuk hamba-NYA. Aku tak akan pernah berhenti berharap karena DIA-lah MAHA di atas segalanya. Tetap bersemangat dan biarlah segalanya mengalir apa adanya. Dunia belum berakhir sebelum DIA menginginkannya. SemangKa...
~ Ganbatte Kudasai ~
~ Keep smile, try, pray and let it flown away ~
# sudah dipubikasikan pada 11 Nopember 2011 di http://adrianimutmainnah.blog.com/2011/11/11/another-tentang-dia-untuk-sebuah-kata-maaf/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar