Senin, Agustus 19, 2019

Antara Sang Hujan dan Sang Salju

Hiroshima, 19 Agustus 2019

*Sebuah catatan yang mungkin akan terus ku ingat di masa mendatang, atau mungkin pula akan segera ku lupakan sesaat kemudian.

Aku penyuka sang hujan,
Hujan membawa sejuta kenangan dalam hidup ku
Ia juga menyimpan banyak cerita untuk diri ku
Rintiknya senantiasa membawa kedamaian dalam benak ku
Namun entah mengapa kali ini hujan tak lagi tenangkan ku
Ia tak lagi menyapa ku sebagaimana dulu ia menghibur ku
Sungguh tak ku temukan lagi apa yang dulu ku lihat darinya
Ia berubah, atau kah mungkin aku yang berbeda?
Ah, mungkin aku yang berubah, tak lagi bahagia memandangnya
Apakah karena tempatnya berbeda, atau kah suasananya tak sama?
Hanya saja aku merindukan suasana hujan yang dulu ku suka

Hei, apakah mungkin semua itu karena aku mulai mengenal sang salju?
Sang salju yang putih, dingin, dan sering menghentikan perjalanan ku
Salju yang terkadang menghadang langkah ku untuk terus maju
Butiran putih yang terlihat indah namun terkadang membuat ku menggerutu
Dia terlalu mengalihkan perhatian ku dan melemahkan pergerakan ku
Ah, bukan kah seharusnya aku tidak akrab dengan sang salju?
Bukan kah ia tidak memberikan kenyamanan sebagaimana hujan kepada ku?
Tapi entah mengapa sepertinya aku mulai ingin bersahabat dengan salju
Entah bagaimana aku merasa ingin mengenalnya lebih jauh
Namun dapat kah itu terjadi,
Di saat aku masih bisa mengingat jejak sang hujan dalam kepala ku?

Hujan dan salju,
Keduanya sama berasal dari titik air
Yang membedakan hanya kondisi cuacanya
Di saat suhu menghangat, sang air akan muncul sebagai hujan
Di saat suhu mendingin, sang air akan berubah menjadi salju
Dan di saat suhu mulai memanas, sang air terkadang segera menguap
Hilang bersama sang udara di tengah suasana cuaca
Ah, dan aku tersadar ternyata memang mencintai sang air
Ia bisa menjadi apa saja, dan berubah seperti wadah yang menampungnya 

Tapi sekali lagi, segala apa yang terjadi dalam hidup ini hanyalah misteri
Tak ada satu ciptaan yang lebih mengetahuinya selain SANG PENCIPTA
Tak ada yang berhak menentukan apa yang akan terjadi seperti SANG KUASA
Dan tak ada makhluk yang berani melawan kehendak SANG KHALIK
Karena IA adalah SANG MAHA atas segala ciptaan-NYA, dan aku percaya

Aku adalah makhluk-NYA yang kagum atas segala ciptaan-NYA
Aku adalah ciptaan-NYA yang berusaha mencintai diri-NYA
Dan inilah aku yang masih berusaha meraih cinta-NYA
Agar dalam hidup ini aku senantiasa mendapat kasih sayang-NYA
Dan agar kelak aku tetap berada di bawah naungan dan bimbingan-NYA
Karena apalah aku tanpa ridho dan arahan-NYA

Ah, apalah arti sang hujan, salju dan air jika muncul tanpa izin-NYA?
Perlahan aku mulai sadar kedudukan ku, dan akhirnya aku menyerah
Aku tak boleh terpaku pada satu keadaan yang hanya sesaat
Aku tak perlu berhenti di suatu waktu karena semuanya adalah proses
Semua itu menjadi siklus dalam kehidupan yang akan sering menyapa
Jadi, tak perlu lah memilih untuk lebih menyukai yang mana
Yang ku perlukan hanyalah menyukai semuanya dengan porsi yang sama
Aku butuh untuk menghargai kehadiran semuanya sesuai perannya
Karena kelak akan datang sendiri waktu yang tepat memutuskannya
Dan saat ini aku berusaha menghargai dan menikmati apa yang IA berikan 
Karena semua akan datang di waktu, tempat dan suasana yang seharusnya
I believe in that, and always believe it

~ Keep smile, try, pray, believe, then let it fly away ~

Tidak ada komentar: