tag:blogger.com,1999:blog-10944158631581151042024-03-14T16:57:24.160+08:00Laut yang TenangAdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.comBlogger21125tag:blogger.com,1999:blog-1094415863158115104.post-38480252446091769872019-08-19T18:38:00.000+08:002019-08-19T18:38:36.784+08:00Antara Sang Hujan dan Sang Salju<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Hiroshima, 19 Agustus 2019</span><div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">*Sebuah catatan yang mungkin akan terus ku ingat di masa mendatang, atau mungkin pula akan segera ku lupakan sesaat kemudian.</span><a name='more'></a></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku penyuka sang hujan,</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Hujan membawa sejuta kenangan dalam hidup ku</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ia juga menyimpan banyak cerita untuk diri ku</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Rintiknya senantiasa membawa kedamaian dalam benak ku</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Namun entah mengapa kali ini hujan tak lagi tenangkan ku</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ia tak lagi menyapa ku sebagaimana dulu ia menghibur ku</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sungguh tak ku temukan lagi apa yang dulu ku lihat darinya</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ia berubah, atau kah mungkin aku yang berbeda?</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ah, mungkin aku yang berubah, tak lagi bahagia memandangnya</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Apakah karena tempatnya berbeda, atau kah suasananya tak sama?</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Hanya saja aku merindukan suasana hujan yang dulu ku suka</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Hei, apakah mungkin semua itu karena aku mulai mengenal sang salju?</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sang salju yang putih, dingin, dan sering menghentikan perjalanan ku</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Salju yang terkadang menghadang langkah ku untuk terus maju</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Butiran putih yang terlihat indah namun terkadang membuat ku menggerutu</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dia terlalu mengalihkan perhatian ku dan melemahkan pergerakan ku</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ah, bukan kah seharusnya aku tidak akrab dengan sang salju?</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Bukan kah ia tidak memberikan kenyamanan sebagaimana hujan kepada ku?</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tapi entah mengapa sepertinya aku mulai ingin bersahabat dengan salju</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Entah bagaimana aku merasa ingin mengenalnya lebih jauh</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Namun dapat kah itu terjadi,</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Di saat aku masih bisa mengingat jejak sang hujan dalam kepala ku?</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Hujan dan salju,</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Keduanya sama berasal dari titik air</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Yang membedakan hanya kondisi cuacanya</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Di saat suhu menghangat, sang air akan muncul sebagai hujan</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Di saat suhu mendingin, sang air akan berubah menjadi salju</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dan di saat suhu mulai memanas, sang air terkadang segera menguap</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Hilang bersama sang udara di tengah suasana cuaca</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ah, dan aku tersadar ternyata memang mencintai sang air</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ia bisa menjadi apa saja, dan berubah seperti wadah yang menampungnya </span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tapi sekali lagi, segala apa yang terjadi dalam hidup ini hanyalah misteri</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tak ada satu ciptaan yang lebih mengetahuinya selain SANG PENCIPTA</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tak ada yang berhak menentukan apa yang akan terjadi seperti SANG KUASA</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dan tak ada makhluk yang berani melawan kehendak SANG KHALIK</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Karena IA adalah SANG MAHA atas segala ciptaan-NYA, dan aku percaya</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku adalah makhluk-NYA yang kagum atas segala ciptaan-NYA</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku adalah ciptaan-NYA yang berusaha mencintai diri-NYA</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dan inilah aku yang masih berusaha meraih cinta-NYA</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Agar dalam hidup ini aku senantiasa mendapat kasih sayang-NYA</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dan agar kelak aku tetap berada di bawah naungan dan bimbingan-NYA</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Karena apalah aku tanpa ridho dan arahan-NYA</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ah, apalah arti sang hujan, salju dan air jika muncul tanpa izin-NYA?</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Perlahan aku mulai sadar kedudukan ku, dan akhirnya aku menyerah</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku tak boleh terpaku pada satu keadaan yang hanya sesaat</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku tak perlu berhenti di suatu waktu karena semuanya adalah proses</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Semua itu menjadi siklus dalam kehidupan yang akan sering menyapa</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Jadi, tak perlu lah memilih untuk lebih menyukai yang mana</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Yang ku perlukan hanyalah menyukai semuanya dengan porsi yang sama</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku butuh untuk menghargai kehadiran semuanya sesuai perannya</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Karena kelak akan datang sendiri waktu yang tepat memutuskannya</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dan saat ini aku berusaha menghargai dan menikmati apa yang IA berikan </span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Karena semua akan datang di waktu, tempat dan suasana yang seharusnya</span></div>
<div>
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">I believe in that, and always believe it</span></i></div>
<div>
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></i></div>
<div>
<b><i><span style="color: #6fa8dc; font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;">~ Keep smile, try, pray, believe, then let it fly away ~</span></i></b></div>
</div>
AdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1094415863158115104.post-64184520331262612662018-08-02T13:10:00.001+08:002018-08-02T13:53:43.915+08:00お久しぶり~ 😘<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt; text-align: right;">
<span style="font-family: "ms pgothic" , sans-serif;"><span style="background-color: black; color: white; font-size: 18px;">Miyajima, 2018 Agustus 02</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="background-color: black; color: white;"><span style="font-family: "ms pgothic" , sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 107%;">Wow, it's been a while after my last post.
Sudah sangat lama ternyata sejak terakhir aku memposting tulisan. Maafkan aku
ya Manteman semua (sok punya banyak pembaca </span><span style="font-family: "segoe ui emoji" , sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 107%;">😎</span><span style="font-family: "ms pgothic" , sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 107%;">). Maafkan kemalasanku untuk menulis, bahkan untuk sekedar
menyapa dan menuliskan beberapa buah kata. Sudah sejak lama ingin menulis,
meski hanya sekedar menyampaikan bagaimana keseharianku selama berkuliah di
Jepang sini (have I ever mentioned about it before?). </span><span style="font-family: "segoe ui emoji" , sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 107%;">😌</span><span style="font-family: "ms pgothic" , sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 107%;"> Sungguh, keinginan untuk
menyampaikan pengalaman yang ku dapatkan setiap harinya selama di sini (tapi
bukan curhat-curhatan alay ya), namun apa daya. Ke-mager-an posting tulisan
tanpa jaringan WiFi di rumah itu menjadi alasan utama. Mau nulis & posting
saat di lab pun rasanya tidak sesuai pada tempatnya. Pakai Free WiFi yang banyak
beredar di sini khawatir dengan masalah keamanan siber (secara banyak yang
pernah mengalami ini dan pernah siaran dengan pemateri dari badan Siber RI).
Nebeng pake WiFi teman pun sungkan. Jadi mau tak mau ngeposting ala kadarnya
dan apa adanya aja saat ada WiFi yang aman. 😁</span></span></div>
<a name='more'></a><span style="background-color: black; color: white;"><o:p></o:p><br /></span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: "ms pgothic" , sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 107%;">Ada banyak yang ingin aku bagikan ke
pembaca semua tentang pengalaman ku selama berada di sini. Tapi aku masih suka kaku
dalam menulis, dan saking banyaknya ide di kepala makanya suka tiba-tiba
bingung mau tulis apa dan dari mana. Lalu lama kelamaan ide hilang dan akhirnya
berhenti lagi deh menulisnya. 😌Jadi jika ada dari pembaca yang budiman ini
bersedia untuk bertanya mengenai apapun di sini, baik itu tentang kehidupan orang-orang
di Jepang, kehidupan mahasiswa Indonesia di Jepang, kondisi keseharian hingga
keadaan darurat masyarakat Jepang, tentang prefektur Hiroshima (bukan hanya
kota Hiroshima-nya), tentang pulau Miyajima tempat wisata kebanggan masyarakat
Hiroshima (juga pulau tempat laboratorium ku berada 😚), tempat-tempat menarik di
Jepang (meski hanya beberapa tempat yang baru sempat aku kunjungi), souvenir
dan oleh-oleh dari sini, makanan dan minuman yang boleh dikonsumsi (khususnya
makanan Halal atau pun yang bisa terbilang Halal walau pun belum ada logo
Halal-nya), atau pun hal lainnya yang sekiranya kalian penasaran tentang apa
yang ada di negara ini, bisa silakan tulis pertanyaan kamu di kolom komentar di
bawah. Bisa juga kirimkan pertanyaan kamu via akun media sosial ku ya (Facebook, Instgram,
WhatsApp, LINE, Skype dan Google+). 😍<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: "ms pgothic" , sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 107%;">Hasrat dan niat untuk menulis itu selalu
ada dan sering kali menggebu-gebu. Namun apa daya kadang terkendala ide untuk
tulisannya dan bingung apa saja mau dituliskan. Jadi ditunggu kabar dari kalian
semua ya, pembaca yang baik hati. Saya akan mencoba bikin tulisan dulu
berdasarkan pertanyaan, uneg-uneg atau pun tanggapan dari kalian. Looking forward
from you, guys. Love you all and thank you so much. 😘<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt; text-align: center;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: "ms pgothic" , sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 107%;">~ <i>Keep Smile, Try, Pray, Believe and Let It Fly Away</i> ~</span></div>
</div>
AdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1094415863158115104.post-21965349719900404882017-07-04T12:57:00.000+08:002017-07-04T12:57:16.159+08:00Hujan di Suatu Siang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt; text-align: justify;">
<b style="text-align: left;"><i><u><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">Miyajima,
2017.07.04</span></u></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">Saat
ini aku sedang duduk di depan meja ku di Lab Miyajima, sembari memandang keluar
sana dimana hujan sedang turun dengan syahdu. Hujan. Ya, di luar sana titik air
sedang jatuh bercucuran dari atas langit membasahi bumi. Butiran air yang jatuh
membawa banyak manfaat dan berkah untuk semesta alam ini, namun terkadang ia
bisa menjadi bencana jika terdapat campur tangan orang-orang yang tidak peduli
dan tidak bertanggung jawab akan kelestarian lingkungan ini. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Segoe UI Emoji", sans-serif; font-size: 10pt;">😞</span><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">Hujan.
Ya, di luar sana hujan sedang bermain di antara sejuk udara di sekitarnya. Dia
sedang bermain kejar-kejaran satu sama lain, tak menghiraukan pepohonan yang
tetap berdiri tegak di tempatnya, atau dedaunan yang sedang tertunduk memandang
sang tanah, atau sang tanah yang terkadang ikut terlarut bersama aliran air
hujan dan mengalir ke tempat lain. Ya, hujan tidak peduli dengan semua itu. Ia
hanya mengetahui bahwa ia harus turun membasahi bumi atas izin dari Sang
Pencipta Alam Semesta ini, untuk membawa kesejukan dan keberkahan bagi para
penduduk bumi. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Segoe UI Emoji", sans-serif; font-size: 10pt;">😇</span></div>
<a name='more'></a><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;"><o:p></o:p></span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">Hey,
tak perlu menggerutu terhadap hujan. Toh ia turun atas perintah dari Sang
Khalik. Tak perlu mengutuk hujan. Toh ia datang untuk menyuburkan tanah serta
tanaman yang ada di bumi. Tak perlu membenci hujan. Toh saat ia datang ia bisa
mendinginkan suhu udara di sekitar kita. Dan tak perlulah menyesali sang hujan.
Toh ia akan berlalu saat tugasnya di bumi sudah selesai. Ya, nikmatilah
kehadiran sang hujan. Dengannya kita bisa menikmati segarnya udara saat ia
sudah pergi, kita bisa melihat bunga-bunga, pepohonan serta tanaman lainnya
dapat tumbuh dan bersemangat kembali untuk terus berkembang demi menopang
kehidupan kita, pun kita bisa berdo</span><span style="font-size: 10pt;">’<span lang="EN-US">a kepada Sang
Ilahi karena salah satu waktu terbaik untuk memanjatkan do</span>’<span lang="EN-US">a adalah saat turun hujan karena saat itu akan ada banyak malaikat
yang turun dari langit untuk membagikan rahmat dan rezeki untuk seluruh bentuk
kehidupan di muka bumi ini. Maka dari itu, syukurilah kehadiran sang hujan dan
sampaikanlah segala keinginanmu kepada Tuhan saat hujan turun. </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Segoe UI Emoji", sans-serif; font-size: 10pt;">😌</span><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">Hujan.
Sungguh momen berharga yang seharusnya tidak kita lewatkan. Nikmatilah
kehadirannya dan belajarlah untuk mengaguminya. Suatu saat mulailah
bercengkerama dengannya dan hargailah waktu kebersamaan kalian. Biarkanlah dia
datang dan jangan rutuki kehadirannya. Toh suatu saat engkau akan
merindukannya. Saat mentari dan panas menyapa, saat tanaman tak lagi mudah
memberikanmu manfaatnya, saat persedian kantong-kantong air bumi semakin
menipis, atau saat semuanya menjadi kering dan gersang. Kamu akan rindu dengan
hadirnya, bahkan mungkin sangat merindukannya. Syukuri apa yang ada dan
tetaplah berusaha untuk menikmati dan menghargai segala apa yang terjadi saat
hujan datang menyapa. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Segoe UI Emoji", sans-serif; font-size: 10pt;">😊</span><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">Tidak
ada yang abadi dan mampu bertahan lama, termasuk hujan. Ia hanya akan singgah
sebentar dalam hidupmu lalu berlalu dan berubah menjadi bentuk yang lain. Tapi
apapun itu tetaplah berusaha untuk tersenyum dan nikmati waktumu bersamanya.
Tak ada yang hadir di muka bumi ini tanpa izin dari-NYA dan tanpa suatu
manfaat. Percayalah. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Segoe UI Emoji", sans-serif; font-size: 10pt;">😉</span><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;"><br clear="all" />
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt; text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;"> ~ Keep Smile, Try, Pray,
Believe, then Let It Fly Away ~<br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" />
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12.0pt; mso-pagination: widow-orphan;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt; text-align: center;">
<br /></div>
</div>
AdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1094415863158115104.post-7945315832457732202014-08-26T02:13:00.002+08:002014-08-26T02:15:28.374+08:00Sebuah Catatan Perjalanan : Ketika di Sekeliling mu Berbicara tentang Jodoh<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Garamond","serif";"><b><i>Bismillahirrahmanirrahim..</i></b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Garamond","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";">Hei
semua, apa kabar? Lama tak ku unggah sebuah tulisan setelah sekian lama. Ya,
karena banyak hal yang kini butuh banyak perhatian lebih sehingga untuk membuat
sebuah tulisan pun rasanya perlu waktu yang lama. Namun ya, ketika kita
terbiasa mengungkapkan sesuatu lewat sebuah tulisan dan tatkala hal itu jarang
kita lakukan lagi maka saat itulah kita akan merasakan ada sesuatu yang kurang
dalam hidup kita. Bukan kah begitu? </span><span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Garamond; mso-symbol-font-family: Wingdings;">J</span><span style="font-family: "Garamond","serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Garamond; mso-symbol-font-family: Wingdings;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";">Ya,
saat ini aku membuat tulisan ini untuk bercerita. Aku ingin berbagi dengan
kalian apa yang ku rasakan dan apa yang telah terjadi pada ku beberapa waktu
belakangan ini. Aku membuat tulisan ini bukan untuk sekedar pamer atau apalah
namanya itu. Seperti tulisan-tulisan ku sebelumnya, aku hanya ingin berbagi
kisah dan jika ada yang merasakan hal yang serupa dan menjadikannya sebagai
sebuah bahan refleksi diri, atau ada yang dapat dijadikan pelajaran bagi
kalian, maka di sanalah suatu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi ku,
bukan pujian, prestise atau apapun hal lain yang berbeda bentuknya. Bukan,
bukan itu.Sebuah kisah untuk berbagi dan dijadikan pelajaran untuk perbaikan
diri kita ke depannya, itulah yang ku inginkan. Hei, ini adalah sebuah catatan
perjalanan jadi mari kita hentikan basa-basi kita. Mari menceritakan kisah
nyata yang lain. Bukan kah sebaiknya begitu? ;)</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "Garamond","serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";">Yups,
ini adalah sebuah catatan perjalanan ku saat aku telah beranjak semakin dewasa
dan di antara teman-teman seusia ku hingga yang usianya di bawah ku mulai
bertemu dengan jodohnya masing-masing dan mengikat kehidupan mereka dalam
sebuah janji suci untuk memperjuangkan perjalanan sehidup-semati mereka. Ya,
catatan ini terinspirasi dari kisah nyata saat orang-orang di sekitar mu telah
menemukan jodoh mereka dan memutuskan untuk menikah, sementara di saat yang
sama kamu masih mencari “dia”, seseorang yang engkau yakini tercipta untuk mu
dan akan menjadi satu-satunya untuk mu. Bagaimana itu bisa terjadi? Inilah
sepenggal kisah yang ingin ku ceritakan kepada mu. Semoga kalian dapat belajar
darinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";">Saat
satu persatu teman, sahabat, dan keluarga kita telah menemukan jodohnya dan menikah
dengannya serta berbahagia karenanya, tentunya kita akan turut merasakan
kebahagiaan itu, kegembiraan itu hingga rasa haru karena telah dapat bertemu dengan
sang penggenap separuh agama kita. Ya, menikah adalah salah satu jalan untuk
menyempurnakan separuh agama kita (dalam Islam kami yakini seperti itu).Karena
itulah, manalah mungkin kita tidak berbahagia akan berita itu. Manalah mungkin
kita akan menghalangi jalan itu, jika di antaranya kedua belah pihak tidak
saling menyakiti dan melukai pihak satu sama lain atau bahkan pihak yang lain?
Untuk apa kita berusaha merusak kebahagiaan orang lain jika kita tidak ada
alasan untuk melakukan itu dan jika taka da pihak lain yang menentangnya? Ya
untuk apa semua itu jika kita bisa saling berbagi kebahagiaan dan kegembiraan
dengan yang lain? Ikutlah berbahagia dengan mereka dan buatlah mereka senang
dengan kehadiran mu di antara kebahagiaan mereka. Itu akan lebih baik jika kita
dapat menyenangkan orang lain dan saling berbagi kebahagiaan. Bukankah begitu? </span><span style="font-family: Wingdings;">J</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Garamond; mso-symbol-font-family: Wingdings;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";">Kembali
ke topik utama. Back to the main topic. Saat orang-orang di dekat kita telah
menggenapi separuh agamanya, tentunya kita akan turut bahagia dengan semua itu.
Akan tetapi, terkadang ada imbas yang perlu kita rasakan setelahnya, apalagi
jika kita menyandang status “single”, “jomblo” atau sebangsanya. Pernah kah
kalian mendapat kondisi seperti itu?Jika iya, pernahkah kalian mendapatkan
pertanyaan dan komentar seperti, “Kapan nikah?”, “Calonnya orang mana?”, “Ngga
niat untuk nyusul?”, “Kamu nanti acaranya dimana? Konsepnya seperti apa?”,
“Udah jangan lama-lama. Segera nyusul ya.”, “Eh, ingat loh. Nanti aku diundang
ya di acara nikahan kamu.”, atau “Kamu ngga iri sama si pengantin?” dan
pertanyaan dan komentar semacamnya. Bagi yang sering pergi ke acara nikahan dan
banyak kenalan dan kerabatnya, pertanyaan dan komentar seperti itu adalah hal
yang biasa dan sering ditemukan.Hanya kita perlu telinga serta kulit wajah yang
tebal untuk menghadapi serbuan berbagai situasi seperti itu.Bukannya jengah,
namun terkadang semua itu membuat kita merasa seakan mengatur sebuah pernikahan
adalah hal yang sangat gampang dan bisa dilaksanakan kapan serta dimana
saja.Hei, helloooooow, untuk mengatur sebuah tidak hanya bermodal daun pisang
dan daun mangga saja loh. Helloooooooow, mengatur sebuah pernikahan itu butuh
modal yang besar dan lebih apalagi modal keberanian untuk berbicara kepada
orang tua, keluarga, teman, calon pasangan serta kerabat yang lain.
Hellooooooow, pernikahan itu bukan hanya untuk sehari – dua hari, akan tetapi
butuh sebuah komitmen yang kuat untuk menguatkan pondasi rumah tangga mereka
agar kokoh hingga waktu yang lama, bahkan jika bisa hingga maut yang
memisahkan. Haiiiiiiiii, pernikahan itu tidak hanya melibatkan dua orang yang
akan menjadi pasangan suami – istri saja loh, akan tepai dua keluarga besar
dari kedua belah pihak serta pihak-pihak lain yang dipilih untuk membantu
kelancaran ijab qabul hingga resepsi pernikahan (jika ada) tersebut loh.
Heeeeiiiiii, bukan kah begitu? </span><span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Garamond; mso-symbol-font-family: Wingdings;">J</span><span style="font-family: "Garamond","serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Garamond; mso-symbol-font-family: Wingdings;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";">Hei
jujur, aku sering mendapatkan dan mendengarkan pertanyaan-pertanyaan dan
komentar-komentar yang serupa.Dan bukannya aku lelah dengan semua itu.Bukan,
bukan demikian.Akan tetapi, itu hanya membuat ku berfikir dan mengintrospeksi
diri ku sendiri, “Apakah orang-orang ini tidak meyakini akan takdir yang telah
ditentukan oleh ALLAH SWT.? Apakah orang-orang ini tidak meyakini bahwa kita
akan bertemu dengan jodoh kita masing-masing di waktu, tempat, cara dan situasi
yang tepat?”.Ya, semua itu membuat ku banyak berfikir dan mengoreksi diri ku
sendiri.Terkadang bahkan membuat ku berfikir, “Apa ada yang salah dengan ku?Apa
saja yang kurang dari diri ku? Mengapa saat ini belum bertemu juga dengan jodoh
yang tepat?”.Namun sekali lagi aku kembali pada keakinan awal ku, “Jodoh itu
kita yang mengusahakan akan tetapi hanya ALLAH SWT.yang dapat menentukan kita
berjodoh dengannya atau tidak. Semua akanada watunya.” Ya, itulah keyakinan
diri ku sendiri yang membuat ku lebih kuat dan lebih tegar menghadapi
pertanyaan dan komentar yang beraneka ragam.Tentu, saat mereka menyatakan hal
tersebut aku tidak dapat mengeluarkan kata-kata seperti itu secara gamblang dan
yang tercipta hanya sebuah senyuman di bibir (yang ku usahakan seindah mungkin
agar tidak merusak suasana hati sendiri) dan sebuah komentar “Jodoh, hidup,
mati, dan rejeki hanya ALLAH SWT.yang tahu. Jadi, jalani saja hidup ini apa
adanya. Semua akan ada dan akan indah pada waktunya.”. Ya, sebuah jawaban yang
mungkin terdengar klise namun bagi ku itu bermakna yang dalam dan setidaknya
akan menghindarkan kita dari berbagai pertanyaan yang lain. Namun, terkadang
juga kita menemukan sebuah situasi dimana si penanya tetap kekeuh mengajukan
pertanyaan dan komentar tambahan, “Aduuuh, memang tunggu apa lagi? Jangan
kelamaan loh.”.Hei, aku juga ingin menikah sesegera aku telah menemukan
calonnya.Tapi, ya itu. Untuk menemukan seseorang yang nantinya akan menjadi
pendamping hidup mu, separuh jiwa mu, belahan hati mu, dan alasan mu untuk
terus memperjuangkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, tidak semudah
membalikkan telapak tangan, tidak semudah ketika kita melihat seseorang yang
kita sukai lantas kita mengatakan, “Aku suka pada mu. Mau kah engkau menikah
dengan ku?”.Hei, tidak seperti itu caranya. Ini bukan negeri dongeng, kawan, yang
kisahnya tidak butuh banyak perjuangan dan akhirnya akan selalu bahagia. Hei,
bangun dari khayal mu dan sadari dunia nyata tidak seperti itu.Dunia nyata
butuh keberanian yang besar untuk dapat menyampaikan hal yang seperti
itu.Mengapa?Karena kita manusia biasa. Terkadang kita gugup ketika bertemu
dengan orang lain, terkadang bibir kita kelu saat ingin mengucapkan sesuatu,
dan terkadang apa yang ingin kita sampaikan maknanya tidak mengena pada orang
yang kita ajak bicara. Hei, bukan kah seperti itu kenyataaanya? ;)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";">Aku
bukannya hanya ingin mengejar karir dan tidak ingin segera menikah. Bukan, bukan
seperti itu kawan. Hanya saja saat ini aku belum menemukan orang yang tepat.
Pernah hampir aku mendapatkan sosok seperti yang ku inginkan, akan tetapi
karena kesalahan dan kebodohan ku dalam menilai kelebihan dan kekurangan
seseorang maka dia ku lepaskan. Sungguh, saat itu adalah saat dimana aku
benar-benar merasa bodoh sebagai seorang perempuan dan saat itu pula aku merasa
ada ruang kosong yang besar yang ia tinggalkan. Ya, mengutip kata-kata <i>Darwis Tere Liye </i>dalam beberapa novelnya
(termasuk novel “Rembulan Tenggelam Di Wajah Mu”) yang kurang lebih bunyinya
seperti ini “<i>Ada seseorang yang ketika ia
pergi, maka ia akan membawa sepotong hati mu</i>”.Seperti itulah yang ku
rasakan saat aku melakukan kekhilafan itu dan saat ia berlalu pergi dari lembar
hidup ku. Saat aku menyadari kenyataan itu, aku merasa sangat bersalah dan
merasa tak sanggup untuk bertemu dengannya. Bukannya karena sakit hati akan tetapi
karena rasa segan dan malu. Aku memang masih memikirkannya dan terkadang masih
ada keinginan untuk bertemu dengannya, namun aku merasa jika aku sudah tidak
punya hak lagi untuk melakukan hal-hal tersebut.Aku sudah tidak berhak lagi
untuk memikirkannya apalagi untuk menyakiti hatinya. Aku hanya merasa
berkewajiban untuk mendo’akan kebahagiaan serta jodoh terbaik untuknya dan
mendapatkan yang lebih baik dari ku agar ia dapat menciptakan keluarganya
sendiri yang Sakinah, Mawaddah wa Rahmah dunia dan akhirat. Ya, aku merasa
hanya dapat melakukan itu karena itulah yang tersisa dari keyakinan diri ku
untuknya.Aku tidak ingin merusak masa depannya lagi.Maka jika aku tersadar akan
kenyataan ini, aku hanya berharap akan kebahagiaannya dan aku juga meyakini “ <i>Akan Ada Seseorang yang Lain yang Akan
Membawakan Sepotong Hati yang Baru Untuk mu</i> “. Ya, aku meyakini hal
tersebut dan terus meyakini akan kehadiran seseorang yang bersedia membawa
sepotong hatinya untuk ku dan menggantikan sepotong hati yang telah hilang tadi.
I believe it and I’m sure ALLAH knows what thing that I need to be happy. Aku
yakin dan aku percaya ALLAH tahu apa saja yang aku butuhkan untuk emnjadi
bahagia. ALLAH SWT. Tahu apa yang ku butuhkan dan tahu apa yang terbaik untuk
diri ku. ALLAH SWT.knows what I need dan knows what the best thing for myself.Aku
berharap kalian setidaknya juga memiliki keyakinan yang serupa, taua paling
tidak keyakinan yang besar kepada ALLAH SWT.dan takdir yang telah IA tetapkan
untuk kita. Believe it and keep fight for it. ^_^<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";">By the way, tulisan ku
ini sepertinya sudah cukup panjang. Entah adakah pelajaran atau hal menarik yang
kalian dapatkan dari tulisan ini namun aku sangat berharap jika ada manfaat
yang dapat aku bagikan kepada kalian dari pengalaman ku ini. For the last, I
want to wrote some else for us. </span><span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Garamond; mso-symbol-font-family: Wingdings;">J</span><span style="font-family: "Garamond","serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Garamond; mso-fareast-font-family: Garamond;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> </span></span><span style="font-family: "Garamond","serif";">Untuk ku, jika ada
yang mengatakan suka pada ku, aku hanya butuh untuk saling mengenal satu sama
lain tanpa ikatan apapun (selain pertemanan) dan jika memang dia telah yakin
pada ku maka akan lebih baik jika dia ku antarkan untuk bertemu, mengenal dan
saling berbincang dengan orang tua ku, keluarga ku serta kerabat terdekat ku.
;)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Garamond; mso-fareast-font-family: Garamond;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> </span></span><span style="font-family: "Garamond","serif";">Untuk mu para
perempuan, jika ada seorang lelaki yang mengatakan “<i>Aku suka pada mu</i>”, jangan
langsung terbuai akan kata-kata nan indah dan penuh rayuan seperti itu. Sadarkan
diri mu akan seberapa besar ia mengenal mu. Berikanlah senyum terbaik mu dan
katakan padanya “<i>Terima kasih. Silakan buktikan kata-katanya dan kenali lah aku
lebih dekat dari orang-orang terdekat ku</i>”. Orang yang betul-betul menyukai kita
tidak hanya akan sekedar kata. Akan lebih baik jika kata “suka” itu karena ia
telah mengenal kelebihan dan kekurangan kita serta telah berniat untuk menjaga
dan membimbing kita ke jalan yang lebih baik, bukan sebaliknya. </span><span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Garamond; mso-symbol-font-family: Wingdings;">J</span><span style="font-family: "Garamond","serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Garamond; mso-fareast-font-family: Garamond;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> </span></span><span style="font-family: "Garamond","serif";">Untuk mu para lelaki,
jika engkau menyukai seorang perempuan, jangan hanya karena fisiknya saja.
Cobalah kenali mereka dari orang-orang terdekat mereka seperti orang tua,
saudara, keluarga, sahabat serta orang-orang terdekat lain yang telah mengela
mereka dengan lebih baik. Jika memang benar engkau suka mereka, simpan kata
suka itu hingga engkau dapat melamar mereka dan mengikat mereka dalam sebuah
pernikahan. Jika tidak, buang jauh-jauh kata suka itu karena itu tidak akan
banyak gunanya. </span><span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Garamond; mso-symbol-font-family: Wingdings;">J</span><span style="font-family: "Garamond","serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Garamond; mso-fareast-font-family: Garamond;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> </span></span><span style="font-family: "Garamond","serif";">Untuk kalian yang
sudah cukup dewasa dan telah dapat berfikir matang, jika kalian mendapat
pertanyaan “<i>Kapan nikah?</i>”, tersenyumlah dan jawablah “<i>Jodohnya masih belum
dipertemukan oleh ALLAH SWT. saat ini. Insya ALLAH nanti akan ada waktu, cara, tempat dan
kondisi yang tepat saat aku dipertemukan dengannya.</i>” Cobalah lakukan itu dan
yakinkan dalam hati mu kata-kata tersebut karena hanya ALLAH SWT. yang Maha
Tahu dan Maha Pengatur. ALLAH SWT. yang lebih tahu apa yang terbaik untuk kita
dan akan memberi apa yang kita butuhkan, bukan sebatas apa yang kita inginkan.
Believe it. ;)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";"><br /></span></div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";">~ <i><b><span style="color: cyan;">Keep
smile, try, pray, believe, then let it fly away</span> </b></i>~<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1094415863158115104" name="_GoBack"></a><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";"><br /></span></div>
</div>
AdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1094415863158115104.post-42173027006262621682013-12-24T18:49:00.000+08:002013-12-24T18:49:50.074+08:00Karena ALLAH SWT. Tidak Akan Memberikan Cobaan Pada Hamba - NYA Melebihi Batas Kemampuannya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>~ <i>Bismillahirrahmanirrahim</i> ~</b></span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><br /></b></span>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; border-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 15px; line-height: 24px;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>"<i>Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan</i>." (QS. Al-Insyirah : 6)</b></span></span></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; border-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 15px; line-height: 24px;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><br /></b></span></span></span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 15px; line-height: 24px;">ALLAH itu tidak pernah memberikan ujian kepada hamba-Nya jika IA tidak mengetahui batas kemapuan hamba-Nya tersebut. Ya, ALLAH itu MAHA TAHU akan segala ciptaan-Nya, baik itu yang ukurannya besar maupun yang terkecil sekalipun. Tidak satupun dari semua itu yang luput dari pandangan dan rencana-Nya. Tidak pernah sekalipun rancangan-Nya meleset dari tujuan awalnya. Tidak. Begitu pun kita sebagai manusia. ALLAH lebih tahu akan kemampuan dan kapasitas kita sebagai makhluk ciptaan-Nya dibanding diri kita sendiri. Jadi, mengapa kita merasa kita tidak sanggup melaksanakan sesuatu? Ada ALLAH tempat kita dapat bergantung dan mengadu. Mengapa kita harus merasa begitu terpuruk dan sedih saat kita tidak mencapai apa yang kita inginkan? Ada ALLAH yang dapat menghibur dan melapangkan hati kita. Mengapa kita harus merasa sendiri dan marah jika kita mendapat tugas dan amanah yang banyak? Ada ALLAH yang lebih mengetahui kapasitas dan kemampuan kita dalam menyelesaikan dan mengerjakan sesuatu. Ya, bukankah ALLAH selalu ada untuk kita? :)</span></span></div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 15px; line-height: 24px;">Ada beberapa teman yang sering bercerita pada ku dan inilah inspirasi ku menulis sore ini. Senang bisa menjadi salah seorang yang mereka percayai untuk mencurahkan perasaan yang sedang mereka rasakan (saat itu). Bukan untuk menjadi kebanggan yang bisa menjatuhkan, tapi memang rasanya senang jika kita dapat dipercayai oleh orang lain karena dengannya secara tidak langsung kita juga dapat sedikit (banyaknya) belajar tentang suatu permasalahan. Belajar bagaimana menghadapi, menyikapi dan menangani suatu masalah dari beberapa sisi. Yah, ada satu kesenangan tersendiri saat kita bisa memahami dan menganalisis situasi yang sedang dialami oleh orang lain. Sebelum kita bersuara mengenai situasi mereka tentunya kita perlu berfikir sendiri mengapa, bagaimana situasi dan apa yang dapat kita sarankan kepada mereka, sebelum kita mengeluarkan "sepatah-dua patah kata" kepada mereka. Bukan begitu? Jadi, bukankah itu satu kesenangan tersendiri untuk kita? Bukankah itu suatu "prestasi" tersendiri bagi kita jika kita dapat membantu menyelesaikan permasalahan mereka? Bukankah itu seperti memecahkan suatu kasus yang sedang terjadi? Ah, sungguh suatu kebanggaan dan kesenangan tersendiri buat ku jika dapat menyelesaikan hal yang seperti ini. Entah bagaimana dengan mu namun seperti itulah yang terjadi pada diri ku. :)</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 15px; line-height: 24px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 15px; line-height: 24px;">Seiring kehidupan kita di dunia ini tentunya kita sering menemui masa-masa bahagia, senang, suram, kelam, gembira-ria, galau, takut, dan berbagai jenis dan bentuk dari perasaan yang dapat kita alami. Namun, bukan berarti semua masa dan rasa itu akan bertahan lama. Ingat, <i>TIDAK ADA YANG ABADI DI DUNIA INI</i>. Begitu pun dengan semua itu. Masa-masa mudah dan sulit itu tidak akan bertahan lama. Pun rasa suka maupun duka akan menyelimuti hidup kita. Semua itu akan silih berganti dalam semua siklus kehidupan kita. Makanya, saat kita merasa senang, "biasa" sajalah. Pun saat kita merasa sedih, cobalah untuk tetap "biasa" saja. Tidak perlu kita merasa dengan "terlalu" karena segala sesuatu yang ke"terlalu"an hasilnya belum tentu akan baik. Merasa terlalu senang bisa berakibat sangat terpuruk saat ia jatuh. Terlalu sedih bisa berakibat sangat malu jika saat hal-hal baik yang malah mendekati. Makanya, "biasa" sajalah. :)</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 15px; line-height: 24px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 15px; line-height: 24px;">Saat kita menumpahkan setetes tinta ke dalam air di lautan yang luas, apakah akan ada pengaruh yang sangat besar yang terjadi pada air laut itu? Saat kita berteriak keras ketika hujan deras turun, apakah orang di seberang akan mendengar? Saat kita mencampurkan sejumput gula di tengah segentong kari akan membuat kari itu terasa sangat manis? Dan saat kita menumpahkan sambal di luar kebiasaan kita pada makanan yang sedang kita nikmati, apakah kita akan berhenti makan? Mungkin untuk pertanyaan (1) - (3) akan dijawab dengan "<i>Tidak</i>" namun untuk pertanyaan (4) mungkin ada yang menjawab "<i>Tidak</i>" dan "<i>Ya</i>". Ya, segala sesuatu itu mungkin saja terjadi karena segala kemungkinan itu bisa saja terjadi. Tergantung bagaimana kita memandang penyebab suatu masalah itu. Segala sesuatunya kembalikan pada diri kita sendiri. Apakah memang kita penyebab masalah itu datang pada kita ataukah ada faktor lain yang menjadi penyebabnya. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 15px; line-height: 24px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 15px; line-height: 24px;">Bukankah suatu amanah dan kepercayaan dari orang lain tidak akan diberikan kepada kita jika bukan kita sendiri yang telah membuktikan pada mereka bahwa kita mampu melaksanakannya? Bukankah suatu pekerjaan tidak akan diserahkan kepada kita jika kita tidak memperlihatkan kinerja yang baik terhadap bidang keahlian kita? Dan bukankah ALLAH tidak akan menguji kita jika IA tidak menyayangi dan mengetahui kemampuan kita? Percayalah, semua itu dapat terjadi pada diri kita karena kitalah yang membuat semua itu mendekati diri kita. Kepercayaan, amanah dan tanggung jawab dari orang lain akan mengarah pada kita jika kita sendiri yang telah "memantaskan" diri kita untuk mendapatkan semua itu. Percayalah, hanya orang-orang hebat dan terpilih sajalah yang dapat menerima semua itu. Dan yakinlah jika kita berhasil melewati semua itu maka kita telah melewati lagi satu masa dalam hidup kita dengan sangat hebat. <i>SETIAP DARI KITA ADALAH MANUSIA YANG LUAR BIASA</i>, <i>SETIAP DARI KITA ADALAH MAKHLUK YANG KUAT</i>, <i>DAN SETIAP DARI KITA ADALAH SOSOK YANG DAPAT DIANDALKAN</i>. Maka dari itu, percayalah pada diri kita sendiri. Percayalah bahwa kita dapat melalui semua itu. Yakinlah bahwa kita memang pantas menerima segala amanah tersebut. Yakinilah diri kita bahwa kita bisa.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 15px; line-height: 24px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 15px; line-height: 24px;">Kawan ku, apapun yang terjadi di dunia ini, jangan lah membuat kalian terpuruk dan terkurung begitu lama dalam perasaan itu. Aku dapat berkata seperti ini bukan berarti aku tahu akan semua hal yang terjadi di dunia ini. Bukan, bukan seperti itu. Aku berkata seperti ini karena setidaknya aku pernah mengalaminya juga dan telah mencoba untuk melewatinya. Pun demikian halnya dengan orang-orang yang pernah membagi kisahnya kepada ku. Sebagian dari mereka berhasil melewatinya dengan indah karena mencoba menerima semuanya dengan "biasa" saja. Sebagian lagi masih sedang berusaha melaluinya. Sepanjang kita masih hidup, tentu kita akan terus mendapatkan berbagai macam situasi dan cobaan dari-NYA. Maka, saat engkau gusar akan permasalahan mu, b</span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 15px; line-height: 24px;">erbagilah kepada seseorang jika engkau merasa perlu. Bila engkau merasa berat, </span></span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 15px; line-height: 24px;">kembalikanlah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 15px; line-height: 24px;">pada ALLAH. Jika engkau merasa tertekan, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 15px; line-height: 24px;">selalulah ingat</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 15px; line-height: 24px;"> jika IA adalah yang MAHA BESAR, MAHA KUASA. Saat engkau merasa tak mampu, yakinlah jika ada diri-NYA yang akan selalu ada untuk membantu dan membuat mu mampu melewati segala rintangan. Dan ukir dalam hati mu, "<i><b>SAAT TAK ADA BAHU YANG DAPAT ENGKAU JADIKAN SANDARAN, INGAT, MASIH ADA LANTAI YANG DAPAT ENGKAU TEMPATI UNTUK BERSUJUD</b></i>". Semua itu sebenarnya telah terpampang jelas di hadapan kita. Tinggal kita sajalah yang diminta menyikapinya dengan baik dan bijaksana. Dan seperti yang selalu ku katakan, <b style="font-style: italic;">Keep smile, try, pray, believe then let it fly away</b>. Semangat Semangat Semangat SemangKa. Ganbatte Kudasai. Q(^____^)Q</span></div>
</div>
AdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1094415863158115104.post-51984139387044453132013-09-19T10:07:00.002+08:002013-09-19T10:08:04.680+08:00Tentang Sebuah "Rasa"<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 14.0pt;">17
September 2013<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 14.0pt;">Bismillahirrahmanirrahim. <o:p></o:p></span></i></b></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<b><span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;"><br /></span></b></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<b><span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;">21.30 WITA</span></b><span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;"> <b>....</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;">Saat
ini aku sedang mendengarkan lagu dari <i>Shimokawa
Mikuni</i> berjudul <i>Mouichido Kimi ni
Aitai</i> dari album Minamikaze. Lagu ini adalah <i>original soundtrack</i> dari sebuah <i>anime</i>
berjudul <i>Full Metal Panic</i>. Apakah ada
yang pernah menontonnya? Aku pernah dan aku menyukainya. Jalan ceritanya yang
menarik dan para tokohnya yang unik membuatku senang menontonnya. Sungguh
sebuah <i>anime</i> yang selalu ku kenang.
Namun aku bukan akan membahas <i>anime</i>
itu di sini. Mengapa ku sebutkan? Ya, karena saat ini aku sedang mendengarkan
lagunya dan membuatku santai menulis. Ah, sungguh tenang. Cobalah suatu saat
kalian ikut mendengarkannya saat sedang santai, resah ataupun bahagia. Semoga
ketenangan yang ku dapatkan saat aku mendengarkan lagu ini juga dapat kalian
rasakan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;">Hei,
aku hendak menuliskan beberapa kisah. Entah sudah berapa lama aku tidak menulis
lagi. Aku rindu untuk melakukannya. Ada banyak yang ingin ku sampaikan dan
hanya bisa ku sampaikan lewat tulisan. Ya, aku sungguh saat ingin melakukannya
saat ini. Mengapa? Karena ada banyak yang tersimpan di kepala ku yang harus
segera ku keluarkan. Aku ingin bercerita, namun apa daya “keterbatasan” ku
untuk bersuara kepada seseorang menghambat keinginan ku. Maka aku putuskan
untuk menulis saja.</span></div>
<a name='more'></a> <o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;">Saat
ini sedang terputar <i>Dearest</i> dari
Hamasaki Ayumi. Kali ini dari album <i>OST –
Inuyasha</i>. Ya, aku juga suka dengan <i>anime</i>
ini namun sekali lagi aku tidak akan membahas hal itu. Itu bukan niat awalku.
Aku ingin mencurahkan sebagian “isi” kepala ku di sini, bukan yang lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;">Proses
pencapaian impian sungguh tidak mudah. Kadang kita mendaki di tempat yang
terjal, kadang menurun di lembah yang curam, kadang berjalan di jalan yang
lurus dan mulus, dan kadang pula kita harus berhent sejenak. Seperti itu pula
lah dengan diri ku. Ada banyak mimpi yang ingin ku raih, ada banyak cita-cita
yang belum ku gapai, namun itu semua tetap berada di dalam kepala ku. Mimpi dan
cita-cita ku tetap tersimpan lama dan rapi namun ia tidak hilang. Salah satunya
mimpi dan cita-cita ku adalah untuk merasakan indahnya panggilan “sayang” hanya
dari seseorang yang memanggil ku “istri ku” dan aku pun menyebutnya “suami ku”.
Ya, mungkin ada yang berpendapat “Kenapa tidak panggilan itu dari orang lain?”,
“Kenapa harus suami yang memanggil seperti itu?”, “Bagaimana jika seorang kawan
perempuan yang memanggil seperti itu?”, atau “Wah, bagus itu. Luar biasa
sekali.”, dan saya yakin masih ada pendapat lain yang akan muncul dari
pernyataan ku tadi. Tentu saja, setiap diri kita berbeda dan punya persepsi
masing-masing terhadap satu kalimat. Namun, aku ingin mengatakan sesuatu. Aku
ingin dipanggil “sayang” hanya oleh keluarga ku, juga termasuk “Lelaki yang
satu-satunya untuk ku”. Dia yang nanti akan menjadi imam ku dan imam keturunan
kami kelak. Hanya itu, tidak dari yang lain. Panggilan itu tentu saja berbeda
makna jika diucapkan oleh kawan perempuan. Kata “sayang” dari kawan perempuan
bermakna rasa yang dicurahkan kepada kita selayaknya saudarinya. Berbeda jika
diucapkan oleh keluarga ku, terutama oleh belahan jiwa ku. Belahan jiwa yang ku
maksud di sini bukan orang yang sekedar mengatakan pada ku (dan pada mu juga
saudara-saudari ku) “Engkau adalah belahan jiwa ku, tak ada yang lain di
hatiku”. Bukan, bukan itu. Belahan jiwa yang ku maksud adalah dia yang mengatakan
itu tapi bukan di depan ku (dan kamu juga) langsung dan datangnya tidak
sendiri. Dia adalah orang yang datang dengan gagah berani menemui orang tua
kita bersama dengan sanak keluarganya sambil berbicara dari hati ke hati. Ya,
hanya dari orang itulah aku sangat ingin mendengarkan panggilan “sayang”. Jadi,
maaf - maaf saja ya jika ada yang so’ ingin mengatakan “sayang” pada ku. Kurang
tepat jika kamu katakan di depan ku lebih dulu. Yang tepat adalah kamu datang
menemui orang tua ku dan mengenal ku lewat mereka. Setelah itu, barulah engkau
mencoba mengenal ku langsung. Bukan apa-apa, tapi aku pernah mendengarkan
sebuah nasehat yang mengatakan bahwa “Jika engkau ingin mengetahui pribadi
seseorang maka kenalilah cara keluarga mereka dalam memperlakukan dirinya”. Ya,
aku sepakat dengan ini. Mengapa? Karena hubungan keluarga itu dapat sedikit
menggambarkan seperti apa nanti hubungan yang akan terbentuk. Mungkin ketika
hubungan baru itu terbentuk bisa saja ia berubah, namun ini dapat juga menjadi
pertimbangan untuk menentukan pilihan. Bukankah seperti itu?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;">Saat
ini yang terputar adalah lagu dari <i>OST - Shaman
King</i> berjudul <i>Trust You</i>. Pernah
menontonnya? Aku pernah dan aku menyukainya. Tokoh utamanya adalah <i>Yoh Asakura</i> dan memiliki saudara kembar
bernama <i>Hao Asakura</i>. Tapi sekali lagi
bukan itu yang akan ku bahas dan ku sampaikan kepada kalian. Apa yang ingin ku
tulis adalah hal yang berada di dalam kepala ku. Sungguh sedikit mengganggu
pikiran ku jika tidak segera ku keluarkan. Untuk itulah aku menulis ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;"> Adakah yang bisa menduga apa yang kira-kira
sebenarnya ada di pikiran ku dan kemana arah pembicaraan ku ini? Ada? Atau
setidaknya menebak apa yang saat ini ku rasakan? Mungkin ada yang bisa
menduga-duga hal ini. Baiklah aku bilang saja. Aku membuat tulisan ini untuk
menjadi bahan renungan akan apa yang saat ini sedang ku rasakan. Saat ini aku
sedang dilanda sebuah ujian dalam proses “menjaga hati”. Ya, seperti yang sudah
ku katakan sebelumnya jika aku hanya ingin mendapatkan panggilan “sayang” dari
keluarga dan belahan jiwa ku. Maka dari itu pula lah aku akan memberikan “hati”
ku hanya pada keluarga ku dan kepada seseorang yang nantinya akan menjadi imam
ku. “Hati” ini hanya ingin ku berikan kepada mereka sehingga aku harus
menjaganya dengan sebaik-baiknya agar ia tidak “dirampok” oleh orang yang tidak
seharusnya dan tidak pantas mendapatkannya. “Dirampok” yang ku maksud adalah
ketika sesuatu yang menjadi milik kita diambil “paksa” oleh orang lain dengan
sepengetahuan kita. Lantas, mengapa aku mengatakan seperti itu? Jawabannya
mudah. Karena aku berfikir jika “hati” ku telah ku berikan pada orang lain yang
tidak dan belum seharusnya, maka belahan jiwa ku hanya mendapatkan “sisa hati”
ku yang pernah ku berikan kepada orang lain. Bukankah akan kasihan si belahan
jiwa ku jika ia mendapatkan apa yang sempat diambil orang lain? Apakah aku akan
senang jika belahan jiwa ku yang Insya Allah akan menemani ku hingga maut
memisahkan hanya mendapatkan sebagian sedangkan orang lain yang belum menjadi
siapa-siapa ku yang sah mendapatkan sebagiannya? Bukankah ini tidak adil? Aku
yakin kalian bisa menebak apa jawaban-jawaban ku. Ya, aku kasihan pada belahan
jiwa ku jika ia mendapatkan “separuh hati”yang pernah ku berikan pada orang
lain dan aku tidak senang akan hal itu karena itu tentu tidak akan adil
baginya. Aku pun berharap hal itu terjadi pada ku terhadap dirinya. Tapi hanya
ALLAH SWT yang Maha Tahu akan apa yang ada di hati dan jiwa hamba-hamba-Nya. Hei,
sekali lagi tolong jangan mengartikan belahan jiwa ini dalam makna yang tidak
pada tempatnya ya. Sekali lagi belahan jiwa itu bukan orang yang sekedar
mengatakan itu di hadapan kita akan tetapi orang yang memberanikan diri
mengatakan itu di depan orang tua kita lebih dahulu lalu menjadikan kita halal
bagi dirinya dan dia halal bagi kita. Itulah makna belahan jiwa sejatinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;">Saat
ini lagu yang sedang terputar adalah <i>I am</i>
oleh <i>Hitomi Yaida</i> dari <i>OST - Inuyasha</i>. Aku sangat senang dengan
<i>anime</i> yang satu ini. Semua list ku
saat ini adalah lagu-lagu berbahasa Jepang. Meski aku tidak begitu mengerti
makna dari setiap kalimatnya namun aku menyukai lagunya dan membuatku tenang
dan aku merasa ringan untuk menulis karenanya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;">Kawan,
saat ini aku menyimpan rasa “suka” terhadap seseorang. Hei, ini hanyalah rasa
“suka” dan sebatas rasa suka saja ya jadi tolong tidak usah dilebih-lebihkan. Rasa
“suka” yang saat ini sedang ada hanya sebatas itu. Maksud ku, ia tidak akan
berkembang menjadi sesuatu yang lebih. Mengapa? Karena aku ingin menghindarinya
bahkan jika bisa ingin ku hilangkan. Jika aku terus memelihara rasa “suka” itu
maka sekali lagi aku takut jika ia berkembang menjadi rasa yang lain yang tidak
seharusnya tumbuh dan berkembang sebelum waktunya. Aku sungguh takut dan tidak
menginginkan hal itu terjadi karena aku ingin menyimpan rasa “suka” ku untuk
seseorang yang telah halal untuk ku nanti, belahan jiwa ku, imam ku kelak. Rasa
takut itu sungguh besar karena rasa itu bisa saja membesar diakibatkan oleh
hasutan dari “makhluk halus” yang tidak kita sadari keberadaannya. Siapa yang
tahu akan keberadaannya dan apa yang telah diakibatkan oleh pekerjaannya. Maka
dari itu aku ingin menghindari dan menghilangkan rasa ini, segera, secepat
mungkin agar “rasa khusus” itu tetap terjaga hanya untuk keluarga ku, belahan
jiwa ku, agama ku, Rasul ku, dan tentu saja ALLAH SWT, Tuhan ku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;">Saat
ini <i>Aluto</i> dengan lagunya <i>Michi</i> sebagai <i>OST – Naruto Shippuden </i>sedang mengalun dan tadi ada<i> Karenai Hana</i> dari <i>Shimokawa Mikuni</i> dalam <i>OST –
Full Metal Panic</i>. Lagu-lagu ini terputar dan membuat hati ku senang dan
tenang. Ah, sungguh nyaman.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;">Sedikit
penjelasan untuk kalian dari ku. Untuk ku, rasa “suka” itu jika terus disimpan
dan “dirawat” lama kelamaan dia akan menjadi rasa “sayang”. Dan jika rasa
“sayang” itu terus tumbuh dan terawat dengan baik maka suatu saat ia tentu saja
akan berubah menjadi rasa “cinta”. Maka dari itu, aku perlu hati-hati dalam
menanamkan rasa “suka” terhadap seseorang. Ia hanya boleh tertanam untuk dia
yang telah menjadi pendamping hidup ku. Rasa kagum terhadap seseorang bisa saja
berubah menjadi rasa “suka” dalam sekejap tanpa disadari. Hindari selagi bisa,
jauhi dan alihkan pikiran ke hal-hal lain yang lebih bermakna dan bermanfaat. Jangan
disimpan dan dipelihara dalam hati terus. Nanti jika ia dibiarkan maka ia akan
menjadi dosa lwoh. Bahaya. Mending memendam rasa yang saat ini ada dibanding
nanti harus menahan rasa sakit akibat dosa dan kesalahan yang kita perbuat saat
ini. <i>Naudzubillah min dzalik</i>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;">Saat
ini ada <i>Minamikaze </i>dari<i> Shimokawa Mikuni </i>yang sedang terputar.
Ah, jadi ingat serial <i>Full Metal Panic</i>
lagi. Sebuah kisah yang lucu dalam anime itu, tapi aku tidak akan
menceritakannya. Penasaran? Silakan dinonton dan dinikmati sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;">Mata
ku sudah lelah malam ini. Badan ku sudah tidak ingin lagi berkompromi dengan
tulisan-tulisan dan isi-isi di kepala ku ini. Semoga esok aku masih bisa
melanjutkannya lagi. Ya, ku harap esok aku masih bisa menulis dan menuangkan
apa yang ada di pikiran ku. Aku ingin membaginya agar dapat dijadikan bahan
renungan dan menjadi pelajaran bagi semua. Semoga kita tidak terjebak dalam
“virus” hati dengan tetap membiarkan rasa “suka” itu terus berkembang dan tidak
pada tempat yang semestinya. Semoga apa yang ada pada diri kita disesuaikan
dengan tempatnya masing-masing. Yakinlah jika ada seseorang yang terbaik dan
sepantasnya kita dapatkan. Yakinlah jika semua itu sudah diatur oleh yang Maha
Mengatur dan Maha Kuasa atas segala ciptaan-Nya, ALLAH SWT.. Yakinlah dan
teruslah bersabar. Insya Allah suatu saat IA akan menunjukkan jalan pertemuan
itu pada kita dan membimbing kita ke arah yang lebih baik. ALLAH itu Maha Tahu,
ALLAH itu Maha Kuasa, ALLAH itu Maha Mengatur, dan ALLAH itu Maha Besar di atas
segala apa yang ada di jagad raya ini. Tiada yang melebihi diri-Nya. <i>Laa hawla walaa quwwata illabillah</i>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;">Terakhir
ada lagu dari <i>Kat-Tun</i> mengalun
sebagai penutup catatan ku malam ini berjudul <i>Heart Beat </i>dari album <i>Love
Yourself</i>. Semoga ALLAH SWT. senantiasa menerangi jalan kita, membimbing dan
meridhoi amalan kita, serta menganugerahkan kita hati, jiwa dan pikiran yang
terus mengingatkan kita akan diri-Nya. Teruslah berusaha dan berkarya karena
sebaik-baiknya ummat adalah yang memiliki banyak manfaat bagi ummat lainnya.
Yakinlah ALLAH SWT. dekat dengan kita (bahkan lebih dekat dari urat nadi) dan
mengetahui apa yang kita inginkan dan apa yang terbaik untuk kita. Semangat
Semangat Semangat SemangKa. Q ^_^ Q<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;">~</span></b><span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;"> <b><i>Keep
smile, try, pray, believe then let it fly away</i></b><i> </i><b>~</b><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<b><span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;">23.51 WITA</span></b><span style="font-family: "MS PGothic","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;"> ....<o:p></o:p></span></div>
</div>
AdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1094415863158115104.post-57881221152046155612013-05-23T09:28:00.001+08:002013-12-14T03:20:33.241+08:00~ Karena semua memang akan indah pada waktunya ~<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<i><b>Bismillahirrahmanirrahim</b>...</i></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
" <b>Karena hidup untuk dinikmati dan diisi dengan hal-hal yang terbaik untuk hidup dan kehidupan kita, maka teruslah berjalan dan tetaplah tersenyum " (Adriani Mutmainnah)</b></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Perjalanan hidup seorang manusia tidak hanya sebatas belajar di bangku pendidikan formal. Pelajaran dan ujian yang sebenarnya ada dalam proses memandang dan menyikapi hidup itu sendiri. Begitupun bagi seorang mahasiswa yang telah menyelesaikan masa perkuliahannya seperti diri ku. Perjuangan tidak hanya sebatas setelah mendapatkan gelar sarjana akan tetapi terus berlanjut hingga di luar urusan universitas.</div>
<a name='more'></a></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Sedikit berbagi kisah dan pengalaman setelah melepas status sebagai seorang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi negeri. Semoga bisa bermanfaat dan menjadi satu bentuk motivasi bagi siapa saja yang merasa dirinya tak mampu atau pun tak memiliki keahlian apa-apa. Percayalah, kalian memiliki kelebihan yang bahkan orang lain pun belum tentu memilikinya. Kalian menyadari itu atau tidak, semua tergantung pada diri kalian. Tapi cobalah untuk mengenali dan mempercayai diri kalian sendiri.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Di mulai ketika aku sedang mempersiapkan ujian akhir untuk mendapatkan gelar sarjana. Mungkin kalian bisa merasakan betapa besar tekanan dan beban bagi si <i>calon sarjana</i>. Entah itu dari dalam atau pun luar diri kita sendiri. Ya, kurang lebih seperti itulah yang ku rasakan saat itu. Di saat beban untuk menyelesaikan kuliah dengan segera semakin tinggi, fikiran lain terus mengisi kepala ku. "<i>Mau jadi apa kamu selepas sarjana nanti? Mau kerja di mana? Apa mau menikah? Atau lanjut kuliah? Biaya hidup mu nanti bagaimana? Kamu punya apa untuk hidup mu nanti?</i>" Pikiran semacam itulah yang juga ikut bergelayutan di kepala ku selama periode ini. Tak mudah untuk menghilangkan pemikiran-pemikiran ini karena memang hal itulah nanti yang akan ku hadapi setelah mendapatkan gelar sarjana. Bukan begitu? :-)</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Perjalanan pengurusan berkas-berkas ujian sidang ku sempat terhambat. Ya, ini adalah hasil dari sikap acuh tak acuh ku dulu semasa kuliah. Pernah suatu waktu dalam sebuah mata kuliah yang aku "<i>perdalam</i>" bersama beberapa teman-teman angkatan ku, semua urusan mengenai berkas, nilai dan sebagainya mereka yang urus. Aku hanya mengikuti perkuliahannya dengan semangat yang "<i>setengah penuh</i>". Tugas-tugas ku kerja, ujian pun ku ikuti bersama kawan-kawan ku itu. Singkatnya kami tetap berusaha menyelesaikan mata kuliah tersebut dengan sebaik-baiknya. Dan akhirnya kuliah pun berakhir. Nilai sudah keluar walau hasilnya tidak terlalu buruk juga tak terlalu baik. Namun setidaknya kami bisa lulus, begitulah pikir kami. Lembar nilai yang diberikan si dosen dipegang oleh teman ku dan kami pun sepakat untuk mempercayakan sepenuhnya lembar itu kepadanya.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Waktu berlanjut dan ketika berkas ku sudah akan ku masukkan ke bagian akademik, saat pengecekan kelengkapan berkas ku ditolak. Kenapa? Ternyata blanko nilai mata kuliah tadi tidak pernah dimasukkan oleh akademik MKU ke akademik fakultas. Apa artinya? Artinya nilai yang disangka kemarin ada kini tidak bisa di-klaim karena akademik fakultas tidak memiliki arsip tembusannya. Walhasil aku pun disarankan untuk ke akademik MKU menanyakannya. Aku pun menurutinya. Tiba di sana ternyata hasilnya kurang lebih sama. Blanko nilainya tidak pernah masuk. Tebak kenapa? Ternyata blanko yang dulu belum disahkan dan dimasukkan ke akademik. Pusing, kesal, gelisah, sedih dan berbagai jenis perasaan bercampur jadi satu di dada. Tapi ku coba untuk tenang dan menarik napas dalam-dalam sambil berfikir "<i>Mungkin ini salah satu rencana dari Allah swt. Pasti di belakang ini ada hal yang lebih baik untuk ku". </i>Ya, itu yang selalu coba ku tanamkan di kepala ku.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Waktu berganti dan aku pun mengurus segala hal yang berkaitan dengan pengurusan nilai mata kuliah tadi. Aku pun akhirnya mengikuti perkuliahan lagi untuk <i>kelas senior</i> dengan status percepatan nilai. Awalnya aku khawatir dengan hasil akhirnya nanti meskipun materinya lebih dapat masuk di kepala ku dibanding sebelumnya karena aku tidak mengikuti salah satu ujian mata kuliah ini. Tapi aku terus meyakinkan diri ku <i>"Apapun hasilnya nanti itulah hasil dari usaha terbaik ku</i>". Alhamdulillah akhirnya aku bisa melaluinya dan lolos dengan nilai yang sangat memuaskan dibanding nilai yang sebelumnya ku dapat dan aku pun berpikir mungkin inilah hikmah dari nilai ku yang tidak masuk kemarin. Setidaknya bisa memperbaiki IPK ku nanti.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Urusan lain pun berlanjut. Berkas sudah lengkap dan siap semua. Tinggal ku masukkan untuk mendapatkan izin ujian sidang. Saat ini langkah ku sempat tersendat. Bagaimana tidak, sebuah undangan untuk mengikuti <i>Summer Course</i> di <b>Hiroshima</b> muncul di email ku setelah sebelumnya aku sempat mencoba untuk mendaftarkan diri ku sebagai calon pesertanya. Kesenangan karena bisa lolos ke kursus itu berhadapan dengan keinginan ku untuk segera membawakan ke hadapan <b>Ibu</b> ijazah kelulusan ku. Setelah bimbang selama beberapa saat akhirnya aku memutuskan untuk berkonsultasi dengan salah satu dosen ku. Ku ceritakan segala kejadian yang sedang ku hadapi. Untungnya beliau dapat memberikan ku saran yang baik. <i>"Utamakan yang lebih penting.Selesaikan dahulu segala urusan yang berkaitan dengan pengeluaran izin ujian sidang mu.</i>" Mungkin kalian berpikir sayang melewatkan kesempatan untuk mengikuti kursus itu tapi <i>hei</i> aku tidak melewatkannya. Aku hanya berusaha menyelesaikan berkas ku terlebih dahulu sebelum mengurus berkas-berkas yang berkaitan dengan keikutsertaan ku di kursus itu. Ya, ini ku lakukan karena aku mengenal diri ku. Aku tak mampu untuk fokus dan menyelesaikan lebih dari satu masalah dalam satu waktu yang sama. Itulah kelebihan sekaligus kekurangan ku. ^_^</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya izin sidang ku keluar. Waktunya mengurus kesiapan keberangkatan ku ke negeri Sakura. Ini bukan perjalanan yang cepat dan mudah namun juga perjuangan yang sulit karena pertolongan dan petunjuk dari Allah swt. selalu ada bagi hamba-Nya yang mau berusaha. Selalu ada jalan dan selalu ada kemudahan dari setiap langkah kaki ku. Akhirnya visa keberangkatan ku pun keluar dan <b>Alhamdulillah</b> tidak ada biaya sepeser pun yang aku bayarkan saat mengambil paspor ku di kantor Konsuler Jenderal Jepang di Makassar. Aku seakan-akan bermimpi saat si ibu petugas mengatakan "<i>Ini paspornya de'. Silahkan diambil. Biayanya tidak perlu dibayarkan. Gratis</i>." <b>Subhanallah</b>. Percaya tak percaya aku memegang paspor ku dan mengucapkan terima kasih berulang-ulang kepada si ibu. Dengan wajah sumringah aku meninggalkan kantor KonJen. :-)</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah ku terus berjalan dan yang terjadi adalah seperti yang ku ceritakan sebelumnya dalam tulisan-tulisan ku tentang perjalanan ku untuk mengikuti <i>Summer Course Hiroshima & Peace 2012</i>. Bagi yang belum baca, silahkan dibaca ya. Siapa tahu bisa jadi motivasi juga buat kalian. (^___^)v</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti yang sebelumnya ku katakan, aku memutuskan menyelesaikan berkas sidang ku sembari mempersiapkan keberangkatan ku. Aku pun berdiskusi dengan dosen-dosen pembimbing dan penguji ku dan mereka mengizinkan ku sidang sekembalinya aku dari <i>Summer Course</i> itu. Lega hati ku karena dapat menyelesaikan dua kondisi berbeda dengan waktu yang cukup berdekatan. Sungguh suatu kebanggaan dapat mengikuti kursus yang diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa asing di beberapa negara sambil membawa nama <b>Indonesia</b>. <b>Subhanallah</b>, <i><b>Allah</b> selalu punya rencana terbaik dan terindah untuk kita</i> walau kita meyakini hal lainlah yang terbaik untuk diri kita, maka sadarkan dan yakinkan diri kita jika <i style="font-weight: bold;">Hanya Allah swt. lah sebaik-baiknya pembuat kisah terbaik dan terindah untuk kita, hamba-hamba-Nya</i>. Yakin dan percaya akan itu. (^_^)☆</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Kini, apa yang terjadi pada ku sekarang? Yang jelas setelah kembali dari Hiroshima aku mendapatkan banyak teman baru yang cerdas-cerdas serta menyenangkan dari berbagai penjuru dunia. Aku juga mengikuti sidang ku meski dalam detik-detik menjelang batas pemasukan berkas untuk wisuda. Wisuda pun ku lalui dengan penuh kebanggaan walau pun banyak orang menyangsikannya karena aku menyelesaikan kuliah ku lebih lama dibanding teman-teman ku yang lain, hampir 7 tahun, namun aku percaya ada banyak yang telah ku dapatkan dan beberapa hal yang ku sumbangkan untuk almamater kebanggaan ku, KM-FMIPA Unhas. Kini aku juga masih mengabdi sebagai salah satu I-SMART (Instruktur SMART) di Lembaga Belajar Primagama Daya, Makassar, sambil mempersiapkan rencana penelitian ku nanti. Ya, meskipun saat ini aku belum melanjutkan kuliah ke jenjang Master namun aku sedang mengupayakannya dan telah berkonsultasi beberapa kali dengan calon pembimbing ku nanti dari universitas yang akan ku tuju. Atmosphere and Oceanic Research Institute, Tokyo University. Insya Allah aku akan ke sana nanti nya, melanjutkan belajar sesuai bidang yang ku senangi. Untuk selanjutnya apa yang akan terjadi? Tidak ada yang tahu pastinya kecuali <b>Allah swt</b>. karena hanya <b>Dia</b> yang <i>Maha</i> <i>Mengetahui</i> lagi <i>Maha</i> <i>Menciptakan</i> rencana-rencana terbaik dan terindah untuk hamba-hamba-Nya. Mohon do'anya ya agar usaha dan langkah ku dimudahkan serta diberkahi oleh <b>Allah swt</b>., juga agar aku tetap kuat dalam melangkah dan terus berbagi kisah. Kisah selanjutnya, silahkan dinantikan ya. (((o(*゚▽゚*)o)))</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<b>~<i> Maka nikmat Tuhan mu yang mana yang engkau dustakan? </i>(Q.S. Ar-Rahman) ~</b></div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
AdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1094415863158115104.post-5560269642439909722012-12-02T17:30:00.000+08:002012-12-02T17:30:55.628+08:00Karena aku menyukai sang hujan<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku menyukai
sang hujan. Meskipun banyak yang tidak menyukainya karena membuat mereka basah,
namun aku menyukainya. Ia datang menyejukkan diriku dan mengajakku bermain di
antara rintik airnya. Aku menyukai sang hujan. Walau terkadang membuat malas
beranjak dari tempat kita berdiri, namun aku menyukainya. Terdiam menikmati
aroma segar yang ia bawa membawa ketenangan tersendiri dalam diriku. Ya, aku
menyukai sang hujan. Meski sang mentari dapat menghangatkan jiwaku, walau sang rembulan dapat menerangi langkahku dengan sinarnya yang indah, namun aku
menyukai sang hujan. Aku sangat menyukai sang hujan.</span></span></div>
<a name='more'></a><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><o:p></o:p></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Terkadang ia
datang membawa limpahan air yang membawa sejuta bentuk kehidupan baru yang akan
jatuh ke bumi. Terkadang pula ia membawa limpahan air yang dapat membawa beribu
bentuk kehidupan hingga mengalir jauh meninggalkan asalnya. Namun tetap saja
hujan itu akan selalu membawa hal-hal terbaik untuk sekitarnya. Tentunya ia tidak
dengan sengaja mengalirkan airnya ke bumi tanpa sebab. Tentunya ia tidak dengan
sendirinya jatuh membasahi bumi jika tanpa ijin dari – Nya. Hujan tak akan
menyengajakan turun jika tanpa suatu maksud yang baik. Ia hanya menyembunyikan
segala tujuan terbaiknya dibalik apa yang terkadang dikatakan adalah sebuah
bencana. Hanya yang terbaik yang bisa melihat dan merasakan apa yang diingini
sang hujan. Ya, karenanya aku menyukai sang hujan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Hujan, aku
sangat menyukainya. Rintik airnya, sejuk udaranya, teduh suaranya, dan segala
tentangnya aku suka. Namun entah mengapa saat ini aku kurang begitu mengerti
dengan sang hujan. Ia jatuh namun tak menyejukkan. Ia turun membasahi bumi
namun sejuknya tak sampai hingga ke relung tanah. Entah apa yang sedang terjadi
dengan hujan ini. Apakah ia berbeda dengan hujan-hujan yang pernah ku temui
ketika ia membasahi bumi? Apakah ia membawa maksud tersembunyi yang lain yang
tidak ku mengerti? Ataukah memang saat ini ia turun dengan keadaannya yang
seperti ini? Sungguh aku tak mengerti dengan hujan yang satu ini. Namun aku
tetap menyukainya. Entah mengapa sejuknya sang hujan tak ku rasakan saat ini
tapi aku tetap menikmatinya, menunggu ia kembali datang membawa kesejukannya
untuk ku. Ia akan datang kembali, aku percaya itu.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Rinai sang hujan
bagai nyanyian indah untukku, rintik sang hujan bagai embun yang membasuh
diriku, sejuk sang hujan bagai udara yang menggenapkan nafasku, dan segala bentuk
kehidupan baru yang dibawa sang hujan merupakan suatu berkah bagiku dan
tentunya bagi alam semesta ini. Entah apa yang terjadi dengan hujan saat ini,
entah mengapa ia datang tidak seperti biasanya, entah dimana hujan yang pernah
menyapa ku, namun aku tetap menunggu sang hujan itu.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><i>Aku menyukai
sang hujan dan aku menantikan kembali datangnya hujan yang menyejukkan itu</i>. :-)</span><span style="font-family: Times New Roman, serif;"><o:p></o:p></span></span></div>
<br />
AdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1094415863158115104.post-51087844772144489912012-10-06T23:50:00.001+08:002013-12-14T03:23:31.809+08:00Kepada mu, sang pemilik rusuk<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Bismillahirrahmanirrahim</i></b>...</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kepada mu, sang pemilik rusuk.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Entah di mana kah engkau berada, namun ku harap Allah swt. selalu menjaga mu, membimbing mu, melindungi mu, serta senantiasa meridhoi dalam setiap helaian nafas dan langkah mu.</span></div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kepada mu, sang pemilik rusuk.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Entah siapakah diri mu yang sebenarnya, namun ku harap Allah swt. selalu menjaga hati dan diri mu agar tetap meyakini diri-Nya lah yang menguasai segala ciptaan-Nya, yang lebih mengetahui segala ciptaan-Nya hingga suatu saat nanti kita akan saling mengenal satu sama lain.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kepada mu, sang pemilik rusuk.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Entah kapan dan dimana kah nanti kita akan bersua, namun ku harap Allah swt. selalu menyinari langkah mu, langkah untuk menemukan diri kita satu sama lain, dan semoga Allah swt. segera mempertemukan kita dalam suatu ikatan yang penuh rahmat dan ridho-Nya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kepada mu, sang pemilik rusuk.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Entah apa halangan yang ada di depan kita sehingga saat ini kita belum berjumpa, namun ku harap Allah swt. dapat menyingirkannya dan menyinari jalan kita masing-masing agar cahaya, petunjuk dan hidayah-Nya senantiasa mengiringi perjalanan kita, agar segala bentuk pembelajaran dan perjuangan kita tidak sia-sia hingga nanti di waktu, tempat dan kondisi yang tepat lah kita akan dipertemukan-Nya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kepada mu, sang pemilik rusuk.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Bukan lah paras yang aku cari, bukan lah harta dan jabatan yang kau miliki yang aku ingini dan bukan pula gelar yang aku tujui. Ketahui lah jika hanya iman dan ilmu mu yang aku cari, bimbingan dan kasih sayang mu yang aku ingini, serta pengakuan dan ridho mu yang aku tujui. Itulah hasil pencapaian yang aku harapkan karena dengan itu kelak aku dapat memasuki surga-Nya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kepada mu, sang pemilik rusuk.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku ingin menjaga hati, jiwa, perasaan, dan kehormatan ini hanya untuk mu, hingga nanti kita akan bertemu atas seizin-Nya. Aku ingin menjaga diri ini agar hanya engkau yang menjadi lelaki istimewa untuk ku kelak.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kepada mu, sang pemilik rusuk.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Saat kita berjumpa dan telah disatukan dalam ikatan suci nanti, semoga Allah swt senantiasa meridhoi dan merahmati keluarga kecil kita nanti agar senantiasa menjadi surga kecil bagi kita & semoga Allah swt senantiasa menjaga keluarga besar kita agar terhindar dari tipu daya dunia demi mencapai surga-Nya. Aku juga berharap agar Allah swt selalu berada di antara kita hingga ajal memisahkan kita. Hanya Allah swt yang ku harapkan dapat menjaga dan membimbing kita karena hanya DIA yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui atas segala ciptaan-NYA.</span></div>
</div>
</div>
AdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1094415863158115104.post-24914124618363803922012-08-23T21:37:00.001+08:002013-12-14T03:25:36.922+08:00Tulisan Untuk Sahabat Ku<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><b>Bismillahirrahmanirrahim</b>..</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Untuk mu, para sahabat ku.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Jika kelak kita sudah menemukan jalan kita masing-masing, ingatlah bahwa kita pernah menempuh sebuah jalan bersama. Jalan yang penuh liku dengan tanjakan dan turunan juga dengan bebatuan dan air di sekitarnya. Ingatlah bahwa jalan itu pernah kita lalui untuk melangkah bersama.</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Untuk mu, para sahabat ku.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Jika kelak kita sudah menemukan orang yang akan menemani hidup kita masing-masing, ingatlah bahwa kita pernah saling menemani dalam jejak langkah kita. Kita saling menemani dalam suka dan duka, dalam canda dan tawa, serta dalam susah dan lapang. Kalian menemani ku dan aku pun menemani kalian. Saat itu kita bersama merasakan dunia kita bersama.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Untuk mu, para sahabat ku.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Jika kelak kita menemukan kesulitan dalam hidup kita masing-masing, ingatlah bahwa kita juga pernah berusaha mendaki jurang cobaan selama kita bersama. Kita mendakinya bukan hal yang mudah dan dapat terlewati dalam waktu yang singkat. Akan tetapi kita bisa membuktikan bahwa kita bisa melaluinya. Kita berhasil dan kita tersenyum setelahnya. Bila saat-saat seperti itu terulang kembali, ingatlah saat itu. Yakinlah bahwa engkau bisa melaluinya. Dan jika engkau tidak bisa melewatinya sendiri, berbagilah dengan ku. Berbagilah agar engkau merasa ringan karena persahabatan kita tidak akan berakhir di sana.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Untuk mu, para sahabat ku.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Jika suatu saat kita terpisah jarak, ruang dan waktu, ingatlah jika kita pernah bersama dalam satu jarak, ruang dan waktu. Saat itu kita benar-benar bahagia meskipun terkadang kita melewati banyak kerikil kehidupan yang membuat kita bertengkar tapi kita akan tetap tersenyum dan tertawa kembali pada akhirnya.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Untuk mu, para sahabat ku.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Aku sungguh bahagia bisa mengenal kalian. Sungguh bangga bisa memiliki kalian sebagai sahabat. Sebuah kehormatan bisa bersama kalian. Persahabatan yang tak ternilai harganya pernah kita rajut bersama dan ku harap itu akan terus berlanjut sepanjang hidup kita. Bila suatu saat aku melupakan kalian, tolong ingatkan aku tentang kalian, tentang kita. Jangan biarkan aku melupakan kalian karena kalian juga pernah jadi bagian dari kisah hidup ku. Aku menyayangi kalian dan ku harap akan terus menyayangi kalian sepanjang hidup ku.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Untuk mu, para sahabat ku.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Terima kasih untuk kisah yang telah kita rajut selama ini. Semoga rajutan itu masih terus berlanjut sepanjang hidup kita dan menghasilkan rajutan yang indah. Rajutan itu akan kita kenang sepanjang hidup kita. Sekali lagi, terima kasih untuk kalian, para sahabat ku, yang telah menemani ku berbagi kisah dalam suka dan duka, sedih dan senang, serta sulit dan lapang. Kalian adalah orang-orang terbaik yang dipilihkan ALLAH swt untuk menemani langkah ku. Terima kasih. Aku menyayangi kalian.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">* Jika sinar mentari adalah kemudahan hidup dan hujan adalah kesusahan hidup, kita butuh keduanya untuk membuat pelangi yang indah * (^___^)</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">#Quotes dari seorang sahabat#</span></div>
</div>
AdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1094415863158115104.post-49421831937191624642012-07-30T09:26:00.001+08:002013-12-14T03:29:00.168+08:00Mengejar Umeda (Sebuah Kisah di Balik Perjalanan ke Hiroshima) :-D<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i style="font-weight: bold;">Bismillahirrahmanirrahim</i>...</span><br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">~ <i><b>Kepada teman-teman dan semua pihak yang sudah membatu dalam peristiwa "Mengejar Umeda" ini, saya, Adriani Mutmainnah, mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas segala bantuan dan bimbingannya selama proses "pelarian" ini. Tanpa kalian aku tidak akan mencapai Umeda di waktu yang tepat. Tulisan ini ku tujukan terutama untuk kalian. Sekali lagi terima kasih banyak. Arigatou gozaimasu, minna-san</b></i> ~</span></div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Seperti yang sebelumnya ku katakan jika segala bentuk perjalanan ku untuk mencapai Hiroshima banyak diilhami oleh proses "pelarian" ke sana kemari mencari lokasi yang akan dituju. Setelah sampai di lokasi tujuan pun terkadang masih memerlukan tenaga dan energi ekstra untuk mencapai titik akhirnya. Untuk itu, kepada semua pihak yang terlibat, ku harap momen ini bisa membuat kalian bisa lebih bangga kepada diri sendiri karena telah membantu saya mencapai si-Umeda itu (narsis lagi euuuuy). Khususnya untuk saya pribadi, saya merasa bersyukur mengenal kalian semua. Kalian adalah orang-orang terbaik yang dikirim ALLAH dalam misi pencapaian ku ke Hiroshima. :-)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">"Pelarian" ku bermula usai terawihan di Mesjid Osaka. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 10.20 menit. Setelah makan dan persiapkan diri lagi, mas Rizal mengatakan jika dia akan mengantarkan saya untuk bertemu dengan si-<i>Umeda Sky Building East</i>. Untuk itu, dia pamit mengambil mobilnya yang dia parkir di sekitar wilayah mesjid, tapi aku pun tak tahu itu di mana. Selang beberapa lama akhirnya beliau datang dan saat itu sepertinya waktu sudah menunjukkan hampir pukul 10.30. Kami pun menunggu sejenak karena ada jamaah yang ingin ikut hingga ke Umeda (atau ke mana yah itu hari?) tapi dia mesti berbelanja dulu. Lalu kami pun berangkat ke lokasi sekitar pukul 10.35. Mas Rizal lalu menelfon ke operator (kaya'nya sih) untuk menunjukkan arah agar bisa sampai di lokasi <i>USBE</i> itu. Akhirnya di GPS mobilnya telah tergambar sebuah peta bergaris merah muda yang menunjukkan arah dari lokasi awal kami memulai perjalanan itu. Belum berapa lama berjalan, aku mencoba untuk bertanya lokasi <i>Family mart</i> terdekat (di Jepang hanya ada <i>Family mart</i> yang tersebar di beberapa titik tapi tidak menjamur seperti di Indonesia) karena aku ingin membeli pasta gigi. Ingat cerita sebelumnya? Pasta gigi dan <i>hand body</i>-ku tertahan di bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Akhirnya mas Rizal menunjukkan jalannya dan atas perkataan Daruchan akhirnya yang turun membeli pasta gigi itu adalah mas Sony (thank you so much mas-mas semuanya). Ternyata yang dia beli pasta gigi sekalian sikat giginya dalam satu tempat (sepertinya di Indonesia juga biasa dipaketkan seperti tu). Namun aku cukup heran karena pasta giginya cukup kecil. Belakangan baru ku tahu jika pasta giginya tidak perlu digunakan banyak-banyak karena dengan sedikit saja sudah bisa menjangkau semua bagian mulut. Indonesia sepertinya tidak begitu deh..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Selanjutnya setelah urusan beli-membeli sudah selesai, kami pun melanjutkan perjalanan ke <i>USBE</i> itu. Karena waktunya sudah cukup mepet dengan waktu <i>check</i>-<i>in</i> yang seharusnya, maka mas Rizal mencoba untuk mempercepat laju kendaraannya. Dalam mobil suasana juga ikut tegang (meski yang seharusnya tegang hanya diri ku) karena semua juga ikut mengalami "pelarian" ini. Di Jepang walaupun telatnya hanya 1 menit itu tetap tidak akan dilayani (sekali lagi beda dengan Indonesia). Akhirnya dengan sabar walaupun tegang, mas Rizal tetap memacu mobilnya. Dalam hati aku terus berdoa semoga aku masih bisa <i>check</i>-<i>in</i> karena waktu sudah menunjukkan hampir pukul 11.00. Akhirnya ketika sampai ke <i>Umeda Sky Building</i> aku pun turun ditemani oleh Daruchan dan mas Sony (sekali lagi terima kasih banyak mas-mas berdua). Aku pun pamitan kepada mas Rizal dan beberapa orang Indonesia lain (lupa namanya :-D). Lalu Daruchan dan mas Sony membantu membawakan tas dan koperku yang lumayan sangat berat itu. Dengan berlari-lari kecil kami menuju lift. Aku agak kesulitan mensejajari "pelarian" mereka berdua karena selain cukup lelah, aku pun menggukan sepatu dengan hak sekitar 3 / 5 cm (tidak disarankan untuk menggunakan sepatu sejenis ini dalam pelarian. sebaiknya kalian menggunakan sepatu flat saat berlari). Jadi aku hanya bisa melihat mereka berdua berlari dan dalam hati aku merasa lucu serta terharu juga. Mereka berdua hanya teman yang baru ketemu di atas kereta tapi dengan rela menemani dan membantu ku untuk melakukan "pelarian" ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Singkat kata, mas Sony segera berlari menuju konter <i>check</i>-<i>in</i> dan menanyakan prosesnya. Tapi ternyata sodara-sodari "pelarian" kami belum berhenti sampai di situ. Bangunan yang kami sangka <i>USBE</i> itu adalah <i>USB</i> di sisi satunya. Yang <i>USBE</i> itu berada di seberang jalan dan jika dnegan berjalan kaki itu membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk menuju ke sana. Akhirnya Daruchan kembali menelfon mas Rizal untuk mnjemput kami. Karena arah pergerakan mobilnya mas Rizal berbeda, akhirnya kami lah yang kembali berlari untuk dapat mencapai lokasi mobil mas Rizal. Sungguh "pelarian" yang cukup melelahkan saat itu. Kami kembali masuk ke dalam gedung, naik eskalator, lalu masuk ke dalam lift sambil membawa koper dan segala tetek bengeknya. Akhirnya kami menemukan lokasi mobil mas Rizal dan kembali kami harus berlari mengejar waktu karena waktu sudah menunjukkan pukul 11.20 (kalau tidak salah). Setelah di dalam mobil mas Rizal pun kembali menyalakan GPS mobilnya. Dengan tetap mengikuti arah garis <i>merah jambu</i> itu mas Rizal memacu mobilnya sambil meminta maaf atas kekhilafannya yang tidak tahu lokasi <i>USBE</i> itu. Aku jadi merasa tidak enak kepada beliau (maaf mas) dan ikut meminta maaf atas kerepotan yang sudah ku timbulkan ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dengan hati yang terus berdoa semoga masih ada waktu, kami terus melaju. Saat itu tiba-tiba mas Sony kembali memperhatikan tiket bus yang ku pegang dan dia menyebutkan tulisan yang tertera di situ "Start Boarding 23.00 - Finish Boarding 23.50". Lalu mas Rizal berdoa semoga waktu boardingnya itu benar sampai pukul 23.50 dan berangkatnya setelah itu. Dalam hati pun aku berdoa semoga memang seperti itu adanya (maklum orang baru naik bus di Osaka dan yang lain pun katanya jarang naik bus). Setelah berputar-putar selama beberapa lama akhirnya kami menemukan <i>USBE</i> itu. Mas Rizal mencoba mengantar ku hingga depan kantor dari bus itu tapi kami di-stop oleh seorang petugas wanita karena ternyata mobil selain busnya tidak diperbolehkan masuk. Akhirnya mas Rizal pun kembali meminta maaf kepada petugas yang bersangkutan. Saya pun turun bersama Daruchan dan mas Sony (mereka sudah seperti <i>body guard</i> ku kaya'nya.. XD). Kami kembali segera berlari menuju konter <i>check</i>-<i>in </i>dan - taddaaaa - akhirnya aku bisa <i>check</i>-<i>in</i> juga. Alhamdulillahirabbilalamin..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Karena sudah <i>check</i>-<i>in</i>, aku sudah bisa sedikit bernafas lega. Bagaimana tidak, aku sudah bisa membayangkan jika "pelarian" ku ini telah berakhir. Namun ternyata "pelarian" ini masih harus berlanjut beberapa saat lagi. Setelah dari meja konter, Daruchan dan mas Sony menemani ku menuju bus yang dituju (kembali dengan berlari-lari kecil dan semangat 45). Sambil membawa barang kami hanya bisa tertawa melihat segala hal yang barusan sudah terjadi. Sesampainya di depan bus pun ternyata aku masih belum bisa naik karena belum waktunya. Aku masih harus menunggu terlebih dahulu di dalam bangunan tadi (depan konter <i>check</i>-<i>in</i> itu ada ruang tunggu lwoh) dan menunggu hingga panggilan untuk naik ke bus berbunyi. Kembali lagi kami tertawa namun kali ini dengan tawa yang lebih besar (mungkin menyadari kebodohan kami). Lalu dengan berjalan sedikit lebih pelan dari "pelarian" kami sebelumnya, kami menuju ruang tunggu tersebut. Sesampainya di dalam, kami mencari tempat yang bagus untuk duduk lalu mulai sedikit melonggarkan aliran nafas. Tarik nafas - hembuskan - tarik nafas - hembuskan. Begitu terus selama beberapa kali (ini acara senam yah). Daruchan lalu menyerahkan koper ku dan meletakkannya di tempat yang mudah ku jangkau. Setelah itu, mas Rizal pun berpamitan yang diikuti Daruchan dan mas Sony. Mereka berpesan agar menelfon jika ada sesuatu yang ku perlukan atau ada yang terjadi pada ku dan aku pun berjanji akan melakukannya, jika dibutuhkan. Setelah itu kami berpisah dan dari luar mereka melambai pada ku. Aku pun membalas lambaiannya dan dalam hati mengucap syukur atas bantuan mereka itu. Sungguh nikmat & karunia ALLAH swt tak terbatas untuk ummat-NYA. Tak berapa lama setelah ditinggalkan oleh mereka, panggilan untuk naik ke bus pun berbunyi dan aku pun melangkah menuju bus sambil membawa barang-barang ku. Setelah menitipkan koper dan ransel ku di bagasi serta naik ke dalam bus dan duduk di kursi yang telah disediakan, aku pun mencoba menggunakan fasilitas yang ada pada kursi itu. Teman di samping ku (ga tau namnya siapa tapi terima kasih atas bantuannya) lalu menunjukkan caranya dan membantu ku dengan kursi itu. Setelah ku dapatkan posisi yang enak dan nyaman, aku pun menelfon untuk mengabari keberadaan ku di atas bus kepada mas-mas tadi. Kembali mereka berpesan agar aku hati-hati dan menelfon jika terjadi sesuatu. Sungguh aku merasa sangat senang dan terharu atas perhatian dan bantuan mereka ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Perjalanan ku ke Hiroshima pun kembali berlanjut dan kisah ini masih akan berlanjut terus-terus-terus dan terus. Kisah berikutnya akan ku ceritakan di waktu dan tempat yang berbeda. Sekali lagi, terima kasih atas bantuan dari semua pihak yang terlibat. Arigatou gozaimashita, minna-san. (^___^)v</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">.... To Be Continued</span></div>
</div>
AdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1094415863158115104.post-72817649561293182692012-07-30T09:06:00.003+08:002013-12-14T03:33:17.170+08:00Going to Osaka<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<br />
<div style="font-family: arial, sans-serif; text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><b><i>- Maka nikmat-Nya yang mana yang engkau dustakan? -</i></b></span></div>
<div style="font-family: arial, sans-serif; text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><b><i><br /></i></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><b><i>Bismillahirrahmanirrahim</i></b>...</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Perjalanan panjang dan menyenangkan pun berlanjut. Setelah semua urusan imigrasi di Kuala Lumpur selesai dan akhirnya aku pun duduk di atas pesawat pada kursi yang telah disediakan, di sini Allah swt menunjukkan lagi betapa besar kuasa dan campur tangannya dalam merancang perjalanan ku.</span></div>
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><a name='more'></a></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Tanpa disangka dan diduga aku punya teman perjalanan yang baik dan menyenangkan luar biasa. Awalnya orang yang seharusnya duduk tepat di samping ku memilih untuk duduk di bangku depan karena kosong dan dia ingin tidur dengan meluruskan kakinya. Akhirnya bangku tengah kosong (karena saat itu aku duduk dekat jendela dan bagian ini adalah yang paling aku suka ^^). Bangku yang satunya diduduki oleh seorang perempuan. Namanya Kaoru. Awalnya aku memberanikan diri menyapa dan memperkenalkan diri ku padanya. Alhamdulillah dia menerima tawaran ku dan kami pun memulai obrolan singkat. Setelah itu teman yang ikut bepergian bersamanya, Yajima-san, ikut bergabung dengan kami. Akhirnya kami bertiga pun mulai mengobrol banyak hal, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mulai dari kisah perjalanan mereka, foto-foto perjalanan mereka, ketertarikan ku pada Jepang, tentang Makassar - Indonesia - dan sekitarnya, perjalanan pertama ku ke luar negeri -dan ini membuat mereka sangat heran dan kaget, perjalan pertama keluar negeri seorang diri-, dan masih banyak lagi yang kami bahas sehingga membuat perjalanan yang berlangsung selama 6 - 7 jam itu menjadi sangat menyenangkan dan tidak membosankan. Beruntung aku mengenal mereka karena kisah ku dengan mereka masih berlanjut. Aku pun yakin ini karena bantuan dari Allah swt untuk ku. Aku selalu berdoa agar Allah swt memudahkan jalan ku untuk sampai ke Hiroshima dan Alhamdulillah DIA mengabulkan doa ku dengan mengirimkan "bala bantuan" untuk ku, yakni Kaoru-san dan Yajima-san. :-)</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Setelah itu kami pun tiba di "<i>Kansai International Airport</i>". Ketika turun dari pesawat kami langsung menuju ke tempat menunggu kendaraan untuk masuk ke bagian imigrasi (lupa nama kendarannya apa, mirip kereta cepat). Setelah itu kami berpisah karena bagian untuk "<i>Foreign Pasport</i> (new entry)" dengan "<i>Japan pasport</i>" itu berbeda dan antrian di bagian ku sungguh-sungguh suwangaaaaaaaaat paaanjaaang. Aku berdiri mungkin sekitar 30 - 45 menit (lupa hitung waktu sebenarnya) dalam antrian itu. Akhirnya setelah giliran ku tiba semua dokumen ku untuk masuk Jepang diperiksa oleh seorang petugas perempuan yang manis, imut </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">(kawaii ne ^^v) </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tapi tomboy. Setelah itu barulah aku mengambil bagasi ku. Dan ternyata saudara-saudari, <i>duo Japanese</i> itu menunggu kedatangan ku loh. Heran, kaget, haru dan senang bercampur menjadi satu. Bagaimana tidak, mereka menunggu ku keluar dari imigrasi selama 30 - 45 menit. Itu bukan waktu yang sebentar lwoh karena aku saja yang menunggu dalam antrian merasa lelah. Ckckckck, sungguh aku sangat berterima kasih kepada mereka dan juga ALLAH swt atas Kebesaran dan Bantuan-NYA kepada ku. Maha Besar dan Maha Kuasa ALLAh atas ummat-NYA.</span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Saat mengambil bagasi, Kaoru-san membantu ku mengambil troli untuk bagasi. Bagasi mereka sendiri sebenarnya tidak banyak dan sepertinya tidak membutuhkan waktu lama untuk mendapatkannya, tapi dengan setia dan sabar mereka menunggu ku. Yah, sebelum turun pesawat mereka memang berjanji untuk membantu ku menunjukkan dan menemukan jalan ke Umeda Sky Building, tujuan ku berikutnya setelah tiba di Jepang. Kami pun berjalan keluar untuk mencari informasi tentang cara ke sana karena di Jepang ada banyak jalur kereta dan kita bisa nyasar sangat jauh jika salah memilih kereta. Sebelumnya Yajima-san mencoba mengingatkan aku untuk menghubungi keluarga yang akan ku tempati </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">home stay</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> nanti. Dia pun meminjakan </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Docomo</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> nya (sejenis handphone yang bisa dipake nelfon kemana saja). Aku pun sangat senang dan sangat berterima kasih padanya atas bantuan itu. Aku pun memencet nomor telfon ibu </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">home stay</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> ku. Yajima-san lalu beralih menyuruh Kaoru-san untuk berbicara terlebih dahulu. Mau nda mau (tapi senang) aku pun menyerahkan </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Docomo</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> itu pada Kaoru-sa dan dia pun memulai percakapan dengan Kamikawa-san (ibu </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">home stay</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> ku). Setelah biara panjang lebar dia pun menyerahkannya pada ku. Akupun mulai menyapa Kamikawa-san dan kami bercakap-cakap sebentar. Dia pun mengatakan akan menjemput ku setelah tiba di stasiun Nishihiroshima, stasiun terdekat dari rumahnya jika melihat jalur perjalanan ku selanjutnya. Aku pun merasa sangat bersyukur atas itu. </span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Langkah selanjutnya Yajima-san beranjak ke meja informasi untuk mencarikan ku info tentang kereta agar aku bisa sampai ke Umeda. Dan akhirnya setelah sekian lama dan sekian banyak pertanyan dan informasi kami pun tahu kereta apa yang seharusnya aku gunakan untuk sampai ke sana. Mungkin karena kelelahan atau ada alasan yang lain, akhirnya Yajima-san dan Kaoru-san mengajak ku untuk mencari minum. Mengingat aku merasa tidak enak dan saat itupun aku erada di titik yang cukup kehausan dan merasa khawatir akan kondisi badan (karena harus menjaga stamina biar </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">ga' drop</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">hingga 2 minggu ke depan) serta saat itu suhu di sekitaran lumayan tinggi (dibanding Makassar), akupun mengikuti mereka. Pilihan minuman pun ku serahkan sepenuhnya pada mereka dan mereka memilihkan jus jeruk untuk ku. Sekedar info jus jeruknya betul-betul berasa jeruk tanpa embel-embel gula atau pemanis lain. Rasanya jeruk beneran, asem-manis-gimana-gitu. Setelah itu kami duduk dan melepas lelah sejenak setelah berlari-mencari info-naik turn lift-dan sebagainya. Kami pun bercakap-cakap tentang kemana arah tujuan ku nanti. Mereka menjelaskan kepada ku dengan sejelas-jelasnya kemana aku harus pergi dan di stasiun mana aku harus turun. Mereka sangat teliti menjelaskan pada ku karena mereka sangat khawatir tentang keselamatan ku. Arah dan tujuan mereka berbeda dengan ku karena mereka akan ke Nagoya sedangkan aku akan ke Hiroshima. Artinya satunya akan mengarah ke kanan, ke arah utara, dan satu akan ke kiri, ke arah selatan. Dan karena masih khawatir akhirnya Yajima-san meminjamkan </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Docomo</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">-nya pada ku (yang hingga saat ku menulis ini masih ku pegang dan ku pakai) agar aku bisa menghubunginya nanti jika ada apa-apa pada ku selama perjalanan nati. Mungkin bagi sebagian orang bantua ini biasa saja dan tidak ada apa-apanya. Tapi bagi ku yang bahasa Jepangnya masih di bawah rata-rata dan bahasa Inggrisnya, yaaaaah, so so, ini adalah bantuan yang sangat besar dan berarti. Yajima-san mengatakan jika aku bisa mengembalikan </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Docomo</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">-nya sesaat sebelum aku kembali ke Indonesia. Dia pun pergi mencari amplop surat yang nantinya bisa ku gunakan untuk mengirim kembali </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Docomo</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> itu. Setelah ketemu, Kaoru-san pun menuliskan alamatnya (dalam huruf Kanji dan kawan-kawannya). Lalu dia pun menyerahkan amplop itu pada ku untuk ku simpan baik-baik agar tidak hilang. Sungguh aku sangat terharu dengan bantuan </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">duo Japanese</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> ini. Subhanallah, sungguh ALLAH sangat Pemurah dan Penyayang-nya pada ku dengan mengirimkan dua orang ini untuk membantu ku. Masya Allah, Allahu Akbar.</span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kami lalu menuju tempat untuk membeli tiket keretanya. Yajima-san sekali lagi bertanya pada petugas stasiun bagaimana cara untuk sampai ke Umeda dan dia diberitahu agar nanti turunnya di stasiun Osaka. Setelah itu kami membeli tiket di mesin tiket dan betul-betul teknologi orang Jepang sudah sangat maju. Cukup memasukkan uang, trus pencet sana sini, akhirnya sebuah tiket kecil pun keluar. Ckckckck, aku hanya bisa berdecak kagum. Lalu kami melewati portal pembatas dengan memasukkan tiket kecil itu terlebih dahulu agar portalnya terbuka, terus kami menyimpan troli dari bandara tadi dan masuk ke dalam lift (karena kami membawa bagasi. bagi yang tidak ber-bagasi disarankan untuk menggunakan eskalator). Kami turun ke lantai bawah di mana kami akan menunggu kereta kami. Tidak berapa lama kereta kami sampai dan kami pun masuk ke dalamnya. Aku memilih bangku yang dekat dengan pintu dan mereka pun ikut duduk bersama ku. Sekali lagi mereka mengulang penjelasan mengenai "peta perjalanan ku" pada ku. Sungguh sangat beruntung aku bertemu dengan mereka. Mereka mengulangnya dengan cepat tapi jelas. Akhirnya setelah tiba di stasiun pertama (lupa apa namanya) mereka turun karena mereka akan berganti kereta untuk menuju Nagoya. Setelah ber-</span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">bye-bye</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">-ria kami pun berpisah di stasiun itu.</span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Aku pun tiba-tiba merasa sendiri dan harus memberanikan diri ku sendiri agar kuat selama perjalanan menuju stasiun Osaka. Bagaimana setelah tiba di sana nantinya itu urusan nanti. Aku hanya meyakinkan diri ku bahwa ALLAH swt selalu ada bersama ku dan akan selalu membantu ku selama perjalanan ku menuju Hiroshima ini. Dan sekali lagi ALLAH menunjukkan betapa Maha Kuasa DIA atas segala ciptaan-NYA. Tak berapa lama setelah aku duduk sendiri, aku mengarahkan pandangan ku ke arah lain dan di seberang sana ada orang yang mencoba menyapa dan bertanya aku dari mana dan aku pun menjawab dari Makassar sambil tersenyum. Dia pun bersama seorang temannya mencoba berpindah tempat ke samping ku dan duduk bersama ku. Subhanallah, ternyata mereka adalah orang Indonesia yang bekerja di Jepang bertahun-tahun lamanya. Namanya mas Daruchan (aslinya Darmuji :-D) dan mas Sony. Sungguh berbesar hatilah diri ku lagi setelah sempat merasa khawatir akan perjalanan ku ini. Kebetulan arah stasiun kami sama, stasiun Osaka. Mereka berdua hedak menuju mesjid di Osaka karena hari itu giliran orang Indonesia yang menyediakan buka puasa di sana. Oh ya, mencari Mesjid di Jepang lumayan susah loh karena tidak banyak dan lokasinya pun kadang agak susah ditemukan bagi orang baru seperti diri ku. Itupun setelah turun di stasiun Osaka mesti jalan lagi ke stasiun selanjutnya untuk berganti kereta. </span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Selama perjalanan menuju stasiun Osaka kami bercakap-cakap banyak hal. Dari situ ku tahu jika istrinya mas Daruchan tinggalnya tidak jauh dari rumah di Makassar (mungkin karena dia melihat gantungan Makassar di tas ku makanya dia bisa mengenali ku). Sungguh kebetulan yang indah. Di atas kereta pun kami sempat-sempatnya on-line (atas bantuan WiFi dari mas Sony. thank you so much mas.. :-D) dan bertukar alamat email. Sempat khawatir juga sih akan keberadaan mereka berdua (maaf yah mas-mas sekalian >,< )tapi aku yakin ALLAH selalu bersama ku jadi segala kekhawatiran itu perlahan-lahan sirna. Mas Daruchan pun membantu ku membuat sebuah akun yang bisa ku gunakan untuk menelfon ke Makassar. Subhanallah, sekali lagi aku sungguh bersyukur akan bantuan ini. Setelah mengobrol lama hingga tak terasa kami pun tiba di stasiun Osaka. Mulai dari sini mas-mas berdua itu senantiasa dengan baiknya membantu ku membawakan barang-barang ku (yang lumayan sangat berat lwoh. hehehee..), membantu ku melewati portal, menemaniku berlari ke sana kemari (sungguh perjalanan ini sangat banyak menggunakan "pelarian"), dan banyak lagi bantuannya. Ketika menemukan toilet aku pun ijin sebentar karena sejak dari bandara hingga saat itu aku belum sempat mencari toilet mengingat segalanya berjalan sangat cepat dan tepat di sini (secara hidup di Jepang gitu lwoh). Mereka pun dengan setia dan sabarnya menunggu. Yah, seperti yang sudah diduga dan dibayangkan sebelumnya, saudara-saudari sebangsa dan se-tanah air, toilet di sini tidak menggunakan air alias hanya menggunakan kertas tisu. Karena masih belum terbiasa aku selalu membawa tisu basah selama perjalanan ku (dari Makassar lwoh). Setelah selesai dan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">(sedikit) </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">merapikan penampilan ku, aku pun keluar dari toilet. Mas Daruchan lalu menawari ku untuk berfoto dibangunan itu karena memang pemandangan dari situ sungguh sangat menakjubkan dan indah. Karena hp ku lowbat parah, akhirnya Daruchan dengan senang hati menawarkan iPad-nya untuk digunakan. Yah, karena mau tetap menjadi narsis walaupun ke-cape-an melanda, dengan senang hati aku menerima tawaran dan bantuan Daruchan itu. Kapan lagi coba berfoto di bawah langit Osaka dengan latar stasiun Osaka yang berkilauan. Heheheee, tanda-tanda katro-ku pun ikut bermunculan, tapi tak apelah. InsyaAllah next time kalau ke Osaka lagi sudah tidak seperti itu, I hope so.</span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Eh, sebelumnya aku belum cerita yah mengapa aku bisa sampai mengikuti jejak lari (bukan jejak langkah) mereka berdua. Semua itu bermula dari hasil percakapan kami di atas kereta yang mengatakan akan menuju mesjid di Osaka (di atas sudah diceritakan koq) yang letaknya itu di bawah ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="display: inline-block; font-family: arial, sans-serif; line-height: 55px; margin-top: 3px; max-width: 565px; overflow: hidden; text-align: -webkit-auto; text-overflow: ellipsis; white-space: nowrap;" title="Japan 〒555-0032 Osaka Prefecture, Owada,, OsakaNishiyodogawa Ward 4丁目-12−16"><a href="https://www.google.com/url?sa=D&oi=plus&q=https://maps.google.com/maps?ie%3DUTF8%26cid%3D7979249943860318088%26q%3D%25E5%25A4%25A7%25E9%2598%25AA%25E3%2583%259E%25E3%2582%25B9%25E3%2582%25B8%25E3%2583%2583%25E3%2583%2589%2BOsaka%2BMasjid%2B(%2BMosque%2B)%26iwloc%3DA%26gl%3DUS%26hl%3Din" style="outline: none; text-decoration: none;" target="_blank">Japan</a> 〒555-0032 Osaka Prefecture, Owada,, OsakaNishiyodogawa Ward 4丁目-12−16</span><span style="font-family: arial, sans-serif; line-height: 55px; text-align: -webkit-auto; white-space: nowrap;"></span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mereka sebelumnya juga berjanji akan membantu mengantarkan sampai ke <i>Umeda Sky Building East</i>itu. Dan karena aku merasa tertarik untuk melihat mesjid di Osaka juga karena pengen merasakan terawih berjamaah di sana, akhirnya aku dengan senangnya mengikuti jejak lari mereka. Sungguh pengalaman yang tidak ada duanya. Setelah berlari-lari naik turun tangga - keluar masuk lift, akhirnya kami menemukan stasiun yang kami tuju (dengan koper ku tetap dibantu bawakan oleh mereka. Setelah membeli tiket keretanya (tiket ku dibelikan sama mas Sony. makasih mas.. :-D) kami pun menuju tempat tunggu keretanya. Dan sungguh rencana ALLAH memang indah, saat kami tiba di tempat itu keretanya pun baru tiba dari tujuan sebelumnya. Kami pun masuk ke dalam kereta dan again katro-katro-an pun dilanjutkan. Daruchan kembali beraksi dengan iPad-nya. Oh ya, sebenarnya selama sebelum dalam kereta pun Daruchan selalu beraksi dengan iPad-nya, berlagak jadi fotografer dengan modelnya diri ku ini. Heheee, mang g da model lain yah mas?? :-D</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Daruchan mencoba mengambil beberapa gambar kami bertiga dari berbagai sudut dan ekspresinya. Heheee, karena udah lusuh banget & sudah tidak bersemangat untuk mencari ekspresi yang paling cute (aigooooo), akhirnya ekspresi ku pun ala kadarnya. Cape' bwo berlari di malam hari ini sambil tenteng tas ke sana kemari (mas Daruchan dan mas Sony pun kaya'nya cape banget tuh bawa koper ku.. :-D). Ekspresi ku beneran ngasal banget deh. >.<</span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dalam kereta selain berfoto-foto ria, tetap donk ber-on-line-on-line-ria. Cuma ku bukan buka FB ato apa tapi yang ku lakukan adalah terus mencoba untuk menghubungi ade ku biar bisa memberi kabar ke Makassar. Heheee, sekalian mo bilang sih " Ma', anak mu dah sampai Jepang. Dah naik kereta sana-sini, Ma' ". :-D Tapi beberapa kali mencoba tetap susah juga untuk masuknya. Akhirnya ku urungkan niat memberi kabar ke sana karena stasiun tujuan kami sudah di depan mata. Setelah turun dari kereta aku pun kembali mencoba menghubungi ade ku lewat aplikasi LINE dan alhamdulillah akhirnya bisa masuk juga. Aku pun sempat mengobrol dengannya tapi karena aku turun ke bawah tanah (jalan di bawah stasiun untuk menuju tujuan selanjutnya) dan sinyal akhirnya putus-putus, telfon itupun berakhir di situ saja tanpa aku sempat memberi kabar dengan sejelas-jelasnya. Tapi setidaknya aku sudah mengabari jika aku sudah sampai di Osaka dan alhamdulillah masih sehat walafiat.</span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Perjalan menuju mesjid selanjutnya di tempuh dengan jalan kaki. Yah, kurang lebih 10 - 15 menit lah dari stasiun tadi (dengan jejak langkah ku yang masih ke-Indonesia-an banget). Melewati jalan raya yang sepi (di sini tidak ada angkot lwoh), jembatan yang panjang, lorong kecil yang sepi, akhirnya tiba juga di Mesjid. Mesjidnya beda dengan di Indonesia karena Mesjid di sini adalah rumah yang direnovasi menjadi mesjid di mana lantai 1 nya adalah tempat untuk menjual makanan HALAL dari berbagai negara Islam (ada kecap, saus dan sambal dari Indonesia juga lwoh) dan lantai 2 nya adalah tempat untuk shalat. Setelah saling menyapa antara mas Daruchan-mas Sony-mas Rizal, akhirnya aku pun ditunjukkan bagian untuk <i>Ukhti</i> </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">oleh mas Rizal </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang terpisah pintu dengan tempatnya para <i>Ikhwan</i>-nya. Dia mengantarkan ku ke sisi sebelah dari mesjid itu karena di situlah pintu masuk untuk Perempuan. Aku pun segera naik ke tempat shalat setelah ditunjukkan arahnya. Aku pun bersegera mengambil air wudhu karena waktu shalat Isya sudah masuk (oh ya tadi tidak sempat shalat Maghrib di kereta). Setelah itu aku ikut shalat Isya berjamaah dan setelah itu aku baru shalat Maghrib (maafkan hamba-MU, Ya Allah). </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Jamaah Perempuan di sini hanya ada 4 orang, saya, 2 orang dari Timur Tengah (mungkin) dan 1 lagi orang Jepang. Subhanallah.</span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Terawih di sini berbeda dengan di Indonesia. Setelah shalat Sunnah setelah Isya, Imam langsung mengarahkan kita untuk terawih, tanpa ceramah atau sejenisnya (padahal sempat mengira-ngira bagaimana ceramah tarwih di sini). Kami pun berdiri untuk melanjutkan shalat. Di sini terawihnya 20 rakaat tapi karena aku mesti mengejar waktu untuk </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">check</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">-</span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">in</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> bus, aku terawih 8 rakaat dan ditutup dengan 3 rakaat witir. Setelah itu aku turun ke bawah dan ternyata mas Rizal membawakan makanan berbuka untuk ku. Subhanallah, betapa bersyukurnya aku atas nikmat-NYA pada ku yang tidak terkira sampai saat ini. Bersyukur bertemu dengan Muslim Indonesia, berbuka bersama Daruchan dan mas Sony (di atas kereta tadi, pukul 19.30), shalat terawih berjamaah dengan Muslim Osaka, dan banyak lagi. Sungguh besar karunia MU, Ya Allah, pada hamba-MU ini. Allahu Akbar. " </span><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>Maka nikmat</i>-<i>NYA yang mana yang engkau dustakan</i>? </b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">"</span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Perjalanan ku masih berkanjut dan kisah itu akan ku ceritakan di bagian yang berbeda. Semoga kalian tetap terus membacanya karena masih banyak karunia ALLAH untuk ku dalam perjalan ini yang ingin ku bagi bersama kalian, saudara-saudari ku. Next story tetap dengan usaha "pelarian" ku yang menarik dan penuh kisah menegangkan. C U later.. :-)</span></div>
<br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">.... To Be Continued</span></div>
</div>
AdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-1094415863158115104.post-41802465238196548612012-07-29T21:28:00.001+08:002013-12-14T03:35:11.017+08:00Going to Kuala Lumpur<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><b><i>Bismillahirrahmanirrahim</i></b>..</span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Setelah sebelumnya cerita ku tentang persiapan keberangkatan ku ke Hiroshima, sekarang aku akan berbagi kisah tentang perjalanan ku untuk sampai ke Osaka (dulu, Hiroshima nyusul). Semua di awali dengan perjalanan ke Kuala Lumpur karena perjalanan ku terbagi menjadi 3 tahap ( --> Kuala Lumpur --> Kansai --> Hiroshima ).</span></div>
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<a name='more'></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menuju Kuala Lumpur adalah sebuah perjalanan yang cukup mendebarkan juga. Bagaimana tidak. Tiket menyatakan jika <i>check-in</i> seharusnya 1 jam sebelum waktunya <i>boarding</i> yang mana ini adalah 17.40 jadi seharusnya tiba di bandara minimal 16.40. Kenyataannya aku tiba di bandara pukul 17.25. Petugas pengecekannya pun sampai pusing jadinya. (Mungkin) Dengan perasaan cemas, takut, kesal, dls, akhirnya dia membantu mempercepat proses imigrasi dan pengecekan barang ku. Alhamdulillah walaupun telat tapi masih bisa dapat waktu sebelum boarding (walau pun dengan berlari-lari ria, jogging sore-sore menjelang buka puasa di bandara). Selanjutnya ketika pengecekan untuk masuk karantina aku buat sedikit kesalahan. Hand body & pasta gigi ku disita karena ku lupa masukkan di bagasi. Peraturan maskapai yang pesawatnya ku gunakan mengharuskan cairan yang dibawa ke kabin tidak boleh lebih dari 90 mL jadi akhirnya dikeluarkanlah pasta gigi, hand body, es buah bikinan Mama, air botol ukuran sedang & teh kotak takjil dari petugas bandara. Pengen nangis tapi apa boleh buat. Akhirnya aku meminta izin untuk mengembalikan hand body & pasta gigi ku ke rumah. Untungnya saat itu keluarga ku masih berada di sekitar lokasi bandara jadi saat ku minta untuk mengambil kembali barang-barang tersebut akhirnya dengan sedikit ku paksa adikku kembali ke pintu keluar kedatangan untuk mengambilnya. Thanks sist.. ^^v</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Forget about that. Just a new thing for me. Next, waktunya naik ke dalam pesawat. Ribet bin lama juga prosesnya. But finally setelah hampir sekitar 20 - 30 menit berdiri akhirnya masuk juga di pesawat dan duduk di bangku yang sudah disediakan (apaseh apaseh apaseh). Alhamdulillah. Di pesawat pun nemunya orang Malaysia, mahasiswa FK Unhas. Bae sih orangnya tapi karena dah kecapean banget akhirnya selama penerbangan jarang ngobrol ma dia.. :-D</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Setibanya di bandara Kuala Lumpur (LCCT), tentunya masuknya ke imigrasi dulu. Turun dari pesawat mesti jalan dulu ke dalam bandara sekitar 10 - 15 menit baru ketemu bagian imigrasinya. Di sini jelas harus menunjukkan paspor ke bagian "Foreigner". Setelah itu barulah kita bebas melenggang masuk bandara yang sebenarnya. Nah di dalam bandara aku punya banyak waktu lowong cuz aku tiba sekitar jam 9 malam trus pesawat ke Kansai baru terbang jam 08.20 keesokan harinya. So, bisa membayangkan bagaimana kejadian selanjutnya? Yah, karena satu-satunya tempat yang bisa dan harus saya datangi terlebih dahulu adalah Mushallah jadinya nanya sana - sini arahnya. Alhamdulillah Mushallahnya gampang ditemukan. Setelah shalat jadinya aku segera beranjak berpindah tempat, mencari tempat baru untuk tidur cuz di depan pintu Mushallah ada tanda dilarang tidur (meski akhirnya ku tahu kalau ada juga orang yang berani untuk tidak mematuhi larangan itu). yang jelas setelah itu aku mencari bangku untuk duduk dan alhamdulillah aku segera menemukan yang ku cari. Setelah berkali-kali mencari posisi enak, akhirnya bisa juga aku tertidur. Aku terbangun gara-gara alarm ku berbunyi dan itu adalah tanda untuk sahur. Aku pun mencari tempat yang tepat untuk makan bekal ku sendiri yang ku bawa dari rumah, asli buatan Mama ku. Setelah itu aku shalat Subuh di Mushallah akhirnya aku bersih-bersih badan dan setelah itu bersiap-siap untuk <i>Check</i> - <i>in</i>. Alhamdulillah semua urusan imigrasi dan bagasinya lancar jaya (pinjam istilah dari salah seorang teman). Next, it will be different story. So, see you at next season.. (^___^)v</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">...... To Be Continued</span></div>
</div>
</div>
AdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1094415863158115104.post-20948802345458519452012-07-29T12:20:00.001+08:002013-12-14T03:36:59.868+08:00Preparing to Hiroshima<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div>
<b><i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Bismillahirrahmanirrahim</span></i></b>..<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Perjalanan ke Hiroshima bagi sebagian orang mungkin bukan lagi hal yang baru dan memusingkan lagi. Selain itu, ini juga bukan hal yang asing lagi untuk dituliskan dalan sebuah blog seperti ini. Tapi, aku tetap ingin berbagi segala hal yang ku persiapkan menjelang keberangkatan ku ke Hiroshima. :-)</span></div>
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Persiapan ku dimulai beberapa hari setelah aku dinyatakan lulus mengikuti sebuah Summer Course di Hiroshima City University. Mulai dari situ aku perlahan-lahan "bergerilya" kesana - kemari. Karena ini adalah perjalanan pertama ku berkunjung keluar negeri, maka yang lebih dulu ku lakukan yaitu membuat paspor di kantor imigrasi Makassar. Alhamdulillah dengan modal fotokopi KTP, KK, Akte lahir & Ijazah, dan setelah mengikuti serangkaian seleksi mulai dari berkas, wawancara & pemotretan (ceileee), alhamdulillah akhirnya dalam waktu kurang lebih 7-8 hari akhirnya paspor sudah jadi. Dan betapa senangnya diri ku saat melihat sebuah " buku sakti " kecil berwarna hijau atas nama ku yang bisa mengantar ku melancong ke luar negeri sudah ada di tangan ku. Yah, mungkin terkesan norak tapi itulah yang terjadi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Selanjutnya adalah pengurusan visa sebagai ijin untuk masuk ke Jepang. Saat itu aku langsung mendatangi kantor Konsulat Jepang di Makassar & meminta formulir untuk pengurusan berkasnya. Karena salah satu syaratnya adalah telah siapnya tiket perjalanan pergi - pulang Indonesia - Jepang, maka hari itu aku pun pulang guna menyiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sekali lagi karena dibutuhkan tiket maka langkah ku tersendat beberapa lama. Maklum saat pengurusan itu aku masih berstatus mahasiswa yang belum berpenghasilan cukup banyak. Akhirnya setelah dapat bantuan dana dari berbagai sumber (yang tidak dapat disebutkan satu persatu) & InsyaAllah Halal, aku dapat memesan tiket perjalanan ku PP tapi hanya Kuala Lumpur - Osaka. Sekali lagi, ini karena dana ku masih kurang. Alhamdulillah tiket ini tetap bisa ku gunakan untuk pengurusan visa karena sudah mencakup tiket untuk masuk & keluar dari Jepang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Saat itu aku sangat khawatir tentang tiket perjalanan ku untuk Makassar - Kuala Lumpur. Akan tetapi aku tetap percaya jika Allah swt adalah Maha Pengatur & Maha Pengasih sehingga aku yakin jika Allah sudah merencanakan,menyiapkan & mengatur segala sesuatu yang terbaik untuk ku. Alhamdulillah ternyata hal itu benar. Tidak lama setelah itu alhamdulillah aku dapat bantuan dana lagi (meskipun berstatus pinjaman :-D ) dan akhirnya tiket Makassar - Kuala Lumpur - Jakarta pun bisa terbeli. Yah, ini pun baru sebatas Jakarta tapi aku tetap bersyukur. InsyaAllah akan ada rejeki di lain waktu untuk tiket ku Jakarta - Makassar. :-)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Selanjutnya saat pengambilan visa, alhamdulillah Allah swt menunjukkan kebesaran-Nya lagi. Visa kunjungan sementara ku yang seharusnya biayanya adalah Rp 325.000,- akhirnya diberikan kepada ku secara cuma-cuma alias gratis. Alhamdulillah, alhamdulillahirabbil alamin. Mungkin ini adalah salah satu kebijakan dari pemerintah Jepang tapi tetap saja aku yakin ini adalah salah satu campur tangan & bantuan yang Allah swt berikan pada ku. Subhanallah, Allahu Akbar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Hari ini adalah keberangkatan ku ke Kuala Lumpur. Aku akan transit beberapa jam di sana sebelum lanjut terbang ke Kansai. Untuk itu, lanjutan ceritanya setelah aku sampai di sana yah...</span></div>
<br />
<div style="text-align: right;">
.... To Be Continued</div>
</div>
</div>
AdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1094415863158115104.post-27722501556874999492012-07-02T14:18:00.000+08:002012-12-02T17:29:28.409+08:00Untuk mu, Lelaki yang Kelak akan menjadi Imam ku<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><b><i>Bismillahirrahmanirrahim</i></b>..</span><br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Untuk mu, lelaki yang kelak akan menjadi imam ku.
Aku adalah seorang perempuan yang berusaha untuk tegar menghadapi hidup, bukan perempuan yang akan gampang jatuh terpuruk dalam masalah. Meskipun terkadang aku lelah menghadapi suatu ujian, namun aku selalu percaya jika Allah tidak akan menguji diri ku lebih dari batas kemampuan ku. </span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Tetapi, aku memang juga hanyalah seorang perempuan yang terkadang bisa lemah dalam menghadapi sesuatu. Untuk itu, saat engkau mengimami ku nanti, ku mohon agar engkau dapat memahami cara ku berpikir dan bertindak, serta dapat mendampingi dan menasehati ku dalam menatap permasalahan yang akan terjadi nanti.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Untuk mu, lelaki yang kelak akan menjadi pemimpin bagi ku.
Aku adalah seorang wanita yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Aku mengerti jika lelaki (suami) adalah pemimpin dalam rumah tangganya. Aku juga mengerti jika perempuan yang telah menikah hak dan kewajibannya berada pada lelaki yang menikahinya, sedangkan lelaki yang telah menikah memiliki kewajiban pada ibu, istri dan anaknya. Untuk itu, ku harap engkau dapat memimpin ku dengan bijaksana.
Untuk mu, lelaki yang akan menjadi pembimbing ku.
Aku adalah seorang muslimah yang masih berusaha untuk terus mempelajari agama ku. Ilmu agama ku masih belum seberapa dan aku takut jika itu akan membuat ku jauh dari Allah swt. Aku pun masih belum sepenuhnya mengetahui segala ajaran Rasulullah saw. Masih banyak yang ingin dan harus ku ketahui dalam mengarungi hidup ini. Untuk itu, saat engkau memimpin ku nanti, bimbinglah aku dengan penuh sabar dan keikhlasan agar kita bersama dapat meraih ridho dan surga-Nya.
Untuk mu, lelaki yang akan menjadi penentu surga bagi ku.
Aku adalah seorang perempuan biasa yang mengharap ridho Allah swt agar ku dapat mencapai surga-Nya, dan salah satu kunci bagi seorang wanita seperti ku untuk memasuki surga-Nya adalah dari ridho sang suami. Untuk itu, semoga engkau meridhoi setiap langkah dan pilihan ku bagi kehidupan kita nanti saat mengarungi bahtera hidup bersamamu.
Untuk mu, lelaki yang akan menjadi suami ku.
Aku adalah seorang wanita biasa yang juga pernah melakukan kekhilafan dan kesalahan dalam hidup ku ini. Aku pernah dekat dengan pria lain. Untuk itu, ku mohon engkau dapat memaafkan ku atas semua itu. Aku juga memiliki beberapa teman-teman lelaki. Untuk itu ku harap engkau dapat memahaminya dan ku harap engkau dapat meyakinkan diri mu jika nanti hanya engkaulah lelaki yang akan menjadi "The One" untuk ku. Lalu izinkanlah aku untuk menjadi "My Only Woman" untuk mu dan ibu bagi anak-anak mu kelak.
Untuk mu, lelaki yang akan menjadi "The One" bagi ku.
Ini adalah segelintir harapan ku bagi mu, saat engkau menjadi imam ku nanti. Imam dalam shalat ku, imam dalam hidup ku, serta imam dalam jalan ku menuju surga-Nya. Do'a ku semoga Allah swt senantiasa menjaga mu dan membimbing mu agar dapat menjadi imam yang baik bagi ku, dan bagi keturunan kita kelak.
Allah Yang Maha Tahu dan Allah Yang Maha Kuasa. Tiada Daya dan Upaya Melainkan Dari Allah swt.
# terinspirasi dari buku kumpulan cerita "Cup of Tea" oleh "Alang-Alang Timur" pinjaman dari seorang teman. :-)</span><br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span><br />
<br />AdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-1094415863158115104.post-57916291397124805722012-07-02T12:40:00.000+08:002013-12-14T02:57:45.038+08:00"Another" Tentang Dia (untuk Sebuah Kata Maaf)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Entah untuk berapa lama aku sudah terpaku pada kisah lama ku, tentang rasa yang hadir dalam hati ku untuk diri mu. Semakin aku mencoba untuk melupakan dan menghapus bayangan indah tentang diri mu maka semakin aku mengingat jika aku benar-benar menyimpan rasa yang cukup besar pada mu, seseorang yang pernah ku inginkan rasa ini tertuju. Aku memang bukan orang yang selalu hadir dalam setiap langkahmu dan engkau pun demikian. Namun dengan alam sadar ku hadir mu dalam ingatan ku sungguh tak bisa ku pungkiri. Mungkin ini adalah sebuah kesalahan untuk ku karena aku bukanlah siapa-siapa mu. Yah, setidaknya untuk saat ini belum. Suatu saat mungkin itu bisa berubah. Itu harap ku. :)</span><br />
<a name='more'></a><br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Aku sudah mencoba menepis dan memungkiri jika aku masih memiliki rasa itu. Ya, aku pernah mencoba untuk mengabaikan jika aku masih menyukai mu. Aku mencoba berfikir jika mungkin diri mu bukan lah untuk ku. Aku merasa tidak nyaman dengan kehadiran orang-orang lain dalam hidup mu yang ku tahu mereka semua hanyalah teman mu, namun aku juga ragu dengan semua itu. Aku selalu berfikir "Apakah salah satu dari mereka ada yang benar-benar telah mengisi hati mu? Apakah aku sama dengan mereka, hanya sebatas teman?" Ah, jelas aku cemburu dengan mereka tapi apalah daya ku. Siapa kah aku untuk mu sehingga aku berhak cemburu? Ku tepis lagi rasa ku pada mu itu.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Cemburu. Ya, kelihatannya aku memang cemburu. Tapi jelas itu sangatlah tidak masuk akal. Aku bukanlah siapa-siapa mu, untuk saat ini. Aku bukanlah orang yang berhak mengatur hidup mu karena engkau dan orang lain yang lebih berhak atas diri mu. Aku bukanlah orang yang seharusnya mendampingi mu, untuk saat ini. Dan, aku memang bukanlah siapa-siapa mu, untuk saat ini. Aku jelas tak berhak apapun dalam hidup mu. Untuk itu, aku memohon maaf kepada "dia" yang kelak akan memiliki segala hak atas hidup mu, "dia" yang memiliki tanggung jawab atas diri mu, "dia" yang dengannya engkau akan melengkapi separuh lagi agama mu, "dia" yang sepenuhnya akan kau bimbing untuk meraih Rahmat dan Surga-Nya, "dia" yang selalu menemani mu dalam setiap helaian nafas dan jejak langkah mu, dan memang suatu saat ku harus memohon maaf padanya atas kekhilafan ku yang telah menympan sebuah rasa yang berbeda untuk diri mu saat ini. Kita tentu tidak tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari tapi aku akan tetap memohon maaf padanya saat ini atas khilaf ku ini. Aku juga seharusnya memohon maaf pada mu dan orang-orang yang berhak atas diri mu saat ini karena aku telah berani menyelipkan sebuah rasa yang berbeda di balik hubungan pertemanan yang sudah kita jalani hingga hari ini. Maaf bila aku telah melukai hubungan itu dengan menambahkan keinginan lain atas hal ini. Maaf, maaf, maaf. (>_<)</span><br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Aku mungkin terlalu berbesar hati atas apa yang telah kita lalui bersama. Segala bentuk perlakuan dan perhatian dari mu mungkin telah aku interpretasikan sebagai sebuah bentuk yang lain dari tujuan awal mu. Sungguh berat menerima jika itu semua memang hanyalah sebuah simpati biasa namun ku sadari jika aku tidak memiliki hak dan daya untuk menginginkannya lebih. Sesuatu yang memang tidak sewajarnya ku lakukan, untuk saat ini. Tapi, ku harap ini bisa mendewasakan ku agar aku bisa lebih bijak menghadapi segala hal yang berkaitan dengan bentuk hubungan kita yang sudah terjalin. Bukan aku tidak menginginkan bentuk ini berubah suatu saat nanti, tapi aku tidak ingin berharap lebih tinggi karena aku takut untuk "jatuh" dan merasakan sakit yang luar biasa. Biarlah aku dengan rasa ku ini dan abaikan saja rasa itu jika memang itu akan mengusik hidup mu. Aku memang belum pantas untuk itu. Meski rasa ku itu ternyata semakin besar hingga suatu saat nanti, tapi ku harap rasa itu bisa memudar jika memang engkau bukan untuk ku. Aku berharap dan selalu berdo'a jika memang rasa ku ini salah dan seharusnya bukan untuk mu, suatu saat nanti rasa ku ini bisa memudar untuk mu dan berbalik arah kepada seseorang yang memang seharusnya untuk ku. Tapi jika memang rasa ku ini seharusnya untuk mu, aku akan membiarkannya dulu hingga saatnya tiba. :)</span><br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Aku bukan orang yang "so' suci" yang tidak pernah mengharapkan suatu bentuk yang lebih dari hal ini namun aku mash sadar jika aku belum seharusnya seperti ini. Engkau tentu memiliki hidup mu sendiri dengan jalan dan cara yang kau yakini. Aku pun begitu yang yakin jika IA telah memilihkan yang terbaik untuk kita semua sehingga aku akan berusaha menapaki jalan ku dengan langkah ku sendiri. Aku hanya akan menitipkan rasa ku ini kepada-NYA, Sang Pemilik Segala Kehidupan di Alam Raya ini. Aku akan meninggalkan rasa ku untuk mu karena aku sadar jika rasa ku untuk-NYA masih belum cukup dan masih terlalu kecil. Aku tidak ingin menjadi hamba yang serakah dan menganggap ciptaan-NYA sendiri lebih agung dan lebih mulia dibanding diri-NYA. Aku mempercayakan hati dan takdir ku kepada-NYA karena kita akan menikmati hidup kita setelah kita mengusahakannya. Keep smile, try, pray and let it flown away. Aku mungkin masih ragu melangkah tapi aku akan meyakini setiap jejak langkah ku. Aku akan membanggakannya dan akan selalu menghayatinya. (^____^)</span><br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Rasa ku untuk mu mungkin memang tidak atau belum pantas tapi aku akan menitipkannya kepada Sang Maha Kuasa. Jika memang rasa itu seharusnya untuk mu maka aku akan mengambilnya kembali di suatu saat yang tepat. Tapi bila memang rasa itu seharusnya bukan untuk mu maka aku akan membiarkannya menguap dan memudar serta membuatkan bentuk yang lain kepada orang yang seharusnya ku beri rasa itu. Lagi, untuk dirinya, siapapun itu nanti, ku akan meyakinkan jika rasa ini akan menemukan "tuan" yang seharusnya. Ku yakin ada rahasia tersendiri yang DIA ciptakan untuk hidup ku, sebuah kisah yang akan menuntun ku menuju kebahagiaan dunia-akhirat ku, sebuah kisah yang seharusnya aku alami, sebuah kisah yang akan menemani perjalanan ku, sebuah kisah dalam catatan hidup ku. Aku percaya selalu yang terbaik yang IA berikan untuk hamba-NYA. Aku tak akan pernah berhenti berharap karena DIA-lah MAHA di atas segalanya. Tetap bersemangat dan biarlah segalanya mengalir apa adanya. Dunia belum berakhir sebelum DIA menginginkannya. SemangKa...</span><br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">~ Ganbatte Kudasai ~</span><br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">~ Keep smile, try, pray and let it flown away ~</span><br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"># sudah dipubikasikan pada 11 Nopember 2011 di http://adrianimutmainnah.blog.com/2011/11/11/another-tentang-dia-untuk-sebuah-kata-maaf/</span></div>
AdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1094415863158115104.post-66220205024204931382012-07-02T12:33:00.000+08:002013-12-14T03:08:47.757+08:00Dan Karena Maaf Itu Masih Akan Berlanjut...<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ternyata "rasa" itu tidak gampang untuk hilang yah. Ku salah meremehkan "rasa" itu. Ku sangka ia akan dengan mudah hilang jika ia tidak ada dalam pandangan ku. Ku pikir dengan mengabaikan "rasa" itu maka aku akan lebih mudah melupakannya. Ku kira semua itu akan segera teratasi jika ku mengalihkan perhatian ku ke hal yang lain. Namun ternyata semua itu tidak terjadi. Ada hal yang ku abaikan. Ku masih bisa menemukan sosoknya. Dalam hp ku pun nomornya masih tersimpan. Tak mungkin semudah itu melupakannya. Memang mungkin saat ini aku masih belum melupakannya. Maafkan aku atas kekhilafan ku ini. Entah apakah aku akan segera bisa menebus khilaf ku pada mu atau kah masih butuh waktu untuk itu.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dia mungkin tak sadar akan hal yang terjadi ini. Dia sepertinya tak akan mengetahui apa yang sedang berkecamuk dalam hati dan fikiran ku. Ya, dia sedikitpun tidak akan menyadarinya karena aku telah mencoba menutupnya rapat-rapat. Aku melakukan ini karena aku percaya jika ALLAH swt. telah menentukan jodoh terbaik buat ku dan karenanya ku harus sabar menunggu. Jika pun ku memiliki sebuah "rasa" terhadap orang lain maka sudah sepantasnya jika "rasa" itu hanya ada dalam hati dan pikiran ku, bukan keluar melalui bibir ku. Seorang kawan pernah berkata pada ku "Bila dirimu sekarang sedang menunggu seseorang untuk menjalani kehidupan menuju ridho-NYA, bersabarlah dengan ke-istiqomahan. Dia tidak datang karena parasnya, kepintarannya ataupun kekayaannya tapi karena ALLAH swt. yang menggerakkannya. Janganlah tergesa-gesa untuk mengekspresikan cinta kepada seseorang sebelum ALLAH mengizinkan karena belum tentu yang kau cintai adalah yang terbaik untuk mu. Simpanlah segala bentuk ungkapan cinta dan derap hati mu rapat-rapat karena hanya ALLAH yang Maha Mengetahui segalanya dan IA akan menjawabnya dengan yang lebih indah di saat yang tepat". Sebuah pesan yang memang kalimatnya cukup panjang tapi makna yang ada di dalamnya sungguh indah. KU juga mengagumi kalimat-kalimat tersebut karena aku pun berpikiran seperti demikian, "Orang yang tepat akan datang di waktu, keadaan dan tempat yang tepat". Sebuah kalimat yang sederhana namun tentunya memiliki makna yang "dalam" dan indah, menurut ku. :)</span><br />
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku memang menyukainya dan aku telah mencoba untuk menyingkirkan "rasa" itu. Aku pernah hampir mencapai "titik" itu. Aku hampir telah benar-benar melupakan "rasa" itu. Namun sungguh hati itu mudah dibolak-balikkan dengan mudahnya. Ku akui ku hanyalah manusia biasa yang masih mencoba untuk mengokohkan diri dan keyakinan ku terhadap apa yang diajarkan oleh Rasulullah saw. dan apa yang digariskan oleh ALLAH swt. Aku sudah mencoba sebisa mungkin untuk menghindari tipu-rayu iblis itu. Aku mencoba untuk membentengi diriku dengan aqidah ku. Tapi aku hanyalah insan biasa yang masih memiliki kelemahan dan kekurangan. Terkadang ku masih bisa goyah dengan sedikit godaan dan tipuan. Yah, ku bisa goyah namun ku tak akan menyerah. Masih ada jalan lain untuk mencapai tujuan ku yakni meghindar darinya. Ku sadar tak mungkin ku bisa menghapus "rasa" itu dengan mudahnya. Seperti yang dikatakan seorang sahabat pada ku "Memang akan sulit jika kita ingin mencoba untuk melupakan dan menghapusnya. Untuk itu, biarkan saja "rasa" itu. Biarkan saja karena lambat laun ia akan menguap seperti gas di udara.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Nikmati saja rasa itu dan biarkan ia berlalu". Ku menyukai kalimat-kalimat tersebut karena ku sadar suatu saat jika memang ia bukan untuk ku, maka akan ada yang lebih baik darinya untuk ku. Hmmm, I love my life and my way... (^_^)</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku menyukainya dan hingga saat ini mungkin aku menyukainya. Semua itu tak bisa ku pungkiri namun aku tidak ingin jika rasa itu akan menghalangi ataupun merusak jalan bagi ku ataupun bagi orang lain. Semua sudah memiliki jalannya masing-masing dan aku tidak ingin ada jalan yang terhambat atau terganti karena halangan yang telah aku ciptakan. Aku bukanlah makhluk yang pantas melakukan itu karena ada yang telah menyusun semuanya sedemikian rupa dan telah menciptakannya sesuai dengan ketentuannya. Aku percaya ALLAH swt. punya jalannya untuk ku dan IA tidak akan membiarkanku terjerumus ke jalan yang salah. Aku akan tetap berusaha dan tak akan menyerah karena aku yakin ALLAH swt. menyayangi ummat-NYA. Yups, still on the way dalam berusaha dan berkarya. Ganbatte Kudasai... d(^_^)b</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"># sudah dipublikasikan pada 24 Nopember 2010 di http://adrianimutmainnah.blog.com/2010/11/24/dan-karena-maaf-itu-masih-akan-berlanjut/</span></div>
</div>
AdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1094415863158115104.post-67909994475352667102012-07-02T12:30:00.000+08:002013-12-14T03:11:58.712+08:00Sebuah Kata Maaf untuk Dia yang Kelak Akan Menjadi Pendamping Hidupmu (2)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Setelah ku publish note yg pertama, banyak yang bertanya pada ku "Ada apa...", "Siapa...", "R U okay??", dan banyak jenis pertanyaan lain dan beragam komentar lainnya. Hehe, terima kasih kawan atas perhatian kalian. Namun sekali lagi ku katakan. Ini hanyalah sebuah catatan sebagai hasil perenungan ku selama beberapa saat lamanya. Sebuah perenungan atas sebuah rasa "suka" kepada seseorang yang semestinya (mungkin) tak ku hadirkan rasa itu untuknya.</span></div>
<a name='more'></a><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kenapa? Karena ku rasa saat ini bukan hak ku tuk menyukainya. Aku tidak ingin menghadirkan rasa itu karena menurut ku orang yang boleh ku hadirkan rasa itu untuknya adalah "suamiku" sendiri karena kadang aku berfikir jika ternyata akhirnya orang yang ku sukai itu bukan yang menjadi suami ku, betapa kasihannya nanti dia yang menjadi suami ku karena dia mendapatkan rasa "suka" dan "sayang" ku setelah orang lain yang mendapatkannya. Aku juga merasa kurang pantas terhadap orang yang juga akan menjadi "istri" dari orang yang ku sukai kelak. Kenapa? Yaaah, aneh saja rasanya jika ku menyukai orang yang seharusnya akan menjadi "suami"nya itu. Seakan "mencuri" ,atau apalah namanya itu, darinya. I cheat from her. It is not fair for me, I think.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sebenarnya mungkin bukan masalah jika aku menyimpan rasa suka padanya. Namun, entah mengapa aneh rasanya menyukai seseorang yang belum tentu menyukai kita. Kadang aku berfikit, let it flow saja. Tapi nyatanya ternyata hal itu sulit juga. Melupakan kita pernah menyimpan rasa suka kepada seseorang tentu akan cukup sulit. Ada banyak tantangan dan rintangan yang mesti dilalui untuk itu. Akan tetapi jika itu sudah telewati pasti akan sangat berkesan bagi yang merasakannya. Saat ini aku sedang beusaha untuk melakukannya. Meski sering juga aku "mencuri" pandang lagi padanya. Hahaha, belajar melupakan rasa itu tapi tetap ingin mengetahui keberadaannya. Lucu ya??</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sayang, siapapun kamu yang nantinya akan menjadi pendamping hidupnya, aku betul-betul mengucapkan maaf padamu. Mungkin ini adalah salah satu kekhilafan ku ketika ku mencoba untuk mengakrabkan diri dengannya. Semua sepertinya sebuah skenario tapi entah mengapa meskipun mungkin jika ku tahu ini adalah sebuah skenario khusus buat ku namun aku tetap merasa senang dengannya. Seungguh, mohon maafkan aku atas sikap ku ini. Aku seakan merasa telah "mengambil" sesuatu milikmu. Aku tak ingin ini terjadi karena aku juga tak ingin jika "sesuatu" yang seharusnya menjadi milikku diambil orang lain. Egois memang, namun itulah aku. Apa yang terjadi padaku saat ini ku coba balikkan jika seandainya aku menjadi kamu. Sungguh tak nyaman rasanya jika orang yang seharusnya menjadi suami kita "dilirik" orang lain. Hahaha, membayangkan hal yang belum terjadi sungguh menggellikan yah?? Hmmm, mulai kelihatan deh betapa egoisnya aku. Susah juga jika kita sebagai manusia dilarang untuk bersosialisasi dengan orang lain ya?? Seakan terkungkung kebebasan kita. Haaaaaah, dasar. Belum apa-apa, aku sudah berfikir untuk mengatur-atur kehidupan orang lain. Apa yang akan terjadi selanjutnya jika itu benar-benar terjadi padaku?? (-_-)"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Girl, aku sungguh menyukainya. Namun rasa suka itu tak ingin ku jadikan sebuah taruhan ataupun keharusan agar aku bisa memilikinya. Tidak. Aku hanya ingin menyimpan rasa itu dan membiarkannya. Kenapa? Karena sekali lagi ku katakan, rasa itu seharusnya seutuhnya ku berikan kepada orang yang akan menjadi suami ku nanti. Siapa dia, aku pun masih belum tahu. Hanya DIA yang tahu semuanya. Jika pun kelak ternyata dia-lah yang akan menjadi suami ku, maka rasa itu akan ku berikan saat dia telah memiliki hak terhadap rasa itu. Tapi, again, semua itu adalah rahasia-NYA dan tidak ada satu makhluk pun yang lebih tahu dibanding diri-NYA.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sayang, seperti yang orang biasa katakan (namun aku ingin mengatakannya sendiri tanpa ada kesan bahwa aku meniru orang lain), aku memang menyukainya. Namun aku tidak berharap jika ia "harus" bersama ku. Ia adalah manusia juga, yang bisa mencari dan memilih sendiri hidup dan kebahagiaannya. Aku bukanlah siapa-siapa yang berhak untuk memutuskan apa yang seharusnya dan sebaiknya ia lakukan atau putuskan. Aku hanya mengharapkan kebahagiaan dan semua yang terbaik dalam hidupnya. Ada rasa bangga di hatiku jika ia bisa berhasil melalui apa yang menjadi pilihannya. Itu adalah hidupnya dan ini adalah hidupku. Masing-masing kami sudah memiliki jalan yang semestinya dilewati. Apapun yang terjadi di dalamnya sepenuhnya adalah karena apa yang telah kami pilih untuk dilakukan. Seorang teman pernah memberitahukan ku sebuah kata bijak yang dia kutip dari perkataan Siddhartha Gautama "Diri kita adalah akibat dari apa yang sudah kita pikirkan". Yah, aku sepakat dengan hal itu karena jauh sebelum aku mendapatkan kalimat itu aku sudah berfiki jika apapun yang kita fikirkan tentang diri kita maka itulah yangg akan terjadi padanya. Jika kita berfikir diri kita bisa melalui semua rintangan dan cobaan hidup maka Insya Allah kita bisa melaluinya. Begitupun dengan hal lainnya. Eh, tapi jika aku berfikir bahwa dia yang akan menjadi suami ku dan aku adalah istrinya, apakah hal itu bisa terjadi padaku apa tidak ya?? Hehe, that's Allah's secret... (^_^)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Apakah aku sudah mengatakan banyak hal padamu? Apakah ini sudah cukup jelas bagimu, sayang? Masih ada yang kau ingin tahu, kau ragukan atau masih terasa mengganjal di hatimu? Tenang. Kau bisa menanyakan hal itu padaku. Aku malah berharap jika suatu saat aku bisa bertemu denganmu dan menceritakan banyak hall padamu, tentang ku, tentang dia, tentang kami dan tentang semua yang pernah ada di sekitar kamu. Sungguh menyenangkan bila itu bisa tejadi. Ku harap kita bisa menjadi teman baik dan ku harap kita tak akan menjadi saling benci karena Allah sangat tidak menyukai hamba-NYA yang saling membenci. Aku menyayangimu, saudara ku. Aku tidak ingin merusak kebahagiaan mu dan aku akan selalu berdoa atas kebahagiaan kita semua dan atas ridho Allah swt. terhadap kita semua. Amiiin. :)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">#sudah dipublikasikan pada 24 Oktober 2010 di http://adrianimutmainnah.blog.com/2010/10/24/sebuah-kata-maaf-untuk-dia-yang-kelak-akan-menjadi-pendamping-hidupmu-2/</span></div>
</div>
AdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1094415863158115104.post-12488184024522956392012-07-02T12:26:00.001+08:002013-12-14T03:14:31.165+08:00Sebuah Kata Maaf untuk Dia yang Kelak Akan Menjadi Pendamping Hidupmu (1)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ku tak tahu apakah ini pantas ku lakukan atau tidak. Ku hanya ingin menuliskan apa yang ku rasakan di dalam hatiku, dan apa yang ku fikirkan di dalam otakku. Semua ini agar aku tidak semakin merasa bersalah dan kelak tak ada hal buruk yang akan menimpa kalian, karenaku, sehingga akhirnya aku akan merasa tenang. Sungguh, ini bukanlah sebuah kesengajaan yang ku buat agar engkau merasa kasihan padaku. Bukan pula untuk merusak kebahagaiaan dan kebersamaan kalian saat ini. Sama sekali bukan untuk itu.</span></div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kesengajaan ini hanyalah agar aku merasa lega tanpa merasa bersalah lagi, dan agar nanti dia tidak merasa cemburu, marah atau apapun itu pada ku. Ya, hanyalah itulah ingin ku sehingga tulisan ini ku peruntukkan dan khusus ku tujukan hanya untuk dia yang kelak akan menjadi pendamping hidupmu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">“Teruntuk dirimu yang kelak akan menjadi pendamping hidupnya, ku haturkan maaf yang begitu tinggi kepadamu. Maaf beribu maaf atas apa yang terjadi padaku saat ini, sebelum dan sesaat ketika ku buat tulisan ini. Aku hanya ingin engkau tahu bahwa dulu aku pernah menyukainya, dia yang akan menjadi pendamping hidupmu. Ya, ku menyukainya dan hanya akan sebatas itu. Tak ingin ku berusaha tuk mencintainya karena itu bukan hakku, dan bukan pula haknya tuk ku cintai karena ku tahu dan ku ingin jika yang ku cintai seharusnya hanyalah seseorang yang kelak juga akan menjadi pendamping hidupku. Ku hanya sebatas menyukai dan mengaguminya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ku bertemu dengannya tanpa sengaja. Namun itu tentunya adalah sebuah takdir karena setelah pertemuan pertama kami aku sering bertemu dengannya. Saat pertama bertemu dengannya, tak ada apa-apa yang terjadi. Semuanya biasa saja. Tak ada sama sekali niatku tuk mencoba berakrab-akrab ria dengannya. Kalaupun kelak jika ku akrab dengannya hanyalah karena seiring dengan waktu berjalan aku mulai berlajar tuk mengenalnya. Entah sejak kapan hal itu terjadi, namun yang ku ingat hanyalahku semakin sering berkomunikasi dengannya. Ku sering menceritakan kepadanya tentang apa yang terjadi padaku, bagaimana hariku, menanyakan tentang harinya, apa yang dia telah lakukan dan sesekali ia pun menceritakan masalahnya. Yah, semua itu semakin membuat ku merasa dekat dengannya dan semakin ku mengenalnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Rasa suka yang ku rasakan pernah sangat berlebih padanya. Namun, sekali lagi ku katakan, ku tak berani dan tak ingin mencintainya karena ku tahu ia bukan untuk ku saat ini. Bukan tuk aku cintai. Tapi saat itu, ketika rasa suka berlebih ku padanya muncul, ku putuskan tuk menyisipkan sebuah ringtone khusus untuknya, sebuah nada dering untuk SMS darinya yakni sebuah lagu dari Savage Garden “I Knew I Loved You Befor I Meet You”. Hahaha, lucu yah. Meski dia bukan tuk ku cintai saat ini tapi nada dering itu sengaja ku khususkan buatnya. Hal yang bertolak belakang tapi benar-benar terjadi. Oh ya, saat ku buat tulisan ini, lagu itu sempat mengalun dari MP3 ku. Waaah, sebuah kebetulan tapi ku senang akan hal itu. Eh, ku mohon maaf tapi tuk saat ini ku mohon ikhlaskan aku dengan rasaku ini. Ku akan berusaha agar rasa ini hanya sebatas rasa suka ku pada dirinya. Tak akan lebih. :)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Rasa suka ku padanya entah seperti dan sebesar apa. Jujur, ku pernah berharap jika ia kelak yang akan menjadi pendamping hidupku. Namun ku tersadar jika semua itu sudah diatur oleh-NYA. Jodohku dan jodohnya sudah IA atur. Kalau pun kelak benar ia pendampingku, Alhamdulillah. Dan, haaaaaah, jika benar itu yang terjadi maka catatan ini ternyata ku buat tuk diriku sendiri di masa datang? Woooooow, amazing. Tapi, masa depan tidak ada yang tahu jalan ceritanya. Seperti apapun itu nantinya, ku yakin IA telah menuliskan takdir dan memilihkan jalan yang terbaik untuk ku, kamu, dia dan semuanya. Kita hanya menjalani sebagaimana mestinya hidup kita ini. Baik buruknya itu kita hanya berusaha tuk hidup layak di dunia ini dan di akhirat kelak... (^_^)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"># sudah diposting pada 21 Oktober 2010 di http://adrianimutmainnah.blog.com/2010/10/21/sebuah-kata-maaf-untuk-dia-yang-kelak-akan-menjadi-pendamping-hidupmu-1/</span></div>
</div>
AdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1094415863158115104.post-73826526601648669472012-07-02T12:22:00.000+08:002013-12-14T03:18:33.011+08:00Sebuah Kisah tentang Pagi, Udara, Hujan dan Pelangi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif;"><span style="line-height: 19px;"><b><i>Bismillahirrahmanirrahim..</i></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif;"><span style="line-height: 19px;">Hari ini pagi begitu indah. Matahari perlahan tapi pasti mulai menampakkan wajahnya dan menyinari bumi. Udara berhembus pelan menyapa penduduk bumi. Kucing, burung, ayam dan hewan-hewan lain mulai bersuara menyemarakkan suasana pagi menambah keceriaan bumi. "Subhanallah, indahnya suasana pagi" kata ku dalam hati dan sambil tersenyum ku hirup pelan-pelan udara pagi, meresapi segala yang ada di waktu pagi. Menikmati suasana pagi yang seperti ini adalah dambaan ku setiap hari dan berharap jika suasana seperti ini akan terus ada selama sisa hidup ku.<br /></span></span><br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif;">Tapi hal itu tentu saja tidak akan terjadi terus menerus. Terkadang ada juga pagi yang ku lewati dengan suasana mendung di mana sang matahari tampak malu atau bahkan segan menampakkan wajahnya karena ada awan hitam yang dengan gagahnya menunjukkan dirinya kepada bumi. Awan hitam yang berisi banyak uap air akan selalu siap sedia menumpahkan beribu-ribu liter kubik air ke permukaan bumi saat ada angin yang meniupnya kencang. Biasanya ia tidak akan melihat dimana tempat ia akan menumpahkan airnya karena ia bisa menjatuhkannya dimana saja. Namun seharusnya kita senantiasa tetap bersyukur jika ada hujan yang mengguyur tanah kita karena tanah akan menjadi basah lagi dan kehidupan-kehidupan kecil dari dalam tanah akan tumbuh dengan subur. Hujan juga akan mengairi lahan-lahan yang kering, meluruhkan segala sumber pembuat tanah rusak dan hujan juga menjadi salah satu saat dimana jika kita berdoa memohon kepada Allah swt maka InsyaAllah akan dikabulkan. Hujan tidak serta merta membawa bencana bagi kita tapi hujan juga banyak membawa berkah bagi kita. Saat hujan berlalu, titik-titik air yang tersisapun jika terkena bias-bias cahaya matahari akan membuat Pelangi yang indah. Maka kita sudah seharusnya tetap mensyukuri segala nikmat Allah kepada kita, baik itu sinar matahari cerah yang menghangatkan, udara yang menenangkan, hujan yang menyejukkan dan pelangi yang membahagiakan. Semua tentu ada cerita dan berkahnya tersendiri bagi kita semua. :-)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif;"><span style="line-height: 19px;"><i>Sahabat</i>,</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif;"><span style="line-height: 19px;">Kisah tentang pagi yang indah, udara yang sejuk, hujan yang membasahi dan pelangi yang bisa membuat kita tersenyum dan berdecak kagum tentu bukan sesuatu yang asing bagi kita. Ini juga ibarat hidup kita. Pagi yang indah ibarat hidup kita yang damai-damai saja, menyenangkan dan membahagiakan. Udara yang sejuk ibarat segala hal baik yang datang menghampiri dan menenangkan kita. Dua hal ini tentu saja adalah hal yang senantiasa kita inginkan dan kita nantikan. Akan tetapi ada kalanya hujan datang menerpa kita, bahkan terkadang disertai dengan badai. Hal ini ibarat segala macam bentuk cobaan dan ujian dari Allah swt kepada kita, ummat-Nya. Jika kita dengan memaksakan diri dan dengan tidak sabarnya menerobos hujan itu ataupun senantiasa menggerutu ataupun mengutuk sang hujan, maka yang terjadi adalah kita akan basah kuyup bahkan mungkin sakit dan kita juga akan dimurkai oleh Allah karena tidak mensyukuri nikmat-Nya. Ibarat diri kita yang bila tidak sabar dan tidak mensyukuri segala cobaan dari-Nya maka kita akan mengalami hal-hal tak menyenangkan berikutnya dan Allah pun tidak akan senang kepada kita. Akan tetapi jika kita sabar, tetap mensyukuri dan menikmati kehadiran sang hujan maka kelak akan datang Pelangi indah yang menyapa. Ibarat segala imbalan terbaik dan indah dari Allah bagi kita atas kesabaran dan ketenangan kita dalam menyikapi segala ujian dan cobaan-Nya. Pelangi akan menyenangkan dan menenangkan kita sehingga kita akan merasa senang dan bahagia.</span></span><br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif;"><span style="line-height: 19px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif;"><span style="line-height: 19px;">Tenang dan sabar adalah kunci menghadapi segala ujian dan cobaan dalam hidup ini. Allah tidak akan menguji hamba-Nya melebihi kekuatan dan kemampuan hamba itu. Insya Allah kita akan bisa melalui segala macam ujian-Nya. Yakinlah itu. Allah menyimpan hal-hal indah dan terbaik bagi kita dibalik segala hal-hal tidak menyenangkan dan masalah yang datang menyapa. Ada Pelangi di balik Hujan, kawan. Janganlah mudah menyerah dan yakinlah jika Allah punya banyak hal terbaik dan indah untuk kita. Jika ada hal yang terlepas dari kita, yakinlah akan ada hal lain yang lebih baik bagi kita. Jika ada hal baik yang datang menghampiri kita, sapalah ia dengan tenang dan ingatlah untuk senantiasa bersyukur pada Allah swt. Berdoa pada Allah untuk diberi segala yang terbaik untuk menjalani hidup kita dan selalu berperasangka baik kepada-Nya akan selalu membuat jika lebih tenang dan nyaman menjalani hidup. Allah Maha Mengetahui dan Maha Kuasa atas segala Ciptaan-Nya. Satu hal lagi yang perlu kalian ingat, kawan-kawan ku. Allah menciptakan kita tidak untuk sendiri. Kita butuh ciptaan-Nya yang lain untuk menjalani dan mengisi hidup kita, Untuk itu, janganlah bersedih sendiri. Mengutip kalimat dari sebuah lagu "..Usah kau lara sendiri. Letakkanlah tangan mu di atas bahu ku, biar terbagi beban ini..". Beranilah untuk berbagi dan marilah berbagi agar beban itu menjadi ringan, kawan. (^______^)Q</span></span><br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif;"><span style="line-height: 19px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif;"><span style="line-height: 19px;">"Kita memiliki kekuatan yang besar untuk menghadapi ujian-Nya, lebih dari yang bisa kita bayangkan"</span></span></div>
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif;"><span style="line-height: 19px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif;"><span style="line-height: 19px;">- <b><i>Keep smile, try, pray then let it flown away</i></b> -</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif;"><span style="line-height: 19px;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif;"><span style="line-height: 19px;">"When you're down and troubled, and you need a helping hand. And nothing, nothing is going right. Close your eyes and think of me, and soon I will be there to brighten up even your darkest night. .. You just call out my name, and you know wherever I am. I'll come running to see you again. Winter, spring, summer or fall, all you have to do is call. And I'll be there, yes I will. You've got a friend. ..."</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif;"><span style="line-height: 19px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif;"><span style="line-height: 19px;"># sudah dipublikasikan pada 18 April 2012 di http://adrianimutmainnah.blog.com/2012/04/18/sebuah-kisah-tentang-pagi-udara-hujan-dan-pelangi/</span></span></div>
</div>
AdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1094415863158115104.post-77475130612932799722012-07-02T12:17:00.000+08:002013-12-14T03:39:05.086+08:00Nama ku<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div data-mce-style="text-align: justify;" style="text-align: right;">
<a href="http://adrianimutmainnah.blog.com/files/2011/12/DSCI3329-225x300.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="" border="0" class="size-medium wp-image-13 alignleft" data-mce-src="http://adrianimutmainnah.blog.com/files/2011/12/DSCI3329-225x300.jpg" src="http://adrianimutmainnah.blog.com/files/2011/12/DSCI3329-225x300.jpg" height="180" style="border: 0px; text-align: left;" width="135" /></a><br />
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="line-height: 19px;"><b><i>Bismillahirrahmanirrahim</i></b>....</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="line-height: 19px;">Seorang bayi perempuan lahir pada tanggal 11 November 1987 pukul 09.45 WITA dan diberi nama Adriani Mutmainnah. Yah, itulah nama ku. Sejak kecil ku selalu berfikir, apa makna yang terdapat di dalamnya sehingga orang tua serta om dan tante ku memberi ku nama tersebut. Adriani adalah pemberian dari ayah ku dan Mutmainnah pemberian dari om ku. Nama itu pun disatukan dengan mendahulukan "A" dibanding "M" karena kata ayah ku, "'A' itu akan selalu didahulukan dalam absen siswa dibanding 'M'". Hmm,, nama yang indah menurut ku.</span></span></div>
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="line-height: 19px;">Beranjak memasuki masa sekolah, ku semakin penasaran dengan arti nama ku. Lalu, suatu saat tak sengaja ku menemukan buku, entah apa judulnya, aku sudah lupa. Di dalamnya terdapat berbagai nama dan istilah dalam bahasa Latin beserta artinya. Di situ ku menemukan "Adrian", pria yang berasal dari Hadria (sebuah kota di utara Itali yang mana namanya berasal dari laut Adriatic). Hm,, ku fikir jika Adrian adalah "pria yg berasal dari lautan", maka ku simpulkan jika Adriani adalah "perempuan yg berasa dari lautan". Mungkin saja.... Kemudian, Mutmainnah. Sungguh sebuah nama yg indah. Sayangnya, penulisan nama itu seharusnya 'Muthmainnah'. Akan tetapi saat pengurusan akte kelahiran, terdapat kesalahan kecil yang berpengaruh besar dalam hidup ku nantinya. Muthmainnah adalah sebuah kata yang mana dalam Al-Qur'an surah Al-Fajr : 27 yang artinya kurang lebih "Hai jiwa yang tenang...". Yah, dalam bahasa Arab Muthmainnah berarti 'tenang, tentram'. Subhanallah,, nama yang indah...</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="line-height: 19px;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="line-height: 19px;">Setelah ku ketahui arti dari kedua kata tersebut, ku mulai menyimpulkan bahwa makna dari nama ku meruju pada 'Lautan yang tenang' atau 'Lautan yang menenteramkan'. Hm,, indahnya.. Namun, apakah memang diriku seperti itu?? Ataukah, itulah harapan titipan mereka yang sudah kuanggap sebagai orang tua ku, bagi diriku?? Sungguh sebuah harapan yang indah dan bijaksana. Aku pun bangga dengan nama ku. Tapi, bukan kah sesuatu yg tenang itu bisa saja berbahaya? Apalagi lautan. Suatu saat hal yang tenang jika diberi tekanan yang tinggi juga akan menunjukkan riaknya yang besar. Ku fikir, memang seperti itu diriku. Kemudian, aku pernah bertemu dengan seseorang yang mengatakan bahwa diri ku adalah orang yang sabar. Benarkah? Ini tentu saja tak sepenuhnya ku setujui sebab meski ku akui diri ku bisa dibilang sabar, terkadang aku merasa segala sesuatu dan dalam menyelesaikan harus terjadi secepat mungkin. Hmm, entahlah. Namun, ku harap sifat sabar itu akan ada pada diriku, sepenuhnya.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="line-height: 19px;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="line-height: 19px;">Pernah aku juga mencoba sebuah kuis di FB. Hasilnya menunjukkan kalau diriku dianugerahi sifat air. Terlihat tenang tapi akan membawa sampai ke tempat yang tidak pernah terduga dan suatu saat akan menimbulkan bahaya yang sangat besar. Yah, entah kah karena nama ku ataukah karena memang sifat alami ku, sejak kecil ku sangat suka dengan lautan dan yang berbau air. Kakek ku adalah seorang mantan tentara yang kemudian menjadi seorang nelayan bagi keluarganya. Beliau sering mengajakku ke pantai yang letaknya tak jauh dari rumahnya. Kemudian, seiring perkembangan jiwa dan tubuh ku, entah mengapa aku selalu merasa damai jika berada di pinggir pantai sambil menghirup udara dan mendengar desiran ombaknya. Apakah memang aku ditakdirkan untuk tidak berada jauh dari lautan? Saat ini pun ku mengambil konsentrasi ilmu tentang kelautan dan lingkungan. Aku sangat menyenangi ilmu tentang itu. Tapi, apakah ini juga berkaitan dengan nama ku? Wallahu'alam bishawab.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="line-height: 19px;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="line-height: 19px;">Nama, sungguh sebuah rahasia yg terkadang kita bisa nalarkan melalui fikiran kita, tapi terkadang pula tak kan cukup meski kita nalarkan dan artikan dalam berbagai cara. Yang ku tahu, nama itu adalah harapan. Nama adalah identitas diri. Nama adalah kebanggan diri ini. Dan nama terkadang membuka jendela jiwa dari pemiliknya. Semua rahasia tentang nama mungkin hanya Allah-lah yg memiliki pengetahuan lebih dalam menafsirkannya. Wallahu'alam bishawab.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="line-height: 19px;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="line-height: 19px;">Again, ku hanya ingin mengatakan. Ku sayang dengan namaku. Ku bangga padanya. Maka, ku rasa sangat disayangkan seseorang yg sangat tidak menghargai pemberian orang tua ataupun yg dia anggap sebagai orang tua. Nama adalah harapan dan cita-cita mereka pada kita. Hargailah dan janganlah berusaha untuk merusaknya. Bagaimana dengan kalian? Apakah pernah terfikir olehmu tentang namamu?</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="line-height: 19px;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="line-height: 19px;">Hal terindah yang pertama kali ku dapatkan ketika ku lahir adalah pemberian nama oleh para orang tua ku. Terima kasih ibu, ayah, om, tante, kakek dan nenek yg telah berjasa dalam nama dan hidup ku. Ku sayang kalian. Terima kasih. ~n_n~</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="line-height: 19px;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="line-height: 19px;"><b>Alhamdulillah,, alhamdulillahi rabbil'alamin...</b></span></span></div>
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="line-height: 19px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="line-height: 19px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="line-height: 19px;"># Diposting di Akun Facebook-ku pada Tanggal 03 September 2009 & 11 Nopember 2009 di http://adrianimutmainnah.blog.com/2009/11/11/nama-ku/ </span></span></div>
</div>
</div>
AdriMuthttp://www.blogger.com/profile/16108607021278693693noreply@blogger.com0