- Maka nikmat-Nya yang mana yang engkau dustakan? -
Bismillahirrahmanirrahim...
Perjalanan panjang dan menyenangkan pun berlanjut. Setelah semua urusan imigrasi di Kuala Lumpur selesai dan akhirnya aku pun duduk di atas pesawat pada kursi yang telah disediakan, di sini Allah swt menunjukkan lagi betapa besar kuasa dan campur tangannya dalam merancang perjalanan ku.
Tanpa disangka dan diduga aku punya teman perjalanan yang baik dan menyenangkan luar biasa. Awalnya orang yang seharusnya duduk tepat di samping ku memilih untuk duduk di bangku depan karena kosong dan dia ingin tidur dengan meluruskan kakinya. Akhirnya bangku tengah kosong (karena saat itu aku duduk dekat jendela dan bagian ini adalah yang paling aku suka ^^). Bangku yang satunya diduduki oleh seorang perempuan. Namanya Kaoru. Awalnya aku memberanikan diri menyapa dan memperkenalkan diri ku padanya. Alhamdulillah dia menerima tawaran ku dan kami pun memulai obrolan singkat. Setelah itu teman yang ikut bepergian bersamanya, Yajima-san, ikut bergabung dengan kami. Akhirnya kami bertiga pun mulai mengobrol banyak hal, mulai dari kisah perjalanan mereka, foto-foto perjalanan mereka, ketertarikan ku pada Jepang, tentang Makassar - Indonesia - dan sekitarnya, perjalanan pertama ku ke luar negeri -dan ini membuat mereka sangat heran dan kaget, perjalan pertama keluar negeri seorang diri-, dan masih banyak lagi yang kami bahas sehingga membuat perjalanan yang berlangsung selama 6 - 7 jam itu menjadi sangat menyenangkan dan tidak membosankan. Beruntung aku mengenal mereka karena kisah ku dengan mereka masih berlanjut. Aku pun yakin ini karena bantuan dari Allah swt untuk ku. Aku selalu berdoa agar Allah swt memudahkan jalan ku untuk sampai ke Hiroshima dan Alhamdulillah DIA mengabulkan doa ku dengan mengirimkan "bala bantuan" untuk ku, yakni Kaoru-san dan Yajima-san. :-)
Setelah itu kami pun tiba di "Kansai International Airport". Ketika turun dari pesawat kami langsung menuju ke tempat menunggu kendaraan untuk masuk ke bagian imigrasi (lupa nama kendarannya apa, mirip kereta cepat). Setelah itu kami berpisah karena bagian untuk "Foreign Pasport (new entry)" dengan "Japan pasport" itu berbeda dan antrian di bagian ku sungguh-sungguh suwangaaaaaaaaat paaanjaaang. Aku berdiri mungkin sekitar 30 - 45 menit (lupa hitung waktu sebenarnya) dalam antrian itu. Akhirnya setelah giliran ku tiba semua dokumen ku untuk masuk Jepang diperiksa oleh seorang petugas perempuan yang manis, imut (kawaii ne ^^v) tapi tomboy. Setelah itu barulah aku mengambil bagasi ku. Dan ternyata saudara-saudari, duo Japanese itu menunggu kedatangan ku loh. Heran, kaget, haru dan senang bercampur menjadi satu. Bagaimana tidak, mereka menunggu ku keluar dari imigrasi selama 30 - 45 menit. Itu bukan waktu yang sebentar lwoh karena aku saja yang menunggu dalam antrian merasa lelah. Ckckckck, sungguh aku sangat berterima kasih kepada mereka dan juga ALLAH swt atas Kebesaran dan Bantuan-NYA kepada ku. Maha Besar dan Maha Kuasa ALLAh atas ummat-NYA.
Saat mengambil bagasi, Kaoru-san membantu ku mengambil troli untuk bagasi. Bagasi mereka sendiri sebenarnya tidak banyak dan sepertinya tidak membutuhkan waktu lama untuk mendapatkannya, tapi dengan setia dan sabar mereka menunggu ku. Yah, sebelum turun pesawat mereka memang berjanji untuk membantu ku menunjukkan dan menemukan jalan ke Umeda Sky Building, tujuan ku berikutnya setelah tiba di Jepang. Kami pun berjalan keluar untuk mencari informasi tentang cara ke sana karena di Jepang ada banyak jalur kereta dan kita bisa nyasar sangat jauh jika salah memilih kereta. Sebelumnya Yajima-san mencoba mengingatkan aku untuk menghubungi keluarga yang akan ku tempati home stay nanti. Dia pun meminjakan Docomo nya (sejenis handphone yang bisa dipake nelfon kemana saja). Aku pun sangat senang dan sangat berterima kasih padanya atas bantuan itu. Aku pun memencet nomor telfon ibu home stay ku. Yajima-san lalu beralih menyuruh Kaoru-san untuk berbicara terlebih dahulu. Mau nda mau (tapi senang) aku pun menyerahkan Docomo itu pada Kaoru-sa dan dia pun memulai percakapan dengan Kamikawa-san (ibu home stay ku). Setelah biara panjang lebar dia pun menyerahkannya pada ku. Akupun mulai menyapa Kamikawa-san dan kami bercakap-cakap sebentar. Dia pun mengatakan akan menjemput ku setelah tiba di stasiun Nishihiroshima, stasiun terdekat dari rumahnya jika melihat jalur perjalanan ku selanjutnya. Aku pun merasa sangat bersyukur atas itu.
Langkah selanjutnya Yajima-san beranjak ke meja informasi untuk mencarikan ku info tentang kereta agar aku bisa sampai ke Umeda. Dan akhirnya setelah sekian lama dan sekian banyak pertanyan dan informasi kami pun tahu kereta apa yang seharusnya aku gunakan untuk sampai ke sana. Mungkin karena kelelahan atau ada alasan yang lain, akhirnya Yajima-san dan Kaoru-san mengajak ku untuk mencari minum. Mengingat aku merasa tidak enak dan saat itupun aku erada di titik yang cukup kehausan dan merasa khawatir akan kondisi badan (karena harus menjaga stamina biar ga' drophingga 2 minggu ke depan) serta saat itu suhu di sekitaran lumayan tinggi (dibanding Makassar), akupun mengikuti mereka. Pilihan minuman pun ku serahkan sepenuhnya pada mereka dan mereka memilihkan jus jeruk untuk ku. Sekedar info jus jeruknya betul-betul berasa jeruk tanpa embel-embel gula atau pemanis lain. Rasanya jeruk beneran, asem-manis-gimana-gitu. Setelah itu kami duduk dan melepas lelah sejenak setelah berlari-mencari info-naik turn lift-dan sebagainya. Kami pun bercakap-cakap tentang kemana arah tujuan ku nanti. Mereka menjelaskan kepada ku dengan sejelas-jelasnya kemana aku harus pergi dan di stasiun mana aku harus turun. Mereka sangat teliti menjelaskan pada ku karena mereka sangat khawatir tentang keselamatan ku. Arah dan tujuan mereka berbeda dengan ku karena mereka akan ke Nagoya sedangkan aku akan ke Hiroshima. Artinya satunya akan mengarah ke kanan, ke arah utara, dan satu akan ke kiri, ke arah selatan. Dan karena masih khawatir akhirnya Yajima-san meminjamkan Docomo-nya pada ku (yang hingga saat ku menulis ini masih ku pegang dan ku pakai) agar aku bisa menghubunginya nanti jika ada apa-apa pada ku selama perjalanan nati. Mungkin bagi sebagian orang bantua ini biasa saja dan tidak ada apa-apanya. Tapi bagi ku yang bahasa Jepangnya masih di bawah rata-rata dan bahasa Inggrisnya, yaaaaah, so so, ini adalah bantuan yang sangat besar dan berarti. Yajima-san mengatakan jika aku bisa mengembalikan Docomo-nya sesaat sebelum aku kembali ke Indonesia. Dia pun pergi mencari amplop surat yang nantinya bisa ku gunakan untuk mengirim kembali Docomo itu. Setelah ketemu, Kaoru-san pun menuliskan alamatnya (dalam huruf Kanji dan kawan-kawannya). Lalu dia pun menyerahkan amplop itu pada ku untuk ku simpan baik-baik agar tidak hilang. Sungguh aku sangat terharu dengan bantuan duo Japanese ini. Subhanallah, sungguh ALLAH sangat Pemurah dan Penyayang-nya pada ku dengan mengirimkan dua orang ini untuk membantu ku. Masya Allah, Allahu Akbar.
Kami lalu menuju tempat untuk membeli tiket keretanya. Yajima-san sekali lagi bertanya pada petugas stasiun bagaimana cara untuk sampai ke Umeda dan dia diberitahu agar nanti turunnya di stasiun Osaka. Setelah itu kami membeli tiket di mesin tiket dan betul-betul teknologi orang Jepang sudah sangat maju. Cukup memasukkan uang, trus pencet sana sini, akhirnya sebuah tiket kecil pun keluar. Ckckckck, aku hanya bisa berdecak kagum. Lalu kami melewati portal pembatas dengan memasukkan tiket kecil itu terlebih dahulu agar portalnya terbuka, terus kami menyimpan troli dari bandara tadi dan masuk ke dalam lift (karena kami membawa bagasi. bagi yang tidak ber-bagasi disarankan untuk menggunakan eskalator). Kami turun ke lantai bawah di mana kami akan menunggu kereta kami. Tidak berapa lama kereta kami sampai dan kami pun masuk ke dalamnya. Aku memilih bangku yang dekat dengan pintu dan mereka pun ikut duduk bersama ku. Sekali lagi mereka mengulang penjelasan mengenai "peta perjalanan ku" pada ku. Sungguh sangat beruntung aku bertemu dengan mereka. Mereka mengulangnya dengan cepat tapi jelas. Akhirnya setelah tiba di stasiun pertama (lupa apa namanya) mereka turun karena mereka akan berganti kereta untuk menuju Nagoya. Setelah ber-bye-bye-ria kami pun berpisah di stasiun itu.
Aku pun tiba-tiba merasa sendiri dan harus memberanikan diri ku sendiri agar kuat selama perjalanan menuju stasiun Osaka. Bagaimana setelah tiba di sana nantinya itu urusan nanti. Aku hanya meyakinkan diri ku bahwa ALLAH swt selalu ada bersama ku dan akan selalu membantu ku selama perjalanan ku menuju Hiroshima ini. Dan sekali lagi ALLAH menunjukkan betapa Maha Kuasa DIA atas segala ciptaan-NYA. Tak berapa lama setelah aku duduk sendiri, aku mengarahkan pandangan ku ke arah lain dan di seberang sana ada orang yang mencoba menyapa dan bertanya aku dari mana dan aku pun menjawab dari Makassar sambil tersenyum. Dia pun bersama seorang temannya mencoba berpindah tempat ke samping ku dan duduk bersama ku. Subhanallah, ternyata mereka adalah orang Indonesia yang bekerja di Jepang bertahun-tahun lamanya. Namanya mas Daruchan (aslinya Darmuji :-D) dan mas Sony. Sungguh berbesar hatilah diri ku lagi setelah sempat merasa khawatir akan perjalanan ku ini. Kebetulan arah stasiun kami sama, stasiun Osaka. Mereka berdua hedak menuju mesjid di Osaka karena hari itu giliran orang Indonesia yang menyediakan buka puasa di sana. Oh ya, mencari Mesjid di Jepang lumayan susah loh karena tidak banyak dan lokasinya pun kadang agak susah ditemukan bagi orang baru seperti diri ku. Itupun setelah turun di stasiun Osaka mesti jalan lagi ke stasiun selanjutnya untuk berganti kereta.
Selama perjalanan menuju stasiun Osaka kami bercakap-cakap banyak hal. Dari situ ku tahu jika istrinya mas Daruchan tinggalnya tidak jauh dari rumah di Makassar (mungkin karena dia melihat gantungan Makassar di tas ku makanya dia bisa mengenali ku). Sungguh kebetulan yang indah. Di atas kereta pun kami sempat-sempatnya on-line (atas bantuan WiFi dari mas Sony. thank you so much mas.. :-D) dan bertukar alamat email. Sempat khawatir juga sih akan keberadaan mereka berdua (maaf yah mas-mas sekalian >,< )tapi aku yakin ALLAH selalu bersama ku jadi segala kekhawatiran itu perlahan-lahan sirna. Mas Daruchan pun membantu ku membuat sebuah akun yang bisa ku gunakan untuk menelfon ke Makassar. Subhanallah, sekali lagi aku sungguh bersyukur akan bantuan ini. Setelah mengobrol lama hingga tak terasa kami pun tiba di stasiun Osaka. Mulai dari sini mas-mas berdua itu senantiasa dengan baiknya membantu ku membawakan barang-barang ku (yang lumayan sangat berat lwoh. hehehee..), membantu ku melewati portal, menemaniku berlari ke sana kemari (sungguh perjalanan ini sangat banyak menggunakan "pelarian"), dan banyak lagi bantuannya. Ketika menemukan toilet aku pun ijin sebentar karena sejak dari bandara hingga saat itu aku belum sempat mencari toilet mengingat segalanya berjalan sangat cepat dan tepat di sini (secara hidup di Jepang gitu lwoh). Mereka pun dengan setia dan sabarnya menunggu. Yah, seperti yang sudah diduga dan dibayangkan sebelumnya, saudara-saudari sebangsa dan se-tanah air, toilet di sini tidak menggunakan air alias hanya menggunakan kertas tisu. Karena masih belum terbiasa aku selalu membawa tisu basah selama perjalanan ku (dari Makassar lwoh). Setelah selesai dan (sedikit) merapikan penampilan ku, aku pun keluar dari toilet. Mas Daruchan lalu menawari ku untuk berfoto dibangunan itu karena memang pemandangan dari situ sungguh sangat menakjubkan dan indah. Karena hp ku lowbat parah, akhirnya Daruchan dengan senang hati menawarkan iPad-nya untuk digunakan. Yah, karena mau tetap menjadi narsis walaupun ke-cape-an melanda, dengan senang hati aku menerima tawaran dan bantuan Daruchan itu. Kapan lagi coba berfoto di bawah langit Osaka dengan latar stasiun Osaka yang berkilauan. Heheheee, tanda-tanda katro-ku pun ikut bermunculan, tapi tak apelah. InsyaAllah next time kalau ke Osaka lagi sudah tidak seperti itu, I hope so.
Eh, sebelumnya aku belum cerita yah mengapa aku bisa sampai mengikuti jejak lari (bukan jejak langkah) mereka berdua. Semua itu bermula dari hasil percakapan kami di atas kereta yang mengatakan akan menuju mesjid di Osaka (di atas sudah diceritakan koq) yang letaknya itu di bawah ini.
Mereka sebelumnya juga berjanji akan membantu mengantarkan sampai ke Umeda Sky Building Eastitu. Dan karena aku merasa tertarik untuk melihat mesjid di Osaka juga karena pengen merasakan terawih berjamaah di sana, akhirnya aku dengan senangnya mengikuti jejak lari mereka. Sungguh pengalaman yang tidak ada duanya. Setelah berlari-lari naik turun tangga - keluar masuk lift, akhirnya kami menemukan stasiun yang kami tuju (dengan koper ku tetap dibantu bawakan oleh mereka. Setelah membeli tiket keretanya (tiket ku dibelikan sama mas Sony. makasih mas.. :-D) kami pun menuju tempat tunggu keretanya. Dan sungguh rencana ALLAH memang indah, saat kami tiba di tempat itu keretanya pun baru tiba dari tujuan sebelumnya. Kami pun masuk ke dalam kereta dan again katro-katro-an pun dilanjutkan. Daruchan kembali beraksi dengan iPad-nya. Oh ya, sebenarnya selama sebelum dalam kereta pun Daruchan selalu beraksi dengan iPad-nya, berlagak jadi fotografer dengan modelnya diri ku ini. Heheee, mang g da model lain yah mas?? :-D
Daruchan mencoba mengambil beberapa gambar kami bertiga dari berbagai sudut dan ekspresinya. Heheee, karena udah lusuh banget & sudah tidak bersemangat untuk mencari ekspresi yang paling cute (aigooooo), akhirnya ekspresi ku pun ala kadarnya. Cape' bwo berlari di malam hari ini sambil tenteng tas ke sana kemari (mas Daruchan dan mas Sony pun kaya'nya cape banget tuh bawa koper ku.. :-D). Ekspresi ku beneran ngasal banget deh. >.<
Dalam kereta selain berfoto-foto ria, tetap donk ber-on-line-on-line-ria. Cuma ku bukan buka FB ato apa tapi yang ku lakukan adalah terus mencoba untuk menghubungi ade ku biar bisa memberi kabar ke Makassar. Heheee, sekalian mo bilang sih " Ma', anak mu dah sampai Jepang. Dah naik kereta sana-sini, Ma' ". :-D Tapi beberapa kali mencoba tetap susah juga untuk masuknya. Akhirnya ku urungkan niat memberi kabar ke sana karena stasiun tujuan kami sudah di depan mata. Setelah turun dari kereta aku pun kembali mencoba menghubungi ade ku lewat aplikasi LINE dan alhamdulillah akhirnya bisa masuk juga. Aku pun sempat mengobrol dengannya tapi karena aku turun ke bawah tanah (jalan di bawah stasiun untuk menuju tujuan selanjutnya) dan sinyal akhirnya putus-putus, telfon itupun berakhir di situ saja tanpa aku sempat memberi kabar dengan sejelas-jelasnya. Tapi setidaknya aku sudah mengabari jika aku sudah sampai di Osaka dan alhamdulillah masih sehat walafiat.
Perjalan menuju mesjid selanjutnya di tempuh dengan jalan kaki. Yah, kurang lebih 10 - 15 menit lah dari stasiun tadi (dengan jejak langkah ku yang masih ke-Indonesia-an banget). Melewati jalan raya yang sepi (di sini tidak ada angkot lwoh), jembatan yang panjang, lorong kecil yang sepi, akhirnya tiba juga di Mesjid. Mesjidnya beda dengan di Indonesia karena Mesjid di sini adalah rumah yang direnovasi menjadi mesjid di mana lantai 1 nya adalah tempat untuk menjual makanan HALAL dari berbagai negara Islam (ada kecap, saus dan sambal dari Indonesia juga lwoh) dan lantai 2 nya adalah tempat untuk shalat. Setelah saling menyapa antara mas Daruchan-mas Sony-mas Rizal, akhirnya aku pun ditunjukkan bagian untuk Ukhti oleh mas Rizal yang terpisah pintu dengan tempatnya para Ikhwan-nya. Dia mengantarkan ku ke sisi sebelah dari mesjid itu karena di situlah pintu masuk untuk Perempuan. Aku pun segera naik ke tempat shalat setelah ditunjukkan arahnya. Aku pun bersegera mengambil air wudhu karena waktu shalat Isya sudah masuk (oh ya tadi tidak sempat shalat Maghrib di kereta). Setelah itu aku ikut shalat Isya berjamaah dan setelah itu aku baru shalat Maghrib (maafkan hamba-MU, Ya Allah). Jamaah Perempuan di sini hanya ada 4 orang, saya, 2 orang dari Timur Tengah (mungkin) dan 1 lagi orang Jepang. Subhanallah.
Terawih di sini berbeda dengan di Indonesia. Setelah shalat Sunnah setelah Isya, Imam langsung mengarahkan kita untuk terawih, tanpa ceramah atau sejenisnya (padahal sempat mengira-ngira bagaimana ceramah tarwih di sini). Kami pun berdiri untuk melanjutkan shalat. Di sini terawihnya 20 rakaat tapi karena aku mesti mengejar waktu untuk check-in bus, aku terawih 8 rakaat dan ditutup dengan 3 rakaat witir. Setelah itu aku turun ke bawah dan ternyata mas Rizal membawakan makanan berbuka untuk ku. Subhanallah, betapa bersyukurnya aku atas nikmat-NYA pada ku yang tidak terkira sampai saat ini. Bersyukur bertemu dengan Muslim Indonesia, berbuka bersama Daruchan dan mas Sony (di atas kereta tadi, pukul 19.30), shalat terawih berjamaah dengan Muslim Osaka, dan banyak lagi. Sungguh besar karunia MU, Ya Allah, pada hamba-MU ini. Allahu Akbar. " Maka nikmat-NYA yang mana yang engkau dustakan? "
Perjalanan ku masih berkanjut dan kisah itu akan ku ceritakan di bagian yang berbeda. Semoga kalian tetap terus membacanya karena masih banyak karunia ALLAH untuk ku dalam perjalan ini yang ingin ku bagi bersama kalian, saudara-saudari ku. Next story tetap dengan usaha "pelarian" ku yang menarik dan penuh kisah menegangkan. C U later.. :-)
.... To Be Continued
9 komentar:
Lokasi mesjid di atas bisa dilihat di sini lwoh.. :-)
https://plus.google.com/115498195652145779129/about?gl=US&hl=id
Subhanallah... Aq tunggu cerita lainnya... ^_^
Iya, Insya Allah.. Segera setelah tulisannya jadi akan ku posting.. Just wait it.. ^^ v
.... Mengejar Umeda ....
wahhh,, kak Adri di Jepang.. mau mau mau...
acara apa disana kak?? hanya jalan2 kah atau ada urusan lainnya??
nitip bunga Sakura ya kak!! :)
Ikut Summer Course de di Hiroshima.. heheee, Sakura dah tidak berbunga sekarang.. mayB next time.. ^^v
hikss :( ,,, bdw cerita perjalannya seru .. Subhanallah yah... selalu ada org2 baik ditempat yang tidak kita duga..
klo saya mungkin sdh dumba2 galeter ma.. hehe
iye, baaaa.. alhamdulillah.. sebenarnya dumba'2 tong ja iya tp sa selalu yakin kalau Allah pasti punya jlnx sndr krn DIA sdh antar k smp ke Jepang jd pst nda bakal na tinggal ja' sndr di sni.. ^^v
hai Adri, ga sengaja sy gugling dan ended di sini. Sy mo ke hiroshima univ. juga akhir sept ini, short course selama 6 bln dsana. Bisa minta kontak kamu ga? siapa tau kita bisa ktemu di sana. Aku minta bimbingannya juga selama di sana. Hehee. :D
-Risma
hai Risma, pa kabar? seneng dengar ada orang Indonesia yg dapat Course di Hiroshima. :-)
sekarang aku sudah di Indonesia kembali. kemarin aku hanya sekitar 2 minggu di sana jd ga lama. kalau sekedar berbagi pengalaman aku bisa koq lewat sini. tapi kalau mau bagusnya coba hubungi PPI Hiroshima. lumayan banyak lwoh orang Indonesia yg kuliah di Hiroshima. :-)
oya, kalau mau diskusi lebih lanjut silahkan lewat blog ini atau juga bisa lewat email Adri.Bioma@gmail.com. aku senang kalau ada yg bisa ku bantu & ku bagi bersama mu. good luck yah. enjoy Hiroshima.. ;-)
Posting Komentar